Rabu, 03 Agustus 2022 12:36 WIB

Mengenal Lebih Dekat Epidural Anestesia

Responsive image
22258
Dr. Cynthia Dewi Sinardja, Sp.An, MARS, FIC/dr. Ka - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Anestesi epidural adalah salah satu teknik anestesi regional yang dilaksanakan dengan memasukkan agen anestesi lokal ke dalam ruang epidural. Injeksi agen anestesi lokal dapat dilakukan sekali suntik atau berkelanjutan menggunakan kateter langsung menuju ruang epidural. Anestesi epidural dapat dilakukan pada level lumbal, torakal, dan servikal. Teknik epidural digunakan secara luas pada anestesi, analgesi persalinan, pengelolaan nyeri paska operasi dan pengelolaan nyeri kronis.

Teknik ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan penggunaan opioid sistemik karena dapat mengurangi mortalitas, menurunkan insiden komplikasi dan infeksi pulmonal, menurunkan komplikasi intestinal, dan menurunkan komplikasi kardiak pascaoperasi. Penelitian menunjukkan anestesi epidural dapat mengurangi motalitas dan morbiditas hingga 30% dibandingkan dengan penggunaan opioid pada teknik anestesi umum.

Dalam penggunaan obat anestesi epidural dipilih berdasarkan keinginan efek klinis, baik yang digunakan sebagai anestesi primer maupun untuk tambahan pada anestesi umum atau analgesi umumnya digunakan agen anestesi lokal untuk pembedahan yang bekerja pendek sampai sedang termasuk lidokain, kloroprokain, dan mepivakain. Sedangkan yang termasuk agen anestesi lokal dengan kerja lama adalah bupivakain, levobupivakain, dan ropivakain.

Berikut ini tahapan dalam prosedur anestesi epidural:

1.    Epidural diberikan oleh dokter spesialis yang disebut ahli anestesi.

2.    Cairan dialiri ke tubuh dengan cara diinfus di bagian lengan.

3.    Pasien dapat diposisikan dalam posisi duduk atau lateral dekubitus. Lengkungan punggung disarankan untuk pemaparan yang lebih baik dari intervertebral interspaces.

4.    Sterilisasi area yang akan disuntikan jarum dengan alkohol dan povidone iodine.

5.    Jarum suntik akan digunakan untuk memasukkan tabung plastik halus yang disebut kateter epidural ke tulang belakang di dekat saraf pembawa impuls rasa sakit ke otak.

6.    Jarum suntik tersebut kemudian dilepas, menyisakan kateter di tulang belakang.

7.    Pasein mungkin merasakan sedikit rasa tidak nyaman ketika jarum epidural diposisikan dan kateter dimasukkan.

8.    Epidural dapat dimasukkan pada berbagai ruas tulang belakang , tergantung pada area tubuh yang membutuhkan penghilang rasa sakit.

9.    Obat pereda nyeri kemudian diberikan melalui kateter. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit untuk menghasilkan efek penuh.

10.  Dada, perut, dan kaki pasien mungkin terasa mati rasa saat obat-obatan epidural digunakan, dan kaki mungkin tidak terasa sekuat biasanya.

11.  Sementara itu, kateter tetap berada di punggung. Kateter juga dapat digunakan untuk mengalirkan obat pereda nyeri secara manual atau menggunakan pompa otomatis. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa jam (saat melahirkan) atau selama beberapa hari (sesudah operasi besar)

Komplikasi yang dapat terjadi pada anestesi epidural adalah hipotensi, mual dan muntah, bronkokonstriksi, sakit kepala pasca tusukan setelah perforasi dural, sindrom neurologis sementara (nyeri punggung simetris, menjalar ke bokong dan kaki, gangguan sensorik atau motorik), cedera saraf dengan kemungkinan neuropati - paresis sangat jarang terjadi, hematom epidural, abses epidural, meningitis, injeksi intratekal yang tidak disengaja dengan anestesi spinal total, osteomielitis.

Teknik epidural adalah salah satu yang paling awal di bidang anestesi. Bila dilakukan dengan benar, ini adalah teknik aman yang memberikan banyak manfaat. Ini dapat digunakan sebagai anestesi tunggal untuk prosedur bedah, mengurangi kebutuhan anestesi umum dan manajemen jalan napas. Teknik Ini juga mengurangi paparan anestesi volatil dan berpotensi menurunkan kebutuhan opioid selama atau setelah prosedur, menurunkan kejadian efek samping yang terkait dengan obat ini.

Semakin banyak bukti menunjukkan penggunaan teknik anestesi/analgesia epidural memiliki efek positif seperti pengembalian fungsi usus yang lebih cepat, penurunan respons stres hormonal terhadap rasa sakit, dan penurunan komplikasi paru pasca operasi yang memperpendek lama rawat inap dan pasien di rumah sakit.

 

 

 

 

Referensi  :

 

Dendy Dwi Ramadhani , Taufiq Agus Siswagama,2021, Anestesi Epidural Thorakal pada Operasi Thorakotomi Dekortisasi pada Kasus Tuberkulosis Pyopneumothorax. Journal of Anaesthesia and Pain, 2021, Volume: 2, No.1: 56-62

Adrian N. Avila-Hernandez, Paramvir Singh, 2021, Epidural Anesthesia,Dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542219/