Kamis, 28 Juli 2022 09:36 WIB

Support System; Teman dalam Segala Situasi

Responsive image
6950
Budhi Nirmalajati, S.Tr.Sos - RS Jiwa Prof.Dr.Soeroyo Magelang

Dukungan sosial, salah satu faktor penting penahan dan pereda persoalan mental. namun acapkali sebagai teman, keluarga atau masyarakat yang berhadapan dengan seseorang yang sedang dalam masa gelap kita kikuk; harus gimana ya? nanti bilang gini salah gak ya? dan berbagai pertanya lainnya.

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan oleh orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006). Selaras dengan pengertian tersebut, menurut Apollo dan Cahyadi (2012) dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat membantu, melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumen, dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya. Secara singkat, dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai ketersediaan orang-orang yang dapat diandalkan oleh seseorang pada saat dibutuhkan.

Berbagai jenis dukungan sosial dapat diberikan untuk orang-orang disekitar kita yang sedang membutuhkan. Adapun dukungan-dukungan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian saran, sugesti, dan informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan atau menyelesaikan masalah. Jenis dukungan ini meliputi nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi yang dapat bersumber dari buku, majalah, artikel, siaran radio, dan berbagai sumber informasi lainnya;
  • Dukungan penghargaan dapat menumbuhkan rasa menghargai diri, percaya diri, dan merasa bernilai. Dukungan ini sangat bergua ketika individu mengalami stress karena berbagai tuntutan yang melebihi kemampuan yang dimiliki;
  • Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan secara langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau membantu meringangkan tugas orang yang sedang stress;
  • Dukungan emosional adalah dukungan dari ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan penerima dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa dimiliki dan dicintai ketika mengalami stress, memberi bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal dan cinta.

Dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap tingkat stress yang dialami seseorang. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah tingkat stress yang dirasakan, begitupun sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka akan semakin tinggi pula stress yang dirasakannya (Sibua dan Silaen, 2020). Dampak positif seseorang menerima dukungan sosial dari orang lain dengan tepat, yaitu dapat menjadi koping stres ketika orang tersebut memiliki masalah, dan dapat memberikan kesejahteraan bagi orang tersebut (Bovien dalam Fabian dkk, 2017). Selain itu, seseorang yang menerima dukungan sosial akan lebih mampu melakukan penyesuaian diri di lingkungannya, ataupun menyesuaikan diri dalam keadaan atau masalah yang dialami (Amylia & Surjaningrum, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kurangnya dukungan sosial dari orang-orang terdekat dapat menimbulkan kerentanan seseorang mengalami stress ataupun memperparah kondisi orang tersebut, sedangkan seseorang yang mendapatkan dukungan sosial yang memadai dapat mengurangi efek dari situasi stress yang sedang dialami.

Begitu berartinya dukungan sosial bagi orang-orang disekitar kita, terutama bagi mereka yang sedang merasa tidak baik-baik saja. Berikut sepuluh hal yang dapat kita lakukan untuk menciptakan tempat yang aman dan nyaman bagi mereka dalam memproses perasaan dan pikiran yang sedang dialami:

1.    Bersiap-siaplah

Persiapan terbesar ada dalam diri kita sendiri. Jika yang mengalami kesulitan adalah orang yang dekat dengan kita, bersiap dan sadarilah bahwa hal itu juga dapat menjadi masa sulit bagi kita. Bersiap untuk menghadapi masa sulit, bertahan dan berjuang lebih lama untuk keluar dari situasi buruk, bersiap untuk menyediakan waktu untuk mereka, serta bersiap untuk masuk ke dalam pembicaraan yang sulit dengan mereka. Ya ibaratnya kalo mau menolong orang lain pastikan kita tidak akan menjadi orang yang ditolong selanjutnya.

2.    Perhatikan

Mengenali tanda-tanda penderita psikologis. Setiap orang menunjukkan ciri-ciri yang berbeda, namun ada beberapa pola dan tanda yang dapat diidentifikasi. Beberapa tandanya adalah sebagai berikut: tampak gelisah, mudah marah atau tersinggung, sulit berkonsentrasi, kurang berminat untuk beraktivitas dan menghindari interaksi sosial, tampak bingung dan khawatir, tidur lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, suasana hati yang lesu dan merasa sedih terus menerus, dan sering mangis tanpa sebab.

3.    Bertanya

Menanyakan kabar dan keadaan jika mereka menunjukkan sikap dan perilaku yang janggal. Jika mereka menjawab tidak ada masalah, beri mereka waktu tanpa kita menarik diri sepenuhnya. Menanyakan apa yang sedang dibutuhakan, tunjukkan minat tulus perihal keadaan mereka, agar mereka tahu kita peduli dan siap apabila mereka memperlukan bantuan.

4.    Mendengar dan Menyimak

Mendengar dan menyimak bertujuan untuk membuat orang lain merasa didengar dan dimengerti serta menyerap informasi dan memahami situasi mereka. Jangan menganggap remeh dampak kehadiran kita untuk mendengarkan cerita orang lain. Cukup dengarkan dan simak, sesekali kita bisa menanggapi dengan pertanyaan dan pastikan kita menatap mereka ketika sedang berbicara. Bila mereka membutuhkan pertimbangan baru kita memberi nasihat dan hindari perasaan menghakimi.

5.    Merespon

Kita tidak bisa menanggapi cerita orang lain dengan asal-asalan. Meski dalam praktiknya, tidak ada satu aturan khusus dalam menanggapi persoalan setiap orang. Tidak ada cara atau kata-kata untuk menanggapi segala persoalan. Namun, kita bisa menanggapi dengan bijaksana, hati-hati, serta penuh kasih. Mereka dapat merasakan melalui tanggapan yang kita berikan. Hal yang perlu dihindari; mengecilkan penderitaan mereka, memotong pembicaraan dengan menggeser topik dan justru menceritakan masalah diri sendiri.

6.    Belajar

Semakin kita mengetahui kondisi orang lain, makin kita mampu membantu mereka. Tahu lebih banyak mengenai kondisi orang tersebut tidak hanya membuat mereka merasa dikasihani, tetapi juga dapat membantu kita mengendalikan tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi. Pastikan informasi yang kita dapatkan valid ya!

7.    Hadir

Kadang kala, hanya dengar "hadir" saja merupakan salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk membantu orang yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental. Mungkin saja hanya dengan duduk di sambaing seseorang yang sedang kalut bisa menjadi sesuatu yang bermakna bagi mereka. Hadir tidak hanya berkaitan dengan fisik, kita dapat  menunjukkan dengan memberikan waktu khusus untuk melakukan video call atau voice call agar mereka tahu bahwa kita memikirkan dan peduli akan keadaan mereka.

8.    Mengafirmasi

Orang-orang yang kita kasihi dan pedulikan memerlukan orang seperti kita untuk diajak bicara, dan tugas kita adalah menyampaikan kepada mereka hal-hal yang kita tahu adalah benar, walaupun mereka belum percaya pada saat itu. Berbicara ketika kita yakin mereka siap mendengarkan, serta tunjukkan kepedulian, kasih dan afeksi dengan cukup agar mereka merasa dicintai, berharga dan penting.

9.    Dorong untuk Mencari Bantuan Profesional

Kesehatan mental merupakan masalah medis yang juga harus disertai bantuan medis. Jika ada kesempatan dan waktu yang tepat, kita dapat membantu mereka untuk mencarikan bantuan profesional. Namun ketika mereka mencari bantuan profesional, bukan berarti itu akhir perjuangan ya, healing is a journey not a destination.

10.  Jaga Diri Kita Sendiri

Kita tidak dapat merawat seseorang dengan baik, jika kondisi emosi kita sendiri tidak sehat. Salah satu bahaya terbesar dalam merawat orang yang sedang berada dalam masa sulit adalah kita mengabaikan diri sendiri. Maka, tidak ada salahnya membuat batasan dengan jelas apa dan seberapa banyak yg dapat kita berikan untuk mereka, It's time to self-care.

 

 

 

Daftar Pustaka:

Amylia, Y., & Surjaningrum, E. (2014). Hubungan antara Persepsi Dukungan Sosial dengan Tingkat Kecemasan pada Penderita Leukimia. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 3 (2), 79-84.

Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial. 2020. Dukungan Sosial untuk Klien/Penerima Manfaat. Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Fabian G, dkk. (2017) Hungarian Female Migrant Sex Workers: Social Support and Vulnerability at Home and Abroad. Journals of Sage Publication, 1 13, 1-14. Doi.org/10.1177/ 0020872817742692.

Onie, Sandersan. 2021. Indonesian Mental Health First Aid: Booklet Panduang Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indoensia. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Sibua, Rima Utari R dan Sondang Maria J Silaen. 2020. Dukungan Sosial dan Kecerdasan Emosional dengan Stres di tengah Pandemi Covid-19 pada Masyarakat Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Jakarta: Universitas Persada Indonesia.