Minggu, 31 Juli 2022 11:09 WIB

Kenali Tumbuh Kembang BBLR

Responsive image
24359
Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep.An - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) akan menyebabkan gangguan perkembangan fisik, pertumbuhan yang terhambat dan perkembangan mental yang akan berpengaruh dimasa akan datang. Perkembangan dan pertumbuhan bayi di ukur menggunakan antropometri pengukuran yaitu (Gomella, 2017) : berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

Pertumbuhan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala BBLR selama enam bulan pertama mengalami peningkatan dibandingkan bayi berat lahir normal, BBLR akan terus mengejar ketinggalan pertumbuhan sampai satu tahun pertama kelahiran (Borah and Baruah, 2014). Penelitian Oliveira, Silveira dan Procianoy (2008) mengemukakan gagal tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh berat lahir, usia gestasi saat dilahirkan dan pengetahuan ibu dalam pemberian nutrisi BBLR. Kurang pengetahuan ibu dalam pemberian nutrisi BBLR akan meningkatkan risiko stunting pada bayi dimasa akan datang. Penelitian Viridula, Murti dan Suryani (2016) mengatakan ada hubungan kejadian stunting dengan riwayat BBLR pada anak. Hal ini bertentangan dengan penelitian Setyawa (2017) yang menyatakan tidak ada hubungan signifikan antara tumbuh kembang anak dan riwayat lahir berat badan rendah.

Tumbuh kembangnya anak BBLR dilihat dari panjang badan dan lingkar kepala. Panjang badan pengukuran yang direkomendasikan per minggu, kenaikan panjang badan bayi prematur 0,8 – 1,0 cm / minggu, untuk bayi normal kenaikan 0,69 – 0,75 cm / minggu (Gomella, 2017). Panjang badan pada BBLR akan meningkat 5 % dibandingkan bayi lain (Borah and Baruah, 2014), sekitar 2 cm lebih tinggi (Hediger et al., 1998). Dan Lingkar kepala bayi prematur pertumbuhan lingkar kepalanya melebihi bayi normal, tetapi jika pertumbuhan > 1,25 cm / minggu mengindikasikan tidak normal (Gomella, 2017). Lingkar kepala berhubungan dengan neurodevelopment.

Berat badan bayi akan menurun 10-20% sebagai proses adaptasi bayi dalam mengganti kehilangan cairan tubuh (Rustina, 2015). Bayi prematur akan kehilangan berat badan lebih banyak dan menaikkan berat badannya lebih lambat dari pada bayi normal (Quinn, Sparks, and Gephart, 2017). Minggu kedua kelahiran bayi akan mengalami kenaikan berat badan 10 – 20 g/kg/d (1-3% dari berat badan per hari) (Gomella, 2017).

Pertumbuhan berat badan bayi yang memiliki riwayat BBLR sebesar 5% lebih dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal (Borah and Baruah, 2014; Roche, 1994). Penelitian Hediger et al., (1998) mengemukakan BBLR akan mengejar berat badan sampai usia 47 bulan, dan akan menjadi lebih berat 2 kg dari bayi lain. Penurunan berat badan lebih dari 7% mengindikasi kemampuan menyusu pada bayi menurun (Alexander, Henry, and; Intapad, 2014; Holmes, 2013).

Pemberian ASI pada BBLR memberikan efek peningkatan berat badan 20 gram perhari, lingkar kepala meningkat 0,005 cm perhari, panjang badan meningkat 0,006 cm perhari (Singh, Devi, and Raman, 2009; Thakur et al., 2012). 

Perkembangan BBLR dipengaruhi oleh masalah kesehatan yang jika tidak ditangani sejak dini akan memberi dampak ke tumbuh kembang BBLR. Masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
BBLR yang prematur berisiko tinggi untuk terkena bronchopulmonary dysplasia (BPD) yang menjadi penyebab kematian 42% BBLR prematur. BPD meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf dengan ditandai keterbelakangan mental, psikomotor dan bahasa anak terganggu, serta kemampuan akademik anak akan buruk (Natarajan et al., 2012).

2. Ikterus neonatorum
Organ hati BBLR yang belum matur dapat menyebabkan ikterus neonatorum, BBLR memiliki risiko 7,78 kali lebih besar mengalaminya. Ikterus yang tidak ditatalaksana dengan baik akan menimbulkan penyakit hemolitik, infeksi dan sepsis (Puspita, 2018). Penelitian Watchko & Maisels (2003) mengemukakan bahwa tinggi kadar bilirubin serum bisa menyebabkan retinopati pada BBLR prematur, kelainan neurologis seperti cerebral palsy, hypotonia dan hidrosefalus.

3. Necrotizing enterocolitis (NEC)
Necrotizing enterocolitis (NEC) adalah kondisi dimana bayi mengalami nekrosis usus dan kegagalan organ. Angka kejadian NEC 15% lebih tinggi pada BBLR (Patel and Shah, 2012). Bayi dengan NEC meningkatkan angka kejadian infeksi nosokomial dan penurunan nutrisi, tumbuh kembang menjadi lambat dan meningkatkan lama rawat dirumah sakit.

4. Sepsis neonatorum
Sepsis neonatorum adalah gejala klinis yang ditandai oleh tanda infeksi sistemik disertai bakteremia dibulan pertama kehidupan bayi. Kejadian sepsis neonatorum akan meningkat 3 kali lebih sering, sepsis menyebabkan kematian BBLR sebesar 69% (Utomo, 2010).

Masalah kesehatan BBLR menjadi perhatian khusus perawat anak. Kesiapan ibu sejak dini dalam merawat BBLR menjadi kunci utama kesuksesan perawatan BBLR. Kesiapan ini dimulai dari mulai sejak hari pertama bayi dilahirkan, sehingga diperlukan perencanaan pulang yang tepat untuk perawatan BBLR di rumah.

 

Referensi:
Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014). Effect of low birth weight on women’s health. Clinical Therapeutics, 36(12), 1913–1923. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2014.06.026

Borah, M., & Baruah, R. (2014). Physical growth of low birth weight babies in first six months of life: A longitudinal study in a rural block of assam. National Journal Of Community Medicine, 5(4), 4–7. 

Gomella, T. L. (2017). Neonatology?: Management, procedures, on call problems, diseases & drugs. In Mc graw hill education (Vol. 7). 

Hediger, M. L., Overpeck, M. D., Maurer, K. R., Kuczmarski, R. J., McGlynn, A., and Davis, W. W. (1998). Growth of infants and young children born small or large for gestational age. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 152(12), 1225–1231.  https://doi.org/10.1001/archpedi.152.12.1225.

Holmes, A. V. (2013). Establishing successful breastfeeding in the newborn period. 

Pediatric Clinics of North America, 60(1), 147–168. https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.09.013

Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C. (2012). Outcomes of extremely low birth weight infants with bronchopulmonary dysplasia: Impact of the physiologic definition. Early Human Development, 88(7), 509–515. https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2011.12.013. 

Oliveira, M. G., Silveira, R. C., & Procianoy, R. S. (2008). Growth of very low birth weight infants at 12 months corrected age in Southern Brazil. Journal of Tropical Pediatrics, 54(1), 36–42. https://doi.org/10.1093/tropej/fmm103

Patel, B. K., & Shah, J. S. (2012). Necrotizing Enterocolitis in very low birth weight infants: A systemic review. ISRN Gastroenterology, 2012(1), 1–7. https://doi.org/10.5402/2012/562594

Puspita, N. (2018). The effect of low birth weight on the incidence of neonatal jaundice in Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(2), 174.https://doi.org/10.20473/jbe.v6i22018.174-181

Quinn, J. M., Sparks, M., & Gephart, S. M. (2017). Discharge Criteria for the Late Preterm Infant: A Review of the Literature. Advances in Neonatal Care, 17(5), 362–371. https://doi.org/10.1097/ANC.0000000000000406. 

Roche, A. F. (1994). Executive summary of the low birth weight workshop. In Centers for Disease Control and Prevention National Center for Health Statistics. 

Rustina, Y. (2015). Bayi Prematur: Perspektif keperawatan (1st ed.). Jakarta: Sagung seto.

Setyawan, A. B. (2017). Hubungan antara berat bayi lahir rendah dengan tumbuh kembang anak usia dini. AWLADY?: Jurnal Pendidikan Anak, 3(2), 83. https://doi.org/10.24235/awlady.v3i2.1499

Singh, D., Devi, N., & Raman, T. S. R. (2009). Exclusive breast feeding in low birth weight babies. Medical Journal Armed Forces India, 65(3), 208–212. https://doi.org/10.1016/S0377-1237(09)80004-X. 

Thakur, S. K., Roy, S. K., Paul, K., Khanam, M., Khatun, W., & Sarker, D. (2012). Effect of nutrition education on exclusive breastfeeding for nutritional outcome of low birth weight babies. European Journal of Clinical Nutrition, 66(3), 376–381. https://doi.org/10.1038/ejcn.2011.182. 

Utomo, M. T. (2010). Neonatal sepsis in low birth weight infants in Dr. Soetomo General Hospital. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 1(2), 86. https://doi.org/10.20473/ijtid.v1i2.2172.

Viridula, E. Y., Murti, B., & Suryani, N. (2016). Path analysis on the effect of biopsychosocial and economic factors during gestational period on the risk of stunting and development in children under five, in Nganjuk, East Java. Journal of Health Promotion and Behavior, 01(03), 180–189. https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.05.

Watchko, J. F., & Maisels, M. J. (2003). Jaundice in low birthweight infants: Pathobiology and outcome. Archives of Disease in Childhood: Fetal and Neonatal Edition, 88(6), 455–458. https://doi.org/10.1136/fn.88.6.f455. 

DOC, PROMKES, RSMH