Selasa, 02 Agustus 2022 10:45 WIB

Waspadai Bahaya Tidur Mendengkur

Responsive image
1526
Nurul Farida, SKM, MM - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Tidur mendengkur sering kita sebut ngorok, terkadang masih ada yang berpendapat bahwa bila seseorang dari kita tidur ngorok/mendengkur disebabkan karena kondisi terlalu capek atau kelelahan sehingga tidurnya mendengkur, atau dikatakan tidur nyenyak karena lelah beraktifitas, hingga ada yang mengatakan, “Wah tidurnya enak sekali sampai ngorok “. Namun benarkah demikian? Sebelumnya, kita perlu tahu tidur yang normal seperti apa.

Tidur yang normal adalah kondisi dimana Kita mudah untuk memulai tidur, 15-30 menit sudah tertidur, 6 - 8 jam setiap harinya, terbangun 2-3 x malam hari dan  mudah tertidur kembali, aliran nafas teratur, irama nafas halus, mulut tertutup, dan dapat berpindah posisi sesekali. Sedangkan tidur mendengkur atau ngorok dapat dialami oleh siapa saja, baik laki laki maupun perempuan, lansia, dewasa remaja bahkan anak anak juga dapat mengalaminya. Sehingga kita perlu waspada, mengapa sebenarnya seseorang dapat mengalami tidur ngorok/mendengkur? Penyebab dari seseorang mengalami tidur mendengkur antara lain karena gangguan penyempitan jalan nafas saat tidur, aliran udara  masuk  berkurang, kadar oksigen  tubuh berkurang yang bisa menyebabkan henti nafas, berisiko 4-6 kali menyebabkan kematian bila terjadi sumbatan atau tertutup total jalan nafas / henti nafas  saat tidur.

Henti nafas saat tidur atau Obstruktive - Central-Mixed kemungkinan dapat disebabkan karena obesitas  BMI > 25, kelainan  anatomi  hidung dan  tenggorok, usia lanjut, lingkar leher > 40 cm, perokok,  peminum  alkohol, dan adanya amandel (pada anak).

Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya identifikasi kejadian  mendengkur / apalagi bila ditemukan henti  nafas saat tidur adalah melakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan riwayat penyakit. Bila dokter memandang perlu maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti PSG, Sleep Endoskopy, CT Scan, agar dapat diketahui secara akurat penyebab tidur ngorok/mendengkur. Hal yang paling penting untuk mencegah terjadinya risiko obstructive slepp apnea adalah melakukan deteksi secara dini bila ada keluarga yang tidur mendengkur.

Pustaka :

dr. Hesti Dyah Palupi Sp.THT-KL (K) - DIVISI LARING FARING

KSM THT-KL RSUP DR SARDJITO  2021, disampaikan dalam seminar awam BAKPIA ( Bincang Asyik Pilihan Anda  RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)