Rabu, 03 Agustus 2022 10:00 WIB

Alergi Susu Sapi Pada Anak

Responsive image
3372
DR.Dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCT - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Alergi merupakan masalah penting yang harus diperhatikan karena terdapat pada semua lapisan masyarakat dan insidensnya meningkat terus pada 3 periode terakhir. Pada usia tahun pertama kehidupan, sistim imun seorang anak relatif masih imatur dan sangat rentan. Bila ia mempunyai bakat atopic akan mudah tersensitisasi dan berkembang menjadi penyakit alergi terhadap allergen tertentu misalnya makanan dan inhalan.

Susu sapi adalah protein asing utama yang diberikan kepada seorang bayi dan penyakit alergi susu sapi (ASS) sering merupakan penyakit atopik pertama pada seorang anak. Diperkirakan insiden ASS 2%-3% di antara keseluruhan bayi, sedangkan di antara bayi usia 1 tahun dengan dermatitis atopik, 30%-45% disebabkan ASS. Di samping gejala pada kulit, ASS dapat menunjukkan gejala paru dan gejala saluran cerna tipe segera bahkan gejala sistemik berupa reaksi anafilaksis. Diperkirakan ASS dapat juga memberikan gejala reaksi tipe lambat yang timbul setelah 24 jam berupa sindrom kolik pada usia bayi.

Diagnostik penyakit ASS pada bayi dan anak yang dicurigai melibatkan pemeriksaan invitro dan invivo. Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dibuktikan adanya sensitisasi susu sapi dengan pemeriksaan ig E spesifik susu sapi dan atau uji kulit terhadap susu sapi. Bila uji positif dilanjutkan dengan double blind placebo control food challenge (DBPCFC), karena cara ini merupakan baku emas untuk menegakkan diagnosis ASS secara obyektif. 

 Tatalaksana penyakit ASS mencakup juga penghindaran susu sapi dan makanan yang mengandung susu sapi dengan memberikan susu kedele sampai terjadi toleransi terhadap susu sapi. Perbedaan yang mencolok antara penyakit ASS dan alergi terhadap makanan lain pada bayi adalah bahwa toleransi dapat terjadi secara spontan semasa usia dini. Penelitian menunjukan bahwa 85% ASS akan toleran sebelum usia 3 tahun. Pemberian susu sapi hipoalergenik dengan hidrolisis parsial dilaporkan dapat mencegah terjadinya sentisisasi terhadap protein susu sapi.

 

Referensi:

Munasir Z, Siregar SP. Alergi susu sapi. Editor: Akib AAP, Munazir Z, Kurniati N. Buku Ajar Alergi imunologi Anak Edisi kedua. IDAI; Jakarta 2010;284-93.

Sumber gambar: law-justice.co