Minggu, 31 Juli 2022 07:22 WIB

Bahaya Jeroan

Responsive image
20008
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Masyarakat Indonesia tidak asing lagi dengan serba-serbi makanan yang dibuat dari bahan jeroan ayam maupun sapi. Sebut saja, menu soto babat, sup lidah sapi, gulai otak, paru-paru goreng, atau sate hati ampela. Bahkan, karena rasanya yang dianggap unik dan nikmat, ragam makanan tersebut banyak juga yang menggemari. Meski terbilang lezat, jeroan ini sepatutnya tidak disantap terlalu sering atau terlalu banyak. Hal itu dikarenakan, konsumsi jeroan memiliki sejumlah efek samping bagi kesehatan. Apalagi jika Anda menyantapnya terlalu sering atau terlalu banyak. Jeroan adalah sebutan lain untuk organ dalam dari hewan yang siap diolah menjadi berbagai jenis masakan. Organ dalam yang dimaksud bisa berupa lidah, babat, usus, hati, paru, jantung, limpa, dan otak. Jeroan sebenarnya mengandung cukup banyak gizi yang dibutuhkan tubuh, namun jika terlalu sering atau terlalu banyak akan membahayakan kesehatan karena tingginya kandungan kolesterol, lemak, purin dan sat bahaya lainnya.

Manfaat Konsumsi Jeroan

Mengonsumsi jeroan dalam jumlah wajar sebenarnya dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Hal ini dikarenakan, jeroan mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Jeroan merupakan bahan pangan yang mengandung cukup banyak gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Vitamin yang terdapat pada jeroan adalah vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin B12, dan asam folat. Untuk mineral, ada zat besi, kalsium, kalium, magnesium, fosfor, dan seng yang terkandung di dalam jeroan. Kandungan vitamin B12 pada jeroan sebenarnya dapat mengurangi potensi gangguan sistem kerja sel-sel saraf sehingga mampu mengoptimalkan fungsi sel-sel saraf, termasuk menurunkan risiko terjadinya gangguan memori pada otak.

Efek Samping Mengonsumsi Jeroan Terlalu Sering

Jika mengonsumsi jeroan terlalu banyak dapat mencetuskan risiko kesehatan pada masa mendatang karena,

1.       Jeroan Mengandung Racun

Banyak ahli mengatakan bahwa jeroan mengandung berbagai racun. Hati atau liver dan ginjal hewan penuh dengan racun yang disaring dari darah. Beberapa kandungan racun dalam jeroan adalah merkuri, timah, arsenik, kromium, kadmium, selenium dan sebagainya. Fungsi liver pada hewan sama dengan fungsi liver pada manusia. Di dalam liver akan mengendap racun-racun. Mengonsumsi hati sama saja dengan mengonsumsi racun.

2.       Menyebabkan Infeksi Parasit.

Di dalam organ hewan juga terdapat berbagai parasit yang masuk melalui makanan selama hewan itu hidup. Tidak ada yang tahu bagaimana hewan tersebut makan. Tidak ada yang tahu juga apakah seekor hewan benar-benar terbebas dari parasit. Mengonsumsi jeroan akan meningkatkan risiko terkena infeksi yang diakibatkan oleh parasit di dalamnya.

3.       Kolesterol Tubuh Meningkat.

Jeroan juga memiliki kadar lemak dan kolesterol tinggi. Rekomendasi asupan lemak dari WHO, yakni tidak lebih dari 30 persen dari asupan total energi per hari. Ini setara dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI, yakni sekitar 75 gram lemak bagi wanita dan 91 gram lemak bagi pria per harinya. Atau mudahnya, setara dengan 67 gr lemak per hari jika total kebutuhan energi Anda 2000 per hari.

4.       Penyakit jantung

Kadar kolesterol yang tinggi dalam jeroan dapat menyumbangkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Ditambah lagi dengan kadar lemak jenuh yang tinggi dalam jeroan. Keduanya dapat menempel dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung lalu memicu penyakit jantung koroner.

5.       Stroke

Tidak hanya penyakit jantung, risiko stroke juga meningkat dengan konsumsi jeroan karena penyumbatan pembuluh darah yang terdapat di otak. Mekanismenya hampir sama dengan penyumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung.

6.       Kelebihan Kadar Vitamin A

National Institutes of Health merekomendasikan batasan jumlah vitamin A yang aman untuk dikonsumsi per hari yakni tidak lebih dari 10.000 IU. Sementara, vitamin A yang terkandung dalam jeroan cukup tinggi sehingga jika dikonsumsi dalam waktu yang sering maka vitamin A akan tertumpuk dalam tubuh dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Misalnya sakit kepala, mual, serta kerusakan hati.

7.       Asam Urat

Tingginya kadar purin yang terdapat dalam jeroan juga berisiko menyebabkan asam urat. Purin dimetabolisme oleh tubuh menjadi zat asam urat. Asam urat dikeluarkan oleh ginjal melalui urine. Namun demikian, jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, ginjal tidak mampu mengeluarkannya semua sehingga kelebihan asam urat dalam darah akan menumpuk pada jaringan tubuh seperti sendi dan menyebabkan nyeri hebat.

8.       Sakit Pinggang, Encok, dan Rematik

Jeroan dapat menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini. Anda yang mengalami sakit pinggang atau encok dan rematik sebaiknya tidak mengonsumsi jeroan karena dapat memperparah kondisi sakit yang anda derita. Kandungan purin yang tinggi dalam jeroan dapat menyebabkan penyakit tersebut.

9.       Gangguan Pencernaan

Salah satu jenis jeroan yaitu usus memiliki tekstur yang keras sehingga sulit dicerna. Usus juga mengandung banyak bakteri karena merupakan organ pencernaan. Proses pengolahan usus untuk dijadikan masakan yang mungkin kurang bersih dapat menjadi penyebab nyeri perut bagian bawah.

10.    Sakit Kepala Belakang

Beberapa orang merasakan sakit kepala setelah mengonsumsi jeroan. Hal ini dapat diakibatkan oleh kandungan dalam jeroan itu sendiri. Jika sakit kepala tidak kunjung hilang bahkan setelah berhenti mengonsumsi jeroan, sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya secara pasti.

 

 

 

 

 

Referensi               :

1.      Veronika Florensia Magdalena Kussoy. 2019. Kebiasaan Makan Makanan Tinggi  Purin dengan Kadar Asam Urat di Puskesmas. Jurnal Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Samratulangi Banjarmasin.

2.      Alodiea Yoeantafara, dkk. 2017. Pengaruh Makan Makanan Berlemak dan Jeroan Terhadap Kadar Kolesterol Total. Jurnal Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.

3.      Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pemerintah Jamin Harga Daging Sapi Terjangkau

4.      National Institute of Health. 2019. U.S. National Library of Medicine Medlineplus. Facts About Saturated Fats

5.      National Institute of Health. 2013. Office of Dietary Supplements. Vitamin A. 

6.      Mayo Clinic. 2019. Diseases & Conditions. Gout

7.      American Heart Association. 2014. Dietary Fats

8.      Coyle, D. Healthline. 2017. Are Organ Meats Healthy?