Rabu, 03 Agustus 2022 14:57 WIB

Udara Panas Bisa Bikin Stress saat Kerja

Responsive image
1519
Citra Desyta Kurniawati, Amd.Kes - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Memasuki musim kemarau, banyak di antara kita yang sudah merasakan kenaikan suhu yang terjadi akhir-akhir ini. Indonesia sebagai negara khatulistiwa tentunya mendapat sinar matahari sepanjang tahun, dimana saat musim kemarau kenaikan suhu yang terjadi biasanya menimbulkan beberapa masalah baru.

Salah satu masalah yang dialami terutama para pekerja di musim kemarau adalah merasa gerah ketika siang hari. Hal ini bisa mengakibatkan stress kerja yang memperngaruhi produktivitas kerja. Studi menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja pekerja berketerampilan rendah menurun saat suhu udara melampaui ambang batas 26,2 derajat Celcius.

Pada saat ini, stres kerja menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan pekerja dan pada akhirnya mengancam kesehatan suatu organisasi atau perusahaan. Stres kerja ditandai dengan adanya keluhan. Adapun keluhan yang dialami dibedakan menjadi tiga yaitu: fisiologis, psikologis, dan perilaku. Keluhan fisiologis seperti sakit kepala/ pusing, sakit punggung, gangguan seksual, asma/ sesak nafas, gugup, nafsu makan menghilang, badan terasa lemah, letih/ lesu. Keluhan psikologis seperti mudah marah, mudah tersinggung, perasaan tertekan, merasa cemas/gelisah, mudah putus asa. Sementara keluhan perilaku seperti kurang konsenterasi, cepat merasa lupa, menundanunda pekerjaan, serta dapat melampiaskan dengan kebiasaan merokok, serta konsumsi alcohol secara berlebih.

Salah satu faktor penyebab stres kerja adalah lingkungan kerja fisik yang tidak nyaman yaitu berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu sesak, kurang cahaya. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu dingin. Selain itu, kebisingan juga memberi andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan PT. Bromo Steel Indonesia menunjukkan terdapat pengaruh suhu terhadap stres kerja. Pada suhu yang panas pekerja melakukan aktivitas pekerjaannya dan energi panas yang dihasilkan dari mesin yang digunakan selama bekerja membuat pekerja tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.

Menurut Yhuwono (2018) terdapat hubungan yang signifikan antara suhu ruangan dengan kelelahan kerja pada karyawan. Hal ini terjadi saat suhu lingkungan meningkat, hypothalamus akan merangsang pembesaran pori-pori kulit, mempercepatan peredaran darah, pengeluaran keringat, dan menimbulkan reaksi tubuh lain yang bertujuan mengurangi panas tubuh yang berlebihan. Seperti rasa lelah yang sangat kuat akibat panas disertai dengan rasa mual, mau muntah, sakit kepala dan gelisah serta meningkatnya beban psikis (stres) sehingga dapat menurunkan attention (perhatian) dan menurunnya persepsi kontrol terhadap lingkungan.

Menjaga lingkungan kerja tetap nyaman adalah suatu upaya meningkatkan produktivitas kerja agar prestasi kerja meningkat. Di tengah kondisi suhu yang meningkat bisa menambah ventilasi atau memakai kipas angin kecil tambahan jika anda bekerja di dalam ruangan dan masih merasa gerah.


Sumber Foto: freepik

Referensi:

Yhuwono Y, P SI. Gambaran Kualitas Fisik Lingkungan pada Ruang Dosen Gedung B PSDKU Universitas Airlangga. J Kesehat Poltekkes Ternate. 2018;11(1):27.

Cecep Dani Sucipto. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2014. 249 p.