Kamis, 28 Juli 2022 11:08 WIB

Bahaya Tekanan Darah Rendah

Responsive image
159040
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tekanan darah rendah dalam istilah medis disebut juga dengan hipotensi. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah menunjukkan angka kurang dari 90/60 mmHg. Kondisi ini terkadang tidak menunjukkan gejala, sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa ia memiliki tekanan darah rendah. Namun, pada sebagian kasus lainnya, orang yang menderita hipotensi mungkin akan mengalami gejala saat serangan darah rendah muncul, seperti kelelahan, pusing, mual, dan bahkan pingsan. Bahaya darah rendah umumnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, pola makan, dan pengobatan yang tepat. Hal ini penting dilakukan sebab tekanan darah rendah yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memicu beragam gejala yang mengarah ke komplikasi berbahaya. Hipotensi dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. Selain itu, kehamilan, infeksi, dehidrasi, penyakit jantung, pendarahan, dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan hipotensi.

Beberapa Jenis Serangan Darah Rendah

Berikut adalah beberapa jenis tekanan darah rendah berdasarkan penyebabnya :

1.      Hipotensi Ortostatik

Hipotensi ortostatik merupakan serangan darah rendah yang terjadi saat seseorang tiba-tiba berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring. Saat tubuh menyesuaikan perubahan posisi tersebut, seseorang mungkin akan merasa pusing atau berkunang-kunang selama beberapa detik. Kondisi ini sangat umum terjadi pada para lansia, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa muda dan anak-anak.

2.      Hipotensi Postprandial

Hipotensi postprandial adalah kondisi tekanan darah rendah yang terjadi dalam waktu sekitar 1-2 jam setelah makan. Gejalanya bisa mirip dengan hipotensi ortostatik. Hipotensi postprandial diduga terjadi karena aliran darah lebih banyak mengalir ke saluran cerna untuk mendukung proses pencernaan setelah makan. Kondisi ini jarang terjadi pada orang dewasa muda, tetapi cukup sering dialami oleh lansia.

3.      Hipotensi Vasovagal

Hipotensi vasovagal adalah serangan darah rendah yang terjadi ketika sistem saraf merangsang pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah. Orang dewasa muda dan anak-anak umumnya lebih sering mengalami hipotensi jenis ini. Gejalanya bisa berupa keringat dingin, pusing, pandangan kabur, hingga pingsan. Hipotensi vasovagal bisa terjadi setelah seseorang berdiri terlalu lama, misalnya setelah berdiri lama saat upacara atau kelelahan saat bekerja.

4.      Hipotensi Akut

Ini merupakan serangan tekanan darah rendah yang terjadi secara mendadak, misalnya karena syok. Kondisi ini merupakan bentuk penurunan tekanan darah yang paling parah. Ketika seseorang mengalami syok, tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah secara tiba-tiba, sehingga otak dan organ tubuh lain tidak bisa mendapatkan cukup darah untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Penyebab syok bisa bermacam-macam, mulai dari dehidrasi berat, perdarahan hebat, hingga sepsis.

Komplikasi Darah Rendah yang Berbahaya

Jika tidak ditangani dengan benar darah rendah dapat mengakibatkan terjadi komplikasi :

1.       Penyakit Jantung

Hipotensi ortostatik ringan umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit. Jika terlalu sering terjadi, kondisi ini dapat memicu masalah pada jantung, seperti gagal jantung, gangguan irama jantung, dan bahkan serangan jantung. Tekanan darah yang rendah dapat menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah. Apabila tidak segera dilakukan pengobatan, kondisi ini bisa memicu penurunan fungsi organ jantung dan berakhir menjadi penyakit jantung.

2.       Stroke

Selain memicu penyakit jantung, tekanan darah rendah berisiko tinggi menyebabkan stroke. Kondisi ini terjadi ketika kurangnya suplai aliran darah ke otak, sehingga sel otak dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan fungsi otak terganggu. Stroke umumnya dapat menimbulkan gejala atau tanda, seperti satu sisi anggota tubuh melemah, ucapan tidak jelas, satu sisi wajah tidak dapat digerakkan, hilangnya penglihatan secara tiba-tiba, penurunan kesadaran, dan sakit kepala yang hebat.

3.       Gagal Ginjal

Kondisi tekanan darah rendah dapat menyebabkan penurunan aliran darah yang disaring oleh ginjal. Hal ini dapat memicu kerusakan pada ginjal, sehingga ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, lama-kelamaan akan menyebabkan gagal ginjal. Gagal ginjal awalnya bisa saja tidak bergejala, tetapi kondisi ini pada akhirnya dapat menimbulkan gejala, seperti bengkak di wajah dan tubuh, jarang buang air kecil, sesak napas, mudah mengantuk, dan penurunan kesadaran.

4.       Syok

Kondisi darah rendah juga dapat memicu terjadinya syok. Syok dapat terjadi jika tekanan darah menurun drastis, sehingga organ tubuh tidak berfungsi dengan baik karena tidak menerima cukup darah. Syok akibat darah rendah dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti sesak napas, denyut jantung cepat tetapi lemah, keringat dingin, pucat atau sianosis, serta pingsan.

Cara Mengatasi dan Mencegah Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah rendah secara umum bisa ditangani dengan beberapa cara berikut :

·     Minum air putih lebih banyak untuk meningkatkan volume darah dan cairan tubuh serta mencegah dehidrasi.

·         Konsumsi makanan yang bergizi, termasuk makanan yang mengandung garam atau natrium.

·         Hindari mengubah posisi tubuh dengan tiba-tiba dan berdiri terlalu lama.

·         Batasi konsumsi minuman beralkohol.

·         Konsumsi secangkir kopi atau teh berkafein di pagi hari, jika memungkinkan.

·         Gunakan stoking khusus untuk meningkatkan sirkulasi darah.

·         Berolahraga secara teratur sekitar 30 menit setiap hari atau sekitar 150 menit setiap minggu.

 

Referensi :

Dessi Triana, dkk. 2020. Promosi Kesehatan Mengenai Hipertensi dan Hipotensi Serta Pemeriksaan Laboratorium di Kelurahan Sumur Dewa Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.

Marda Noliya, dkk. 2018. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Aisyiyah Palembang.

Fedorowski, A., Ricci, F., & Sutton, R. 2019. Orthostatic Hypotension and Cardiovascular Risk. Kardiologia Polska, 77(11), pp. 1020-1027.

Bernstein, A. Healthline. 2021. Everything You Need to Know About Low Blood Pressure.

Sharma, S., Hashmi, M.F., & Bhattacharya, P.T. NCBI Bookshelf. 2021. Hypotension.

Juraschek, et al. 2020. Orthostatic Hypotension, Cardiovascular Outcomes, and Adverse Events. Hypertension. 75, pp. 660-667.

Eschlböck, S., Wenning, G., & Fanciulli, A. 2017. Evidence-Based Treatment of Neurogenic Orthostatic Hypotension and Related Symptoms. Journal of Neural Transmission, 124(12), pp. 1567-1605.

Vorvick, L.J. National Institutes of Health. 2021. U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Low Blood Pressure.

Thompson, A.D. & Shea, M.J. MSD Manual Consumer Version. 2020. Postprandial Hypotension.

Bradley, J. Verywell Health. 2020. What a Sudden Drop in Blood Pressure Means.