Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui bagian-bagian payudara dan bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui.
Areola : menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola
Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.
Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI
Perjalanan obat di dalam tubuh setelah diminum mengalami proses absorbsi (penyerapan), distribusi (tersebar keseluruh tubuh melalui darah), metabolisme (pemecahan/penguraian obat) dan eksresi (pengeluaran sisa obat yang tidak berguna dari tubuh). Hampir semua obat yang diminum ibu menyusui terdeteksi didalam ASI , untungnya kadar obat di ASI umumnya rendah.
Bagaimana jika ibu menyusui tetap harus minum obatnya?
Setiap obat memiliki kriteria waktu obat berefek sampai tereliminasi dalam tubuh. Namun, pada umumnya kadar tertinggi obat di ASI adalah sekitar 1- 3 jam sesudah ibu meminum obat. Hal ini mungkin dapat membantu mempertimbangkan untuk tidak memberikan ASI pada waktu tersebut.
Bila ibu menyusui tetap harus meminum obat yang berkemungkinan beresiko terhadap bayinya maka untuk sementara ASI tidak diberikan tetapi tetap harus di pompa. ASI dapat diberikan kembali setelah dapat dikatakan tubuh bersih dari obat dan ini dapat diperhitungkan setelah 5 kali waktu kadar obat sisa separuh (fasa eliminasi) di dalam tubuh.
Apa yang harus dilakukan ibu menyusui yang akan mengkonsumsi obat-obatan?
• Memperlihatkan semua obat yang sedang digunakannya
• Memberitahu semua riwayat obat yang pernah dikonsumsi selama menyusui, meliputi: obat resep, obat bebas, obat tradisional/jamu, obat suplemen
• Aspek-aspek yang diberitahu meliputi: nama obat, cara penggunaan dan alasan penggunaan
• Meminta pisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh ibu menyusui
• Memberitahukan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu menyusui, baik efek terapi maupun efek samping setelah konsumsi obat
• Jika akan mengkonsumsi obat diluar resep dokter pastikan sudah konsultasi dengan apoteker
• Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau secara cermat terhadap efek samping yang mungkin terjadi
• Sebaiknya dihindari obat baru, yang hanya memiliki sedikit data
Referensi:
• Buku Bedah ASI IDAI
• Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Depkes RI : Jakarta
• Riordan, Jan. 2001. Buku Saku Menyusui dan Laktasi. EGC: Jakarta
DOC, PROMKES, RSMH