Rabu, 03 Agustus 2022 09:18 WIB

Memahami Prinsip Terapi Injeksi Insulin

Responsive image
11828
Dr. dr. Made Ratna Saraswati, SpPD-KEMD, FINASIM - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Insulin berperan penting dalam mengatur kadar glukosa darah agar tetap berada dalam rentang kadar yang normal setiap saat. Ketika kita makan, glukosa yang diserap dari makanan di usus halus akan meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. Insulin merupakan satu-satunya hormon yang membantu tubuh menurunkan kadar glukosa darah. Bila dilihat dari molekulnya, insulin adalah protein yang terdiri dari 51 asam amino dengan berat molekul 5,7 kDa (kilo Dalton), dan pada saat ini dengan teknologi yang tersedia, protein berupa insulin ini sudah dapat diproduksi di luar tubuh manusia.

Dalam keadaan fisiologi tubuh yang normal, sekresi insulin dari sel beta pankreas yang kita sebut dengan sekresi insulin endogen bersifat dinamik sebagai respon terhadap kebutuhan fisiologis tubuh. Hormon insulin ini akan berikatan dengan reseptornya dan bekerja membantu memasukkan glukosa ke dalam sel-sel yang membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Pada saat tubuh sedang beraktvitas, saat berisitirahat, dan pada saat tidur sekalipun, sekresi insulin dalam kadar basal terjadi konstan, yang kita sebut dengan sekresi insulin basal. Sekresi insulin ini dengan cepat meningkat tajam merespon asupan makanan dan kemudian kadar insulin akan segera menurun setelah kadar glukosa darah kembali normal, sekresi ini disebut dengan sekresi insulin prandial.

Terapi injeksi insulin yang diberikan pada pasien diabetes pada prinsipnya berusaha meniru sekresi insulin endogen ini. Jadi terapi injeksi insulin yang diberikan meliputi insulin yang berlaku sebagai insulin basal untuk mempertahankan kadar glukosa darah basal atau saat berpuasa, dan insulin yang berlaku sebagai insulin prandial yaitu insulin yang mengantisipasi peningkatan kadar glukosa darah pada saat makan.

Pada pasien diabetes melitus tipe 1, sel beta pankreas tidak berfungsi atau nyaris tidak berfungsi, maka terapi insulin merupakan terapi esensial dan harus memenuhi kebutuhan insulin basal dan insulin prandial ini. Pemberian terapi injeksi insulin dapat diberikan dengan cara injeksi subkutan multipel (pemberian injeksi subkutan beberapa kali dalam sehari) terdiri dari injeksi insulin basal dan injeksi insulin prandial. Cara lain pemberian insulin adalah dengan menggunakan metode infus insulin subkutan kontinyu (continuous subcutaneous insulin infusion [CSSI]), dimana insulin dilepaskan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan insulin basal dan insulin prandial.

Pada pasien diabetes melitus tipe 2, sel beta pankreas masih dapat menghasilkan insulin, sehingga terapi injeksi insulin tidak selalu harus meliputi insulin basal dan insulin prandial. Terapi injeksi insulin yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien, misalnya pada pasien yang tidak berhasil mencapat target kendali glukosa darah dengan obat yang diminum maka terapi injeksi insulin dapat dimulai dengan pemberian injeksi insulin basal saja. Ketika injeksi insulin basal saja tidak berhasil mencapai kendali glukosa darah pada dosis tertentu, maka selanjutnya terapi injeksi insulin diberikan dengan lebih intensif dengan menambahkan injeksi insulin prandial.

Pada saat ini, terapi injeksi insulin sudah tersedia di berbagai tempat pelayanan kesehatan. Bila anda penyandang diabetes dan membutuhkan terapi injeksi insulin, berkonsultasilah dengan dokter anda tentang jenis insulin, dosis serta cara penyuntikan insulin yang benar. Pastikan anda menggunakan jenis insulin yang benar, sesuai dengan kebutuhan. Bila anda menggunakan dua jenis insulin, pahamilah mana yang merupakan insulin basal dan insulin prandial dan jangan sampai terbalik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti misalnya hipoglikemia.

 

 

 

Referensi : Lindholm A. New insulins in the treatment of diabetes mellitus. Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2002;21:492?505.