Kamis, 28 Juli 2022 10:43 WIB

Sarkoidosis

Responsive image
2559
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sarkoidosis adalah penyakit peradangan yang dapat menyerang bagian-bagian di dalam tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh perkembangan sel-sel granuloma yang menimbulkan radang. Sel-sel tersebut dapat menyerang beberapa bagian seperti paru-paru, hati, mata, dan kelenjar getah bening. Gejala yang ditimbulkan sangatlah beragam sesuai dengan lokasi organ yang terkena.

Pada beberapa kasus, sarkoidosis ringan dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan organ, bahkan kematian.

Penyebab Sarkoidosis 

Hingga saat ini, penyebab terjadinya sarkoidosis masih belum diketahui. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan faktor berikut :

·         Genetik

·         Paparan non-infeksi seperti debu atau zat kimia.

·         Infeksi, baik dari virus, bakteri, maupun jamur.

Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sarkoidosis, yaitu :

·         Berjenis kelamin perempuan.

·         Berusia 20-65 tahun.

·         Memiliki keluarga yang menderita sarkoidosis.

·         Memiliki riwayat penyakit limfoma.

Gejala Sarkoidosis 

Gejala sarkoidosis dapat muncul secara bertahap dengan pola yang berbeda-beda, tergantung pada organ tubuh yang terkena. Pada beberapa kasus, ada gejala yang hanya muncul sesaat, kemudian menghilang. Ada juga gejala yang muncul hingga bertahun-tahun (kronis), atau justru tidak menampakkan gejala sama sekali.

Sarkoidosis yang muncul secara mendadak umumnya menimbulkan serangkaian gejala khas yang disebut sindrom Lofgren. Gejala yang dimaksud antara lain demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri dan pembengkakan di sendi, serta benjolan kemerahan di kulit (eritema nodosum).

Tergantung pada organ yang terkena, keluhan lain yang dapat muncul adalah :

·         Paru-paru

Penderita sarkoidosis dapat mengalami sesak napas yang disertai mengi, batuk kering dan nyeri dada. Pada kasus yang jarang terjadi, penderita juga bisa mengalami batuk berdarah.

·         Mata

Mata yang mengalami sarkoidosis akan terasa kering, gatal, seperti terbakar, dan sensitif terhadap cahaya. Selain mata yang terlihat merah, pandangan juga akan menjadi samar.

·         Kulit

Sarkoidosis pada kulit ditandai dengan ruam atau bercak merah keunguan (eritema) yang terasa nyeri bila disentuh. Ruam biasanya muncul di sekitar pergelangan tangan atau kaki, dan tulang kering.

·         Jantung

Penderita sarkoidosis di jantung dapat mengalami kelelahan, nyeri dada, sesak napas, gangguan irama jantung (aritmia), jantung berdebar, dan pembengkakan tubuh karena kelebihan cairan (edema), bahkan kematian mendadak.

·         Sistem saraf

Sarkoidosis yang menyerang sistem saraf dapat mengakibatkan mati rasa, kesemutan, kejang, gangguan psikologis, seperti : demensia, depresi, atau psikosis, serta kelumpuhan.

·         Hati dan limpa

Sarkoidosis pada hati dan limpa dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, penyakit kuning, atau anemia.

Pemeriksaan Sarkoidosis 

Untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti :

·         Tes darah, untuk menghitung sel darah, kadar hormon, serta memeriksa fungsi hati dan ginjal.

·         Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi granuloma atau jaringan parut di paru-paru, serta pembesaran pada jantung atau kelenjar getah bening.

·         Tes fungsi paru, untuk mengukur volume dan kapasitas paru-paru.

·         Pemindaian dengan CT scan, MRI, atau PET scan, untuk melihat kondisi organ secara lebih mendetail.

·         Bronkoskopi, untuk melihat kondisi saluran pernapasan melalui tabung kecil yang dimasukkan melalui tenggorokan.

·         Biopsi, dengan mengambil sebagian kecil jaringan yang dicurigai sebagai granuloma, untuk diteliti di bawah mikroskop.

Pencegahan Sarkoidosis 

Sarkoidosis dapat dicegah dengan mengendalikan faktor yang dapat meningkatkan risiko kemunculan penyakit ini, salah satunya dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti :

·         Menghindari paparan debu dan zat kimia.

·         Berhenti merokok

·         Mengonsumsi makanan sehat bergizi dan seimbang yang direkomendasikan dokter.

·         Minum air putih dalam jumlah yang cukup.

·         Memenuhi kebutuhan tidur selama 6-8 jam setiap malam dan beristirahat yang cukup.

·         Menjaga berat badan ideal.

·         Berolahraga secara rutin.

·         Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.

 

Referensi :

Wivan Havilian Djohan. 2020. Diagnostik dan Penatalaksanaan Sarkoidosis. Jurnal Kesehatan Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Bargagli, E., & Prasse, A. 2018. Sarcoidosis : a Review for The Internist. Internal and Emergency Medicine, 13(3), pp. 325-31.

Ungprasert, P., Ryu, J. H., & Matteson, E. L. 2019. Clinical Manifestations, Diagnosis, and Treatment of Sarcoidosis. Mayo Clinic Proceedings : Innovations, Quality & Outcomes, 3(3), pp. 358-75.

National Health Services UK. 2021. Health A to Z. Sarcoidosis.

National Institute of Health. 2021. National Heart, Lung, and Blood Institute. Sarcoidosis.

Foundation for Sarcoidosis Research. 2021. Understanding Sarcoidosis. What is Sarcoidosis?

Cleveland Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Sarcoidosis Overview.

Kugler, M. Verywell Health. 2020. What is Sarcoidosis?