Kamis, 23 Juni 2022 00:02 WIB

Manfaat Madu Bagi Kesehatan

Responsive image
2407
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tim Promkes RSST - Siapa yang tidak mengenal madu, tentunya semua kalangan sangat mengenalnya, baik tua muda, dewasa maupun anak-anak tentu sangat menyukainya, rasa manis yang dihasilkan, tentunya sangat disukai oleh semua kalangan, selain manis juga ada madu dengan rasa pahit dari olahan madu diproduksi oleh lebah yang mengumpulkan nektar dari tumbuhan atau sekresi dari aphids (serangga yang mengisap tanaman) yang dipekatkan melalui proses dehidrasi di sarang lebah madu memiliki komposisi kimia yang kompleks dimana kandungannya bisa bervariasi tergantung pada sumber tanaman yang diambilnya, wilayah geografis, musim serta pemrosesan yang dilakukan setelah panen. Ada sekitar 320 jenis madu yang berasal dari berbagai macam tanaman. Ada yang berwarna coklat muda hingga coklat tua. Rasa, warna, dan harum dari madu bergantung juga pada sumbernya dimana madu yang dihasilkan lebah tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tanaman yang diambilnya seperti suhu, musim, dan perubahan iklim.

Karena khasiatnya, madu sudah digunakan sebagai makanan dan obat alternatif yang alami sejak zaman dahulu. Seperti Bangsa Mesir Kuno, Asyur, Cina, Yunani, dan Romawi yang menggunakan madu untuk luka dan penyakit usus dikarenakan madu memiliki aktivitas bakterisidal terhadap banyak organisme.

Madu mengandung gula dan nilai gizi yang tinggi. Selain gula, komponen lainnya juga terkandung di dalam madu. Seperti, mineral, polifenol, vitamin, asama amino, karotenoid, enzim, asam organik, dan senyawa yang mudah menguap. Madu telah dipelajari terhadap berbagai penyakit pada manusia dan menunjukkan spectrum yang luas pada sifat terapeutik seperti efek anti-inflammatory, anti bakteri, antimutagenic, antiviral, antidiabetic, antifungal, antitumoural, dan mempercepat penyembuhan luka. Salah satu khasiat madu dalam anPharyngitis adalah peradangan selaput lender orofaring. Penyebabnya bisa bermacam-macam, pharyngitis adalah peradangan selaput lender orofaring. Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti : bakteri, virus, alergi, trauma, kanker, refluks, dan karena racun tertentu. Namun, dalam kebanyakan kasus, Pharyngitis disebabkan oleh bakteri dan virus. Sekitar 50% hingga 80% dari Pharyngitis, atau sakit tenggorokan, gejalanya berasal dari virus dan termasuk berbagai patogen virus. Patogen ini sebagian besar adalah rhinovirus, influenza, adenovirus, coronavirus, dan parainfluenza. Infeksi bakteri yang paling umum adalah Streptococcus, yang menyebabkan 5% hingga 36% kasus Pharyngitis akut. Alergi lingkungan dan paparan bahan kimia juga dapat menyebabkan Pharyngitis akut.

Dalam sebuah penelitian mengatakan bahwa Pharyngitis termasuk salah satu alasan tersering pasien datang ke rumah sakit. Pasien yang datang bermacam-macam umurnya, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Dokter sering mengedukasi pasien untuk meminum banyak air putih karena jika mukosa faring kering maka akan terasa lebih sakit dan pemulihannya akan lebih lama. Selain itu, edukasi dokter kepada pasien adalah dengan membiasakan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh meningkat dengan olahraga teratur dan mengindari makanan berminyak, minuman dingin atau bersoda, dan makanan dan minuman yang berpengawet. Seringkali juga dokter mengedukasi pasien untuk meminum vitamin dan madu karena madu mengurangi lendir dengan kandungan antivirus dan anti bakterinya. Selain itu madu juga meningkatkan daya tahan tubuh. Dokter menyarankan pasien untuk meminum madu dengan mencampurnya dengan air agar khasiatnya lebih cepat dirasakan. Madu juga mengandung zat dextromethorphan yang bisa meredakan batuk dan menenangkan ketika tidur di malam hari. Dokter meyakinkan pasien bahwa pengguanaan obat herbal lebih aman daripada obat kimia kecuali jika terdapat indikasi. Karena obat kimia dapat menimbulkan banyak efek samping. Selain itu, sudah banyak pasien yang mengaku merasakan manfaat dengan mengkonsumsi obat-obatan alami.

Selain itu madu juga mengandung vitamin dalam jumlah kecil seperti : tiamin (B1), riboflavin (B2), asam nikotinat (B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B8 atau H), asam folat (B9), dan vitamin C. Kandungan mineral pada madu sekitar 0,04%-0.2%. Di antaranya terdapat kalium (K), magnesium (Mg), kalsium(Ca), zat besi (Fe), fosfor (P), natrium (Na), seng (Zn), dan tembaga (Cu). Kandungan mineral yang paling banyak di madu adalah kalium. Madu juga mengandung senyawa yang meliputi berbagai kelompok kimia, seperti monoterpen, C13-norisoprenoid, sesquiterpenes, turunan benzene, ester, asam lemak, keton, dan aldehida.

Dalam sebuah tinjauan, madu yang merupakan cairan manis dapat mengobati batuk dan memiliki banyak efek yang diamati. Hipotesis menunjukkan zat-zat manis secara alami menyebabkan air liur refleks dan produksi lendir saluran napas yang mengarah ke efek demulen pada faring dan laring, sehingga dapat mengurangi batuk.

Selain sebagai anti-bacterial, madu memiliki manfaat lain sebagai anti-inflammatory. Telah diteliti bahwa madu memiliki pemulihan yang lebih cepat dari penimbunan di orofaring. Madu mengurangi prostaglandin E2 dan alpha 2 di darah yang menghilangkan rasa sakit. Madu juga mengurangi aktivitas dari cyclooxygenase-1 dan cyclooxygenase-2 dimana aktifitas tersebut menunjukkan efek peradangan. Luka yang diberikan madu juga menunjukkan pengurangan dari bengkak dan nekrosis, infiltrasi dari granular dan mononuclear cells yang lebih sedikit, kontraksi luka yang lebih baik, peningkatan pembuatan epitel dan konsentrasi glycosaminoglycan dan proteoglycan yang rendah. Bahkan, madu mengurangi peradangan dan eksudasi, memberikan kesembuhan, mengurangi ukuran luka dan menstimulasi regenerasi jaringan. Obat-obatan yang mengobati peradangan memiliki batasan yang serius, kortikosteroid menekan pertumbuhan jaringan dan menekan respons imun, dan obat anti-inflamasi non-steroid berbahaya bagi sel, terutama perut. Tetapi madu memiliki efek anti-inflammaory yang bebas dari efek samping. Sehingga madu banyak dikonsumsi masyarakat terutama anak-anak untuk mengurangi berbagai macam penyakit, termasuk batuk dan radang tenggorokan.

Tentunya dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan yang ada pada madu tentunya mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Namun tentunya konsumsi madu juga tidak secara berlebihan. Selain hal tersebut tentunya kita juga wajib tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat, sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan.

 

 

 

 

 

Referensi               :

1.      Ahmed, N., Sutcliffe, A., & Tipper, C. 2013. Feasibility Study : Honey For Treatment of Cough in Children. Pediatric Reports, 5(2), 8. https://doi.org/10.4081/pr.2013.e8.

2.      Eteraf-Oskouei, T., & Najafi, M. 2013. Traditional and Modern Uses of Natural Honey in Human Diseases : a Review. Iranian Journal of Basic Medical Sciences, 16(6), 731-742. Retrievedfromhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23997898%0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC3758027.

3.      Meo, S. A., Al-Asiri, S. A., Mahesar, A. L., & Ansari, M. J. 2017. Role of Honey in Modern Medicine. Saudi Journal of Biological Sciences, 24(5), 975-978. https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2016.12.010.

4.      Miguel, M. G., Antunes, M. D., & Faleiro, M. L. 2017. Honey as a Complementary Medicine. Integrative Medicine Insights, 12, 1-15. https://doi.org/10.1177/1178633717702869.

5.      Nanda, M., Mittal, S., & Gupta, V. 2017. Role of Honey as Adjuvant Therapy in Patients With Sore Throat. In National Journal of Physiology, Pharmacy and Pharmacology (Vol. 7). https://doi.org/10.5455/njppp.2017.7.1233125122016.

6.      Pasupuleti, V. R., Sammugam, L., Ramesh, N., & Gan, S. H. 2017. Honey, Propolis, and Royal Jelly : a Comprehensive Review of Their Biological Actions and Health Benefits. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 2017, 1-21. https://doi.org/10.1155/2017/1259510.