Rabu, 03 Agustus 2022 12:02 WIB

Sialolitiasis pada Anak

Responsive image
2316
dr. Ida Ayu alit Widiantari, Sp THTKL - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Sialolithiasis adalah penyakit kelenjar saliva yang paling umum. Penyakit kelenjar saliva biasa terjadi pada pertengahan usia, dengan kejadian 12 dalam 1000 populasi orang dewasa. Sialolithiasis umumnya terjadi pada kelenjar submandibula. Sialolith  jarang terjadi pada pasien anak. Prevalensi sialolitiasis pada anak-anak rendah karena kondisi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkembang, dan papila sublingual dan potongan melintang kelenjar saliva sangat kecil, membuat invasi oleh zat asing sulit. Selain itu, konsentrasi kalsium dan fosfor dalam saliva meningkat seiring bertambahnya usia, memfasilitasi pembentukan sialolith pada orang dewasa. Pada anak-anak, aliran saliva cepat; dengan demikian, kebanyakan sialolith terletak di distal. Dengan ukuran sialolith yang lebih kecil ini, obstruksi berumur pendek dan dengan cepat mengakibatkan pasien mengunjungi rumah sakit (Kessler, A.T., Bhatt, A.A.(2018)).

Manifestasi klinis sialolith submandibula akan muncul lebih jelas pada waktu makan saat produksi saliva maksimum, menyebabkan pembengkakkan mendadak yang biasanya sangat menyakitkan yang disebut dengan sialadenitis.. Pembengkakkan berkurang secara bertahap, tetapi akan berulang setiap kali ketika aliran saliva distimulasi. Proses ini dapat berlanjut sampai obstruksi lengkap, infeksi, atau kombinasi keduanya. Infeksi kelenjar bermanifestasi dengan pembengkakkan di dasar mulut, eritema, dan limfadenopati servikalis terkait. Periode dan durasi pembengkakkan sangat membantu dalam diagnosis. Pemeriksaan klinis dan palpasi kelenjar dapat membantu menentukan benjolan di kelenjar, fiksasi, ulserasi, atau keterlibatan saraf lokal dan pemeriksaan intra oral dapat menilai penurunan atau peningkatan aliran saliva. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan pembengkakan asimetris dari kelenjar saliva yang terkena. Apabila cukup besar, batu ini dapat terlihat secara visual pada pemeriksaan rongga mulut. Pada pemeriksaan visual, batu saliva biasanya menunjukkan bentuk oval atau bulat dan warna putih atau kuning. Apabila tidak terlihat secara visual, batu biasanya teraba di sepanjang jalur anatomi duktus atau kelenjar saliva yang terkena. Sialografi secara historis dianggap sebagai standar emas untuk diagnosis sialolitiasis karena memungkinkan visualisasi yang sangat baik dari saluran saliva dan patologi duktus yang mendasarinya. Diagnosis klinis sialolitiasis dapat menjadi tantangan karena pasien mungkin tidak menunjukkan gejala kecuali apabila batu tersebut menyebabkan obstruksi duktus saliva, yang disebut sialadenitis (Beneng, K., Sproat, C., Kwok, J.(2019)).

Penatalaksanaan dari sialolitiasis ini menitikberatkan pada pengangkatan batu dan mempertahankan fungsi kelenjar ludah yang sesuai dengan lokasi dan ukuran batu. Terdapat berbagai macam tehnik dalam pengangkatan batu kelenjar ludah, pada kasus ini dilakukan pengangkatan batu melalui pendekatan ekstraoral dengan general anestesi dan memberikan hasil yang baik (Robert, L., Witt, M.D.(2020)).

 

 

 

 

Referensi:

Kessler, A.T., Bhatt, A.A.(2018). Review of the major and minor salivary glands, part 1: anatomy, infectious, and inflammatory processes. J Clin Imaging Sci. 8, 47.

Beneng, K., Sproat, C., Kwok, J.(2019). Intraoral Surgical Removal of Submandibular Sialoliths as a Day Case Procedure: A Case Series of 72 Patients. J Oral Maxill of Surg. 77(9):E80-1.

 Robert, L., Witt, M.D.(2020).  Surgery of the Salivary Glands.1st ed. Elsevier. 132-36.