Rabu, 03 Agustus 2022 13:43 WIB

Imunoterapi

Responsive image
4201
DR.Dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCT - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Imunoterapi adalah suatu terapi yang memerlukan proses panjang berupa pemberian berulang ekstrak allergen yang disuntikkan pada pasien dengan penyakit alergi, terutama asma dan rhinitis yang jelas faktor allergen pencetusnya, dengan tujuan untuk mengurangi gejala penyakitnya. Imunoterapi juga disebut desentisisasi atau allergy injection therapy. Terapi ini direkomendasikan pada penyakit alergi saluran pernapasan, bersama dengan penghindaran allergen dan penggunaan obat-obatan.

Prinsip pertama dari imunoterapi adalah bahwa efektifitas klinis tergantung dosis. Dosis minimal tertentu dari ekstrak allergen harus diberikan untuk mendapatkan suatu kontrol gejala yang efektif. Ekstrak allergen ini dibuat dengan proses yang khusus dengan mencampurkan sumber material allergen (pollen, mold spores, dust mites, or animal pelts) pada cairan buffer untuk mengekstrasi komponen yang larut dalam air.

Efek terapi meningkat bersamaan dengan lamanya pengobatan. Perbaikan yang nyata biasanya baru tampak setelah terapi diberikan 6 bulan atau lebih. Kemungkinan karena perlu waktu yang cukup panjang untuk menaikkan dosisi allergen yang terkecil yang di toleransi sampai konsentrasi 10.000 kali untuk mencapai kadar yang memberi efek klinis dan imunologis. Efek klinis terus meningkat sampai beberapa tahun setelah suntikan dihentikan. Lamanya penyuntikan ini perlu dibicarakan dengan pasien atau keluarganya sebelum memulai terapi. Sebagian besar gejala pasien berkurang dan imunoterapi hanya mengurangi bertnya gejala tetapi tidak menghilangkannya. Sejumlah 25% pasien tidak menunjukkan perbaikan yang berarti, hal ini perlu dibicarakan terlebih dahulu sebelum memulai terapi.

Imunoterapi merupakan pengobatan yang sangat efektif pada pasien dengan alergi gigitan serangga dan rhinitis alergi. Juga cukup efektif untuk sebagian pasien asma. Walaupun jarang tetapi dapat terjadi reaksi anafilaksis yang sistemik, oleh karena itu tempat yang digunakan untuk melakukan imunoterapi harus siap untuk menghadapi kemungkinan tersebut dan pasien harus menunggu paling sedikit 30 menit setelah suntikan imunoterapi.

 

Referensi:

Suyoko EMD. Imunoterapi. Editor: Akib AAP, Munazir Z, Kurniati N. Buku Ajar Alergi imunologi Anak Edisi kedua. IDAI; Jakarta 2010;436-42.

Sumber gambar: SehatQ