Selasa, 02 Agustus 2022 13:17 WIB

Penatalaksanaan Anemia Renal Pada Pasien Hemodialisis

Responsive image
4902
Eryan Dwi Warsono, SST.Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Pendahuluan

Penyakit ginjal kronik membawa dampak gangguan fungsi ginjal diantaranya adalah penurunan kapasitas produksi hormon erythropoeitin. Dampak tersebut dapat berkelanjutan yang pada akhirnya menyebabkan komplikasi anemia pada pasien penyakit ginjal kronik yang sering dinamakan dengan anemia renal. Pada terapi pengganti ginjal dengan hemodialisis hanya menggantikan fungsi ekresi saja dan tidak mengganti fungsi ginjal dalam memproduksi hormonal salah satunya adalah ginjal memproduksi hormon erthropoeitin sehingga pada pasien yang memiliki komplikasi anemia renal sering diberikan dokter obat erthropoeitin stimulating agent (ESA). Untuk mencapai hasil atau target penatalaksanaan anemia renal diperlukan tata kelola obat erythropoeitin yang tepat yang secara umum sering dinamakan dengan chold chain. 

Apa Yang Disebut Dengan Anemia Renal?

Anemia renal adalah anemia yang terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik yang terutama disebabkan oleh penurunan kapasitas produksi hormon erithropoeitin oleh ginjal. Komplikasi anemia ini sering terjadi pada pasien dengan terapi pengganti ginjal hemodialisis reguler. Anemia renal menurut Pernefri (2011), jika kadar hemoglobin kurang dari 14 gr/dl untuk laki-laki atau kondisi kadar hemoglobin kuran dari 12 gr/dl untuk wanita. 

Apa saja yang dapat menyebabkan anemia renal?

Anemia renal dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, antara lain uremia, berkurangnya produksi erithropoeitin dari ginjal, kehilangan darah pada saat prosedur hemodialisis, kekurangan zat besi, berkurangnya masa hidup sel darah merah, keracunan almunium, defisiensi vitamin B 12 dan asam folat pada pasien hemodialisis. 

Apa gejala anemia renal yang dapat terlihat?

Secara umum anemia renal menimbulkan gejala yang hampir sama dengan anemia pada umumnya, misalnya adanya kulit dan membran mukosa terlihat pucat, adanya cepat lelah, cepat mengantuk, sesak napas, sakit kepala, sulit konsentrasi, napsu makan menurun, jantung berdebar-debar. 

Penatalaksanaan Anemia Renal

Penatalaksanaan anemia renal pada dasarnya memiliki tujuan untuk meminimalkan pemberian tranfusi, jika tidak dalam kondisi yang mengharuskan untuk tranfusi, mengurangi anemia dan meningkatkan kualitas hidup pasien, meminimalisasi komplikasi anemia, meminimalisasi efek samping dari terapi anemia. Penatalaksanaan anemia renal pada umumnya pada pasien hemodialisis dapat diberikan terapi hormon erithropoeitin, iron sucrose, asam folat, vitamin B 12 sesuai dengan kondisi pasien.

Apa yang dimaksud dengan erithropoeitin?

Erithropoeitin adalah  hormon glikoprotein yang dapat menstimulasi produksi sel darah merah oleh sel di sumsum tulang. Erithropoeitin diproduksi terutama di ginjal. Kekurangan produksi erithropoeitin akan menyebabkan penurunan sel darah merah.

Apa yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan erhtropoeitin?

Untuk memaksimalkan kerja erithropoeitin peran perawat dialisis adalah dengan memperhatikan penerapan cold chain (rantai dingin) yaitu pada tahap transportasi (delivery), penyimpanan (storage) dan pendistribusian (distribution) tetap terjaga pada suhu 2-8 0 Celcius.

Pentingnya sistem rantai dingin untuk Erthropoeitin Stimulating Agent (ESA)

Sistem cold chain (rantai dingin) sangat penting untuk obat ESA dikarenakan proses pendinginan ini diperlukan secara berkesinambungan sampai obat ESA dipergunakan untuk pasien. Hal ini untuk menghindari kerusakan produk ESA tersebut agar obat dapat diterima pasien secara maksimal fungsinya.

Bagaimana penyimpanan produk erithropoeitin stimulating agent yang baik

Penyimpanan obat Erithropoetin Stimulating Agent (ESA) yang baik adalah pada suhu yang stabil pada suhu antara 2- 80C, hindarkan dari terkena cahaya langsung, hindari penempatan pada tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan, jangan dibekukan dan selalu perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan.

Referensi:

1.  H. Franklin Bunn. 2013. Erythropoietin. Cold Harb Perspect. Med.

2.  Henky, S.D. 2017. Perkembangan Terapi Erythropoietin Stimulating Agent untuk Anemia                     penyakit Ginjal Kronik. Jakarta. Medical Departement PT Kalbe Farma Tbk.

3.  Pernefri. 2011. Konsensus Manajemen Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronik, Edisi II. Jakarta.             PERNEFRI.

4.  Notice to Readers: Guidelines for maintaining and managing the vaccine cold chain dari https:// www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5242a6.htm

5.  Simatupang, TM. 2016. Struktur dan Sistem Rantai Pendingin Ikan Dalam Rangka                               Pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional. Jakarta