Rabu, 03 Agustus 2022 12:43 WIB

Mengenal Mesin Bispectral Index, Mengukur Kedalaman Stadium Anestesi

Responsive image
3245
dr. Putu Agus Surya Panji, Sp.An, KIC - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Bangkitnya kesadaran kesadaran saat operasi merupakan salah satu hal yang ditakutkan baik oleh anestesiologis, operator dan pasien. Hal ini merupakan salah satu komplikasi dari pemantauan anestesi yang kurang dalam yang berpotensi menjadi masalah hukum. Secara tradisional, penilaian kedalaman anestesi dapat dilihat dari tanda-tanda vital pasien. Pasien yang tidak adekuat anestesinya dapat menjadi takikardi, hipertensi, berkeringat, dilatasi pupil dan juga lakrimasi.

Dewasa ini kita dapat memantau kedalaman tingkat anestesi menggunakan monitor Bispectral Index (BIS). BIS merupakan alat yang diperkenalkan pada tahun 1992 yang digunakan untuk mengukur kedalaman anestesi. BIS menganalisis pemrosesan sinyal EEG dalam otak, dan diolah menjadi angka 0 hingga 100. Nilai BIS 100 menunjukan keadaan pasien tersebut sadar, sedangkan nilai BIS 0 menunjukan isoelektrik dari EEG. Dengan pengunaan monitor BIS kita bisa memperkirakan tingkat stadium anestesi pasien.

Stadium I disebut dengan stadium analgesia, pasien dapat mengikuti perintah namun sudah terdapat analgesia. Stadium ini akan berakhir dengan hilangnya reflek bulu mata. Stadium II disebut stadium eksitasi atau delirium, ditandai dengan pernafasan yang irreguler, pupil melebar, diakhiri dengan hilangnya reflek menelan dan kelopak mata. Stadium III disebut dengan stadium pembedahan, yang dibagi menjadi 4 plana. Pada stadium ini merupakan waktu yang sesuai bagi operator untuk memulai operasi. Sedangkan stadium IV disebut stadium paralisis, dimulai dengan melemahnya pernafasan perut, tekanan darah yang tidak dapat diukur, denyut jantung berhenti dan akhirnya dapat terjadi kematian.

Dalam penggunaan BIS sebagai monitor kedalaman, seorang anestesiologist akan memberikan zat anestesi hingga mencapai skor antara 40 hingga 60. Skor diatas tersebut dinilai sesuai dengan stadium III, yakni stadium pembedahan. Nilai BIS dibawah 40 menandakan penggunaan zat anestesi yang berlebihan sehingga pasien terhipnotik dalam, dan nilai 0 menandakan isoelektrik pada EEG. Nilai 60 – 80 merupakan stadium sedasi ringan, sedangkan 100 menandakan pasien telah bangun.

Dengan pemantauan BIS kita dapat mengurangi penggunaan jumlah zat anestesi yang berlebihan, mempercepat pemulihan pasien di ruang PACU, meningkatnya kepuasan pasien dan menurunkan insiden pulihnya kesadaran saat operasi. Namun pemantauan hanya dengan BIS saja tidak disarankan, penilaian secara klinis tetap harus dilakukan dalam menginterpretasikan data pemantauan BIS. Data hemodinamik pasien serta klinis pasien tetap menjadi yang utama dikombinasikan dengan informasi dari BIS.

Tidak adekuatnya anestesi karena kelebihan dosis dapat menyebabkan waktu pemulihan yang lebih panjang, sedangkan jika kekurangan dosis dapat menyebabkan bangkitnya kesadaran pasien. Disini letak pentingnya penggunaan monitor BIS agar seorang anestesiologis dapat memberikan obat dengan dosis yang sesuai, mempercepat pemulihan serta mengurangi waktu pemantauan pasien di ruang pemulihan.

 

 

 

 

 

Referensi :

 

Myles PS, Leslie K, McNeil J, Forbes A and Chan MT. 2004. Bispectral index monitoring to prevent awareness during anaesthesia: the B-Aware randomised controlled trial. Lancet 363: 1757-63

Scott D. Kelley, M.D. 2010. Monitoring Consciousness Using The Bispectral Index™ (Bis™) During Anesthesia Medical. Director Covidien