Selasa, 02 Agustus 2022 13:09 WIB

Ketombe? Jangan Takut !

Responsive image
531
dr. Prima Sudarsa, M.Biomed, SpKK - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Masalah ketombe sering kali menjadi kondisi yang mengganggu pada sebagian orang. Rasa gatal dan bercak-bercak ketombe yang berjatuhan pada pakaian utamanya yang berwarna gelap seringkali membuat malu dan tidak percaya diri. Berbagai produk anti-ketombe juga tersedia di pasaran namun seringkali belum memberikan hasil yang memuaskan sehingga malah membingungkan pasien.

Ketombe atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan dermatitis seboroik adalah kondisi peradangan pada kulit yang ditandai dengan kemerahan dan mengelupas yang disertai rasa gatal akibat dari peningkatan aktivitas kelenjar minyak. Kondisi ini dapat ditemukan pada daerah-daerah yang kaya dengan kelenjar minyak seperti kulit kepala, wajah, sekitar telinga, dada, dan daerah lipatan. Kondisi dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua ras dan kelompok etnis di seluruh dunia. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi baru lahir, namun juga dapat terjadi pada remaja, dewasa, dan orang tua. Pada bayi kondisi ini umumnya ditandai dengan bercak kemerahan pada kulit kepala yang ditutupi kerak berwarna kuning yang menempel erat yang dikenal dengan “cradle cap”. Dermatitis seboroik pada bayi tidak berbahaya dan dapat mereda dengan sendirinya.

Pada dewasa, dermatitis seboroik umumnya bersifat kronis dan kambuh-kambuhan dengan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Peranan genetik, adanya kolonisasi jamur pada permukaan kulit, kondisi yang lembab, stres fisik dan emosional, gangguan diet dan nutrisi, serta penggunaan produk yang keliru dianggap dapat mempengaruhi atau memperberat kejadian dermatitis seboroik ini. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak menular namun lebih sering menyebabkan ketidaknyamanan pada penderitanya. 

Pengobatan dermatitis seboroik umumnya ditujukan untuk mengurangi keluhan seperti gatal dan kulit yang mengelupas. Pengobatan dilakukan pada saat kondisi memberat dan dapat dihentikan saat kondisi membaik. Pada umumnya pengobatan yang digunakan adalah pengobatan luar dengan shampo anti-jamur serta penggunaan krim anti-jamur dan anti-radang. Shampo yang mengandung zinc dan selenium juga diketahui dapat mengurangi keluhan. Keramas tidak perlu dilakukan setiap hari karena adanya gesekan dan garukan berlebihan dapat meningkatkan aktivitas kelenjar minyak. Penggunaan conditioner atau moisturizer rambut serta produk-produk kimiawi juga sebaiknya tidak mengenai kulit kepala. Penderita perlu diingatkan untuk tidak menggaruk dan mengelupaskan ketombe saat terdapat rangsangan gatal. Penggunaan obat minum anti-gatal/anti-histamin dapat disarankan pada penderita yang mengalami gatal yang berat. Edukasi mengenai diet dan saran untuk menghindari makanan tinggi lemak dapat diberikan. Komunikasi kepada penderita agar menyadari bahwa kondisi ini tidak berbahaya, tidak menular, namun bersifat kambuh-kambuhan sangat penting agar tidak menimbulkan frustasi dan stres psikologis yang lebih berat karena kondisi ini.

 

 

Referensi:

Collins CD and Hivnor C. Seborrheic Dermatitis. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DH, McMichael AJ, Orringer JS, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-9. New York: McGraw-Hill. 2019.h.257-265.

Panduan Praktek Klinis PERDOSKI 2021.