Rabu, 03 Agustus 2022 10:25 WIB

Myasthenia Gravis

Responsive image
13872
Dr. dr. I Wayan Niryana, M. Kes., SpBS(K)/dr. Denn - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Myasthenia gravis (MG) atau miastenia gravis merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan kelemahan muskular akibat gangguan transmisi neuromuskular.1 Penyakit ini jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup dan prognosis yang buruk.1

Myasthenia gravis adalah melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot. Pada awalnya, penderita myasthenia gravis akan terasa cepat lelah setelah melakukan aktivitas fisik, tetapi keluhan akan membaik setelah beristirahat.2 Gangguan saraf dan otot ini disebabkan oleh autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh (antibodi) malah menyerang tubuh orang itu sendiri.2 Myasthenia gravis dapat dialami oleh siapa saja, namun kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita berusia 20-30 tahun dan pria berusia di atas 50 tahun.3 Epidemiologi myasthenia gravis (MG) atau miastenia gravis di Indonesia tidak tercatat dengan jelas. Namun, secara global, diketahui bahwa penyakit ini diperkirakan memengaruhi 30 per 1 juta orang per tahun.2 Myasthenia gravis merupakan penyakit global yang dapat terjadi pada seluruh kelompok usia. Insidensi MG diperkirakan 30 per 1 juta orang per tahun di London.3 Rasio pria : wanita adalah 1:3 pada usia dibawah 40 tahun, sedangkan pada usia di atas 50 tahun rasio pria : wanita adalah 3:2. Prevalensi MG di Cina adalah 77.7 per 1 juta orang.3

Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya gangguan autoimun pada penderita myasthenia gravis, namun kelainan pada kelenjar timus diduga sebagai faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit autoimun ini.4 Kelenjar timus adalah suatu kelenjar di bagian dada yang berperan sebagai penghasil antibodi. Sebagian penderita myasthenia gravis mengalami pembesaran kelenjar timus akibat tumor atau pembengkakan kelenjar.4

Gejala utama myasthenia gravis adalah melemahnya otot. Gejala ini akan timbul setelah beraktivitas dan hilang setelah istirahat. Seiring waktu, otot yang sering digunakan akan makin melemah dan tidak akan membaik meskipun penderita telah beristirahat.5 Gejala myasthenia gravis diawali dengan gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda, akibat melemahnya otot-otot mata. Salah satu atau kedua kelopak mata juga bisa turun ptosis.5

Dalam mendiagnosis myasthenia gravis, dokter akan menanyakan gejala yang muncul dan riwayat kesehatan penderita. Pemeriksaan saraf juga dilakukan untuk menguji refleks tubuh, memeriksa kekuatan dan massa otot, menguji respons tubuh terhadap sentuhan, serta memeriksa keseimbangan dan koordinasi tubuh.4  Segera konsultasikan ke dokter jika salah satu otot di bagian tubuh terasa mudah lelah, namun segera membaik setelah beristirahat. Gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda awal myasthenia gravis.4 Myasthenia gravis merupakan penyakit yang berkepanjangan (kronis) dan cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. Penderita myasthenia gravis perlu melakukan pemeriksaan dokter secara berkala agar perkembangan penyakit dan kondisinya dapat terpantau dengan baik.5

Penderita myasthenia gravis dianjurkan untuk segera ke IGD bila mengalami sesak napas. Kondisi ini dapat berkembang menjadi henti napas, sehingga penderita perlu mendapatkan alat bantu pernapasan secepatnya.5

 

 

 

 

Referensi :

                                                                    

Mayo Clinic (2019). Diseases and Conditions. Myasthenia Gravis.

American Academy of Opthalmology (2019). What Is Myasthenia Gravis?

Herndon, J. Healthline (2018). Myasthenia Gravis.

Felson, S. WebMD (2019). How Is Myasthenia Gravis Diagnosed and Treated?

National Institute of Health (2019). National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Myasthenia Gravis Fact Sheet.