Selasa, 02 Agustus 2022 14:48 WIB

Rehabilitasi Medik pada Anak yang Mengeces

Responsive image
451
dr. Naela Munawaroh, Sp.KFR dan dr. Nadia Kurnia - RSUP dr. Kariadi Semarang

Anak saya kok ngeces terus ya? Sebenarnya normal tidak sih kalau anak saya ngeces terus? Ngeces adalah kondisi dimana produksi air liur yang berlebihan. Ngeces/drooling masih dikatakan normal sampai anak berusia 2-3 tahun, oleh karena anak belum bisa mengontrol gerakan mulut dan menelan. Selain menyebabkan gangguan sosial pada anak, ngeces juga dapat membahayakan karena dapat menyebabkan anak tersedak dan menyebabkan infeksi paru dan gagal nafas. Ngeces yang berlebih disebabkan oleh karena :

1. Produksi air liur berlebih oleh karena penggunaan makanan yang asam, konsumsi obat penenang, obat epilepsy,gangguan kesehatan gigi dan mulut (gigi berlubang, radang pada gusi), adanya penyumbatan pada saluran nafas atas (gondokan, tonsilitis/amandel), kelainan palsi serebral, sindroma down, dan gangguan psikologis, dan gangguan kognitif.

2. Ketidakmampuan anak untuk mempertahankan air liur di dalam mulut oleh karena kepala yang tidak tegak, kontrol mulut yang buruk, mulut yang selalu terbuka, kesulitan mengatur gerakan lidah, pembesaran lidah, susunan gigi yang tidak teratur, dan sumbatan pada hidung, penurunan indra perasa untuk sentuhan pada mulut.

3. Gangguan menelan: kurang kesadaran  akan adanya penumpukan air liur di mulut, jarang menelan, kesulitan menelan.

Pemeriksaan dan tatalaksana ngeces membutuhkan kerjasama tim yang terdiri dari dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis THT-KL, dan terapis (Terapis Wicara, Fisioterapis, terapis okupasi).

Tata laksana Rehabilitasi Medik terdiri dari :

1. Pengontrolan postur

Posisi dimana kepala condong ke depan dan ke bawah menyebabkan air liur keluar secara berlebih dan tidak dapat ditelan. Posisi yang dianjurkan adalah anak diposisikan duduk tegak, jika perlu disangga sepenuhnya oleh pengasuh atau terapis sampai anak merasa nyaman.

2. Latihan stimulasi oromotor dan terapi wicara

Latihan stimulasi dengan terapi getaran dan pijatan pada otot-otot mengunyah dan bibir, stimulasi taktil menggosok rongga mulut dengan sikat gigi atau kain halus yang basah, Latihan gerakan otot-otot mulut seperti menghisap, menutup mulut, pengontrolan gerakan lidah dan rahang dilakukan dengan menggunakan cermin ataupun permainan (seperti meniup balon atau gelembung busa).

3. Latihan keterampilan makan dan minum

Pengembangan teknik yang lebih baik untuk penutupan bibir, gerakan lidah dan posisi menelan dapat memperbaiki kondisi Ngeces tergantung dari penyebabnya.

4. Modifikasi perilaku dan biofeedback EMG

Modifikasi perilaku dan biofeedback diberikan pada anak usia 18 bulan-8 tahun dengan status intelektual yang baik untuk mencapai (1) peningkatan kesadaran tentang mulut dan fungsinya, (2) peningkatan frekuensi menelan (3) peningkatan keterampilan menelan.

5. Perangkat prostetik oral

Berbagai perangkat prostetik dapat bermanfaat, misalnya cawan dagu dan peralatan gigi, untuk mencapai stabilitas rahang bawah, penutupan bibir yang lebih baik, posisi lidah dan menelan.

7. Intervensi pemberian obat antikolinergik untuk menurunkan produksi air liur atau injeksi botullinum toxin A dengan panduan USG dapat diberikan.

Intervensi bedah dilakukan jika ngeces masih menetap setelah diberikan pengobatan konservatif selama 6 bulan, ngeces berat dengan fungsi kognitif rendah, dan berusia lebih dari 6 tahun dimana pada usia sudah terdapat kematangan oromotor dan koordinasi).

 

Referensi :

Bavikatte G, Sit PL, Hassoon A., Management of Ngeces of saliva. BJMP 2012;5(1):a507

Wahyuni LK, Ngeces pada Anak, Webinar LKW series, Desember 2020

Nunn JH. Drooling: review of the literature and proposals for management. J Oral Rehabil. 2000 Sep;27(9):735-43.