Rabu, 03 Agustus 2022 11:06 WIB

Respon Neuroendokrin Terhadap Pembedahan (Series-3)

Responsive image
403
Dr.dr.Wira Gotera,SpPD,KEMD/IB Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Modifikasi Respon Endokrin Dan Metabolisme Akibat Pembedahan

Terdapat 3 metode utama untuk memodifikasi respon stres akibat pembedahan.

1.    Memblokade neuron aferan dengan analgetik epidural atau spinal umtuk menghambat transmisi impuls dari tempat trauma.

2.     Pemberian analgetik opiat  dosis tinggi intravena untuk memblok fungsi hipotalamus pituitari.

3.    Pengaturan status hormonal pasien  dengan menggunakan obat yang menghambat sekresi atau kerja hormon katabolik atau infus hormon anabolik seperti insulin.

Opiat diketahui dapat mensupresi sekresi hormon hipothalamus dan pituitari. Dengan dosis tinggi (fentanyl>50 mg/kgbb) respon hormonal akibat pembedahan di daerah pelvis dan abdomen dapat ditiadakan.  Namun, dengan dosis tersebut akan memperpanjang masa pemulihan dan meningkatkan kebutuhan penggunaan ventilator pasca operasi.

Obat anastesia seperti etomidate mensupresi produks kortikosteroid di kortek adrenal dengan menghambat ensim 11-b-hydroxylase dan the cholesterol side chain cleavage enzyme secara reversibel. Dengan dosis induksi (0,3 mg/kgbb) akan memblokade sintesis aldosteron dan kortisol sampai 8 jam. Bensodiazepin (midazolam 0,2-0,4 mg/kgbb dan 0,9-0,125 mg/kgbb per infus) juga memiliki efek menghambat produksi steroid pada tingkat hypothalamus pituitary tetapi bukti yang signifikan terhadap hal ini belum ada. Clonidin, anti hipertensi yang bekerja di sentral dapat menurunkan respon simpatoadrenal dan kardiovaskuler akibat pembedahan.

Pengaruh anastesia regional pada respon stres telah banyak diteliti. Anastesia epidural/spinal dapat menurunkan perubahan glukosa, ACTH, kortisol, GH dan epineprin walaupun respon sitokin tidak terpengaruhi. Respon hormonal dapat ditiadakan bila dilakukan blokade saraf aferan somatik dan otonom. Selain itu penggunaan anastesia regional dapat menurunkan komplikasi tromboemboli, perbaikan fungsi paru dan penurunan kejadian ileus paralitik.

Teknik pembedahan yang lebih baru memiliki manfaat dalam menurunkan respon inflamasi. Pelepasan sitokin berkurang  pada pembedahan non invasif  seperti pada teknik laparaskopi sehingga penyembuhan lebih cepat dan perawatan lebih singkat. Pemberian growth hormon dan anabolik steroid dikatakan memiliki peranan dalam memperbaiki outcome. Pemberian infus insulin dengan dan tanpa glukosa dapat menurunkan  pemecahan protein yang berlebihan. Selain itu insulin dapat mengurangi waktu penyembuhan luka dengan merangsang pembentukan matrik luka (laminin/collagen type I).  Pemberian insulin dapat menurunkan angka kematian di ruang intensive sebesar 43% dan angka kematian di rumah sakit sebesar 34% .

Respon stres pada pembedahan menimbulkan perubahan hormonal yang diaktivasi oleh neuron melalui axis hipotalamus pituitari adrenal. Semua efek metabolik yang ditimbulkan untuk menjaga ketersedian energi untuk metabolisme tubuh. Secara umum,  besar dan lamanya respon sesuai dengan derajat pembedahan dan terjadinya komplikasi seperti sepsis. Perubahan lain yang terjadi seperti peningkatan produksi sitokin sebagai respon jaringan terhadap pembedahan. Respon tersebut dapat dimodifikasi pada pra, peri dan paska operasi. Anastesia regional/epidural dan teknik pembedahan yang non invasif  dapat menurunkan respon stres akibat pembedahan dan memperbaiki luaran.  Terapi nutrisi  khususnya nutrisi enteral terbukti memiliki manfaat dalam mengurangi prevalensi komplikasi paska operasi, mengurangi angka kematian dan memperpendek waktu rawat.

 

 

Referensi:

Hall GM. The anaesthetic modification of the endocrine and metabolic response to surgery. Annals of the Royal College of Surgeons of England 2015; 67:26-31.

Desborough JP.  The stress respond to trauma and surgery. B J Anaesth 2020; 85:  109-17.

Mirenda JV, Grissom TE. Anesthetic Implications of the Renin-Angiotensin System and Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, Anesth Analg 2011; 72:667-83.

Reis FM, Oliveira AR, Machado LJC, Guerra RM, Reis AL, Combrat CD, Plasma prolactin and Glukose Alterations Induced by Surgical Stress: A Single or Dual Response?. Ep.Physoc 2008; 35:1-10.

Kehlet H. Multomodal approach to control postoperative phatophysiology and rehabilitation.  Brithish Journal of Anasthesia   2017; 78:606-17.

Singh M, Stess Response and Anaesthesia Altering The Peri and Post Operative Management. Indian J Anaesth 2013; 47:426-34.