Dislipidemia adalah kondisi yang terjadi ketika lipid (lemak) di dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Lipid merupakan lemak yang terdiri dari kolesterol dan trigliserida. Kadar kolesterol LDL dan HDL yang abnormal terus-menerus akan mengakibatkan pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang akan menyebabkan pengerasan pada pembuluh darah (Aterosklerosis). Dalam pengelolaan dislipidemia, diperlukan strategi yang komperhensif untuk mengendalikan kadar lipid dan faktor-faktor metabolik lainnya seperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Selain itu faktor-faktor risiko seperti merokok juga harus dikendalikan.
Apa yang harus dilakukan bila mengalami dislipidemia?
Pilar utama dalam pengelolaan dislipidemia adalah modifikasi pola hidup sehat, yaitu modifikasi diet, latihan jasmani/olahraga, dan menjaga berat badan normal. Modifikasi pola hidup sehat bila sudah dilakukan tetapi kadar kolesterol masih tinggi maka dapat dibantu dengan menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dan pengawasan dokter.
Tanda Dislipidemia
1. Kadar kolesterol total > 200 mg/dL
2. Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) > 100 mg/dL
3. Kadar HDL (High Density Lipoprotein) < 40>
4. Kadar Trigliserida > 150 mg/dL
Tujuan Diet Dislipidemia
1. Menurunkan atau mempertahankan kadar kolesterol LDL normal
2. Menurunkan asupan lemak jenuh dan lemak trans dan menurunkan asupan kolesterol makanan kurang dari 200 mg/dl
3. Menurunkan berat badan jika kegemukan
4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana sekurang kurangnya 5?ri energi total
5. Meningkatkan asupan sterol atau stanol berasal dari tumbuhan
6. Meningkatkan asupan serat larut air
Prinsip Diet Dislipidemia
1. Mengonsumsi makanan yang mengandung rendah lemak jenuh dan tinggi lemak tidak jenuh, terutama asam lemak omega 3, serta tinggi serat.
2. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi kolesterol, yaitu tidak lebih dari 300 mg/hari. Sumber makanan yang mengandung kolesterol seperti kuning telur, jeroan, otak, kulit ayam, daging kambing.?
3. Mengganti teknik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti menggoreng atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis dengan sedikit minyak.
4. Mengurangi teknik memasak dengan digoreng (terutama metode deep frying atau menggoreng dalam minyak banyak dan panas hingga terendam) karena suhu tinggi pada proses menggoreng dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh, salah satunya lemak trans yang tidak baik untuk kesehatan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida serta menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
5. Membatasi konsumsi produk bakery (roti, donat, kue, cookies) karena mengandung margarin yang dipanaskan sehingga terbentuk lemak trans.?
6. Membatasi konsumsi minyak maksimal 5 sdm/hari, konsumsi garam maksimal1 sdt/hari, makanan dan minuman yang mengandung banyak gula (maks. 4 sdm/hari), mengganti snack manis dan sugar sweetened beverage dengan buah- buahan.
7. Mengurangi konsumsi makanan sumber protein yang mengandung tinggi lemak, seperti daging merah dengan lemak, dan dapat diganti dengan ikan, daging ayam tanpa kulit, kacang-kacangan.
8. Diet kaya buah-buahan, sayuran, produk susu rendah lemak, rendah natrium dan lemak jenuh dapat menurunkan berat badan dan tekanan darah. Mengkonsumsi sayuran 3-4 porsi dan buah-buahan 2-3 porsi sesuai tumpeng gizi seimbang.
9. Bahan makanan yang dianjurkan antara lain sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, minyak ikan, minyak kacang kedelai, ikan, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, roti gandum utuh, teh hijau, dan bumbu masak alami terutama bawang putih, bawang merah, daun bawang.
10. Konsumsi air 8 gelas per hari
Perbaikan pola makan
1. Mengurangi konsumsi lemak jahat, kurangi daging merah, jeroan, coklat, dan gorengan
2. Konsumsi lemak tak jenuh; kacang-kacangan, ikan salmon, minyak zaitun, dan buah alpukat
3. Perbanyak serat dari buah-buahan dan sayur
4. Perbanyak minum air putih
Anjuran dan pantangan
1. Anjuran
a. Sumber karbohidrat : beras merah, ubi, kentang, roti tinggi serat
b. Sumber protein hewani : ikan unggas tanpa kulit, putih telur, dan susu skim
c. Sumber protein nabati : tempe, tahu, kacang-kacangan
d. Sayuran : semua sayur dalam bentuk segar, direbus, dikukus, dan diolah dengan santan encer
e. Buah-buahan : semua buah dalam bentuk segar atau jus
2. Pantangan
a. Sumber karbohidrat : produk makanan jadi dan kue yang berlemak
b. Sumber protein hewani : daging kambing, jeroan, kuning telur (3x/minggu), susu kental manis , keju dan es krim
c. Sumber protein nabati : diolah menggunakan santan dan minyak jenuh seperti minyak kelapa dan kelapa sawit
d. Sayuran : diolah menggunakan mentega, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan santan kental
e. Buah-buahan : buah yang diawetkan dengan gula
f. Sumber lemak : minyak kelapa, minyak kelapa sawit, mentega, margarin, santan dan mayonais
Referensi :
Dainy Cipta Nunung. Status Gizi Kaitannya dengan Dislipidemia pada Pralansia dan Lansia. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor. J. Gizi Pangan, Volume 11, Nomor 2.
Saragih Dearta Andriani. 2020. Terapi Dislipidemia untuk Mencegah Resiko Penyakit Jantung Koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Lampung. Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences Volume 1 Nomor 1.