Rabu, 22 Juni 2022 23:50 WIB

Prinsip Etik pada Tindakan Keperawatan

Responsive image
64215
Ardiansyah, SKM, MM - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Etik adalah sistem nilai pribadi yang digunakan untuk memutuskan apa yang benar atau apa yang paling tepat, memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah dan tindakan apa yang akan dilakukan. Penerapan prinsip etik penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian bagi  pasien yang dapat menyebabkan injury atau bahaya fisik, bahaya emosional seperti  perasaan ketidakpuasan, kecacatan bahkan kematian dan akhirnya tujuan pelayanan yang berupa  patient safety tidak akan pernah terwujud.Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping pasien dalam  pelaksanaan pelayanan keperawatan harus memberikan asuhan keperawatan dengan baik  dan senantiasa menjunjung kode etik keperawatan serta menerapkan prinsip-prinsip etik  keperawatan selama memberikan pelayanan.

 

Prinsip-prinsip etik yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi:

 

a.    Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

b.    Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.

c.    Keadilan (Justice)

Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

d.    Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

e.    Kejujuran (Veracity)

Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.

f.     Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

 

g.    Kerahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

h.    Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

 

Seorang Manajer keperawatan, dalam mewujudkan etik keperawatan dapat berpedoman pada 4 (empat) pilar dalam keperawatan yang dapat diimplementasikan pada asuhan dan juga pengelolaan keperawatan

 

a.    Respect others

Dapat diwujudkan oleh manajer keperawatan dengan menghargai kebutuhan perawat, misalnya dengan menyapa pada pergantian dinas, menanyakan kondisi pada hari ini, mengenal keluarga perawat, memahami kebutuhan (misalnya napping/lelap sejenak di dinas malam)

b.    Compassion

Manajer perawat hendaklah merasa iba pada kondisi yang dirasakan perawat, dimana harus berdinas malam dan meninggalkan keluarga di rumah untuk meraawt pasien. Jika ada compassion ini maka manajer akan sepenuh hati mengupayakan penghargaan dan perlindungan perawat

c.    Advocacy dan emphaty

Manajer keperawatan akan memberikan advocacy apabila ada perawat yang belum mendapatkan haknya maupun mendapat tindakan yang tidak sesuai standar dan etika yang berlaku

d.    Intimacy

Bila ketiga pilar etik terdahulu dilaksanakan maka berarti pengelola keperawatan sangat dekat dengan anggotanya. Kedekatan ini dapat menghindari permasalahan – permasalahan yang terjadi terjadi. Bila sudah dekat, maka akan terjadi mufakat dan mufakat dalam penyelesaian masalah

Penerapan etik keperawatan memang tidak lepas dari pribadi perawat itu sendiri dan faktor  lain yang bisa berpengaruh antara lain perilaku caring dari seorang perawat. Caring adalah sikap  peduli pada pasien dengan sepenuh hati ingin membantu pasien untuk meningkatkan derajat  kesehatan mereka. Dengan menerapkan perilaku caring diharapkan penerapan prinsip etik akan  meningkat dan perawat terhindar dari tindakan malpraktik.

 

Perawat yang mengetahui tentang prinsip etik dan menerapkannya dalam pelayanan  keperawatan kepada pasien akan menimbulkan kepuasan kepada pasien, mempertahankan  hubungan antar perawat, pasien dengan petugas kesehatan lainnya, sehingga klien merasa yakin  terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien merasa lebih aman dan merasa pelayanan  kesehatan yang diberikan berkualitas.

 

Referensi

 Haryati, Tutik Sri, et all, 2019, Manajemen Risiko Bagi Manajer Keperawatan Dalam Meningkatkan Mutu dan Keselamatan Pasien, Rajawali Pers, Depok

https://fikes.almaata.ac.id/prinsip-etik-dalam-keperawatan/, diakses 14 Desember 2021

https://news.unair.ac.id/2021/05/20/pentingnya-menerapkan-prinsip-etik-pada-tindakan-keperawatan/, diakses 14 Desember 2021