Rabu, 03 Agustus 2022 15:15 WIB

Mengenal Hipoglikemia pada Diabetes Mellitus

Responsive image
4782
dr. Clarisa Monica, dr. Dian Anindita Lubis, SpPD, - RSUP H. Adam Malik Medan

Kapan seseorang dinyatakan mengalami hipoglikemia?

American Diabetes Association (ADA) mendefinisikan hipoglikemia sebagai glukosa darah plasma 70 mg/dL dan keadaan hipoglikemia dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat gejala, bukan berdasarkan tingkat gula darah.

Apa faktor risiko seseorang mengalami hipoglikemia?

Insulin dan obat penurun gula darah lainnya, terutama jenis insulin secretagogues seperti glyburide dan glipizide, memiliki kontribusi yang besar terhadap kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes mellitus. Waktu makan dan asupan yang tidak teratur, melewatkan sesi makan, dosis obat penurun gula darah berlebih, atau olahraga berat dapat menyebabkan penurunan gula darah berlebih. Dalam sebuah penelitian dimana pasien yang menggunakan insulin sebagai obat penurun gula darah utamanya, terdapat dua faktor pencetus teratas yaitu mengabaikan sesi makan dan menggunakan insulin yang salah (kerja cepat atau kerja lama). Pasien dengan usia lanjut (80 tahun) memiliki tingkat tertinggi kunjungan UGD dan dirawat di rumah sakit karena hipoglikemia akibat penggunaan insulin yang salah.

Seseorang dengan kondisi penyakit penyerta lainnya seperti gangguan fungsi ginjal atau gagal jantung kongestif berada memiliki risiko tertinggi. Fungsi ginjal yang buruk dapat menghambat pembersihan insulin dan obat penurun glukosa lainnya dari tubuh, yang berpotensi menyebabkan obat ini berada lebih lama di dalam darah dan memperlama efek penurun gula darah. Seseorang dengan terapi penyekat beta untuk gagal jantung mungkin tidak mengalami gejala awal hipoglikemia yang sebenarnya sangat berbahaya karena akan lama terdeteksi, akibatnya akan lama ditatalaksana, risiko kematian dan kecacatan juga akan meningkat. Risiko hipoglikemia meningkat seiring penurunan produksi insulin endogen dan pasien harus bergantung pada suntikan insulin dari luar yang membuat pasien dengan diabetes tipe 1 lebih mungkin mengalami hipoglikemia daripada pasien dengan diabetes tipe 2. Orang dewasa yang lebih tua sangat berisiko, tidak hanya karena perubahan metabolisme obat dalam tubuh mereka, pembersihan obat dari tubuh melalui ginjal, dan polifarmasi (penggunaan 6 obat atau lebih secara bersamaan). Bahkan hipoglikemia ringan hingga sedang dapat menyebabkan jatuh, patah tulang, gangguan ingatan, dan risiko rawat inap. Penting untuk dicatat bahwa glyburide meningkatkan risiko hipoglikemia pada orang tua dan harus dihindari.

Apa gejala yang bisa timbul pada seseorang yang mengalami hipoglikemia?

Gejala yang timbul dapat sangat berbeda antara individu, dapat berubah dengan setiap kejadian, dan dapat ada maupun tidak ada. Baik suasana hati dan memori mungkin dapat terganggu. Orang dengan diabetes sering menggambarkan bahwa perasaannya gemetar, tidak nyaman, ada rasa lapar, atau marah serta berkeringat atau cemas berlebih. Gejala neurologis dapat terjadi ketika kadar gula darah turun di bawah 50 mg/dL dan menyebabkan penurunan daya ingat, kelelahan, lekas marah, gangguan penglihatan, dan bahkan koma dan kejang. Pasien yang memiliki kadar gula darah tinggi yang sudah lama mungkin mengalami gejala pada tingkat yang lebih tinggi dari 70 mg/dL. Kejadian berulang gula darah rendah menurunkan batas ambang seseorang akan merasakan gejala dan secara signifikan dapat menunda pengobatan. Gula darah rendah yang berkepanjangan kemungkinan akan mengakibatkan kejadian lebih lanjut dalam waktu 24 jam dan dapat mengakibatkan kerusakan struktural pada otak.

Ketidaksadaran akan hipoglikemik atau dalam dunia medis disebut hypoglycemia unawareness merupakan kondisi berbahaya di mana pasien tidak mengalami gejala gula darah rendah. Hal ini paling sering terjadi pada seseorang dengan diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 yang sudah berlangsung lama. Kegagalan sistem saraf otonom terkait dengan hipoglikemia menghasilkan ambang batas gejala yang sudah berubah atau hilangnya respons yang cukup dari hormon seperti glukagon, kortisol, dan epinefrin yang membantu mengatur gula darah. Gejala seperti berkeringat, lapar, dan gemetar mungkin tidak terjadi sampai setelah gangguan kesadaran mulai terlihat. Pasien-pasien ini sering mengalami perubahan kadar gula darah dan harus didorong untuk memantau gula darah mereka secara lebih teratur. Keluarga dan teman-teman juga harus disadarkan untuk mengamati perubahan perilaku yang sekecil apapun.

Apa yang bisa dilakukan jika mengalami hipoglikemia?

Aturan 15-15 dapat diterapkan dalam pengobatan hipoglikemia. Teknik ini adalah pengobatan darurat dan pengobatan awal yang mencakup pemberian asupan 15 g karbohidrat diikuti dengan tes ulang gula darah dalam waktu 15 menit. Dalam waktu 15 menit, 15 g karbohidrat akan meningkatkan gula darah plasma sekitar 75 mg/dL. Contoh makanan yang mengandung 15 g karbohidrat adalah 4-5 butir permen keras, minuman kaleng bersoda, susu tanpa lemak, 1 sendok makan madu, segelas jus murni atau tablet gula. Glukosa murni adalah metode pengobatan yang disukai karena makanan dengan tambahan lemak dapat menunda penyerapan glukosa. Gula darah yang dicurigai di bawah 70 md/dL harus diobati dan diulang bila perlu. Pemberian tatalaksana tidak boleh ditunda saat mencari pengukur gula darah. Setelah gula darah kembali normal, makanan atau camilan mungkin diperlukan untuk menghindari kekambuhan.

Dalam kondisi hipoglikemia berat di mana seseorang dengan diabetes tidak dapat menelan atau membantu diri mereka sendiri, pemberian glukagon secara injeksi diperlukan Glukagon akan merangsang pelepasan glukosa oleh hati sehingga meningkatkan gula darah. Namun, mual dan muntah merupakan efek samping yang umum terjadi. Anggota keluarga harus diinstruksikan tentang cara menggunakan alat glukagon karena tidak hanya membutuhkan injeksi tetapi juga perlu dicampur menjadi larutan karena sediaan awal glucagon adalah bubuk. Sangat penting untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa pada alat glukagon karena memiliki umur simpan yang relatif singkat. Larutan 50% dekstrosa dapat diberikan ketika akses intravena tersedia dan terdapat penolong yang mampu di sekitarnya. Meskipun kedua perawatan ini efektif, biayanya cukup mahal dan disertai dengan efek samping. Ketakutan akan hipoglikemia dapat meningkat dan menyebabkan pemberian obat diabetes yang kurang atau pengobatan yang berlebihan terhadap kadar gula darah yang rendah. Karena gejalanya sangat tidak nyaman, mudah untuk dipahami mengapa seseorang mungkin melanjutkan pengobatan dengan konsumsi karbohidrat sampai gejalanya mereda yang bisa memakan waktu 15 menit atau lebih. Tindakan ini dan pengobatan yang berlebihan menyebabkan hiperglikemia.

Hipoglikemia telah diidentifikasi sebagai faktor penyebab kecelakaan kendaraan bermotor. Memiliki kadar gula darah yang rendah meningkatkan risiko kekambuhan pada 24 jam berikutnya. Seseorang yang berisiko tinggi harus diberikan konseling untuk memeriksa gula darah mereka sebelum mengemudi dan pada jarak 1 jam dalam perjalanan jauh. Karbohidrat untuk pengobatan hipoglikemia harus tersedia setiap saat untuk pengobatan segera.

Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi hipoglikemia?

1.      Pantau gula darah Anda. Tergantung pada rencana perawatan Anda, Anda dapat memeriksa dan mencatat kadar gula darah Anda beberapa kali seminggu atau beberapa kali sehari. Pemantauan yang cermat adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa kadar gula darah Anda tetap dalam kisaran target Anda.

2.      Jangan melewatkan atau menunda makan atau camilan. Jika Anda menggunakan insulin atau obat diabetes oral, konsistenlah tentang jumlah yang Anda makan dan waktu makan dan camilan Anda.

3.      Ukur obat dengan hati-hati, dan selalu minum tepat waktu. Minum obat Anda seperti yang direkomendasikan oleh dokter Anda.

4.      Sesuaikan obat Anda atau makan makanan ringan tambahan jika Anda meningkatkan aktivitas fisik Anda lebih dari biasanya. Penyesuaian tergantung pada hasil tes gula darah, jenis dan lama aktivitas, dan obat apa yang Anda minum.

5.      Catat reaksi glukosa rendah Anda. Ini dapat membantu Anda dan dokter Anda melihat pola yang berkontribusi terhadap hipoglikemia dan menemukan cara untuk mencegahnya.

6.      Bawalah beberapa bentuk pengenalan bahwa Anda penderita diabetes sehingga dalam keadaan darurat orang lain akan tahu bahwa Anda menderita diabetes. Gunakan kalung atau gelang identitas medis atau kartu di dalam dompet.

 

Daftar Pustaka

American Diabetes Association. (2017a). Standards of medical care in diabetes—2017. Diabetes Care, 40(Suppl. 1), S1-S109

Diabetic hypoglycemia - Symptoms and causes [Internet]. (2021). Mayo Clinic. [cited 8 November 2021]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-hypoglycemia/symptoms-causes/syc-20371525

Geller, A. I., Shehab, N., Lovegrove, M. C., Kegler, S. R., Weidenbach, K. N., Ryan, G. J., & Budnitz, D. S. (2014). National estimates of insulin-related hypoglycemia and errors leading to emergency department visits and hospitalizations. JAMA Internal Medicine, 174(5), 678-686. doi:10.1001/jamainternmed.2014.136

Munshi, M. (2014). Diabetes in the elderly. In G. Umpierrez (Ed.), Therapy for Diabetes Mellitus and Related Disorders (6th ed., pp. 544-558). Alexandria, VA: American Diabetes Association.

Unger, J. (2013). Educating patients about hypoglycemia prevention and self-management. Clinical Diabetes, 31(4), 179-188.