Rabu, 03 Agustus 2022 12:11 WIB

Waspada Gejala Bell’s Palsy

Responsive image
2824
Rini Ismiyati, S.Kep., Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

     Fenomena kejadian lumpuh mendadak pada wajah sering membingungkan masyarakat. Hal pertama yang dapat terpikir yaitu stroke. Kebingungan selanjutnya adalah terjadinya kelumpuhan pada wajah, namun kesadaran pasien, tangan, kaki dan anggota tubuh lain tidak mengalami keluhan. Jika terjadi hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dia mengalami Bell’s palsy. Bell’s palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba, namun biasanya tidak bersifat permanen. 

       Beberapa tanda dan gejala Bell’s Palsy yang bisa diamati diantaranya kejadian kelemahan atau kelumpuhan pada wajah yang terjadi cepat, otot wajah yang melorot dan kesulitan membuat ekspresi wajah, meneteskan air liur secara tidak sadar, nyeri di area rahang atau belakang telinga pada sisi yang sakit, nyeri kepala, kehilangan rasa serta perubahan jumlah air mata dan air ludah.

      Bell’s Palsy terjadi lebih sering pada wanita hamil khususnya trimester ketiga, seseorang dengan infeksi saluran nafas atas seperti flu, atau seseorang dengan diabetes. Meski demikian, belum ada penyebab pasti dari Bell’s Palsy ini.

     Lantas, apa yang bisa kita lakukan jika mengalami Bell’s Palsy? Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah tidak panik dan dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan ke dokter saraf untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Seseorang yang mengalami Bell’s Palsy juga dapat mencoba beberapa latihan diantaranya latihan wajah, latihan hidung dan pipi, latihan area mulut dan latihan mata.

   Meskipun secara umum Bell’s Palsy bersifat tidak permanen, namun ada beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan, seperti kerusakan permanen pada saraf wajah, pertumbuhan yang abnormal dari serabut saraf serta dapat menimbulkan kebutaan parsial atau total. Kebutaan tidak terjadi secara langsung, namun dipengaruhi oleh hilangnya kemampuan kelopak mata untuk menutup. Hal ini membuat mata tidak terlindungi baik dari debu, kotoran dan kuman, sehingga lebih jauh dapat menimbulkan kebutaan. Melihat komplikasi yang cukup serius dari Bell’s Palsy ini, sudah semestinya kita menyadari dan memberikan perhatian agar komplikasi dapat dicegah dan penderita dapat pulih seperti sedia kala.

 Referensi :

Paparan dr. Ahmad Asmedi, M. Kes., Sp.S(K)