Rabu, 27 Juli 2022 14:06 WIB

Apakah Saya Menderita Hipertensi?

Responsive image
5827
dr. Herleni Kartika, Sp.PD - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah penyakit yang banyak terjadi di sekitar kita. WHO menyebutkan bahwa angka kejadian hipertensi secara global adalah   22%,  di Asia Tenggara sekitar 25%, Afrika 27%, Amerika 18% dan Eropa 23%. Tahun 2000, data kejadian hipertensi dunia adalah 972 juta dan diprediksi akan meningkat menjadi 1,56 milyar di tahun 2025.

Penderita hipertensi seringkali tidak menyadari bahwa sudah mengidapnya. Data WHO menyatakan bahwa 1 dari  4 orang penduduk menderita hipertensi. Di negara kita Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2018, terdapat lebih dari 63 juta  penduduk menderita hipertensi dan 34,1% di antaranya adalah dari kelompok usia > 18 tahun.

Batasan hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik/diastolik mencapai 140/90 mmHg atau lebih pada minimal 2 kali pengukuran di waktu yang berbeda.

Secara hemodinamik, tekanan darah   merupakan resultan dari cardiac output dan resistensi perifer. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat mencetuskan terjadinya hipertensi yaitu:

·         Usia/keturunan

·         Ras/suku bagsa

·         Obesitas

·         Kebiasaan mengkonsumsi alkohol

·         Mengkonsumsi makanan tinggi garam/sodium

·         Merokok

·         Stress

·         Hiperlipidemia

·         Diabetes

Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VII tahun 2003 dibagi menjadi

1.      Normal, jika TD <120/80 mmHg

2.      Prehipertensi, jika TD sistolik 120-139 mmHg dan TD diastolic 80-89 mmHg

3.      Hipertensi derajat 1, jika TD sistolik antara 140-159 mmHg dan TD diastolic 90-99 mmHg

4.      Hipertensi derajat 2, jika TD sistolik/TD diastolic mencapai 160/100 mmHg atau lebih

Saat ini pengukuran tekanan darah dapat dilakukan tidak hanya di klinik atau fasilitas kesehatan saja, namun sudah banyak masyarakat kita yang dapat melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri di rumah. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum  memeriksa tekanan darah. Kondisi harus dalam keadaan tenang dan telah istirahat duduk sekitar  5 menit dan tidak berbicara saat diperiksa tekanan darah. Kandung kemih sebainya dikosongkan dengan buang air kecil terlebih dahulu dan hindari mengkonsumsi kopi, alcohol dan merokok. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan setinggi jantung. Pengukuran tekanan darah yang tidak akurat akan menimbulkan kesalahan dalam diagnosis dan mempengaruhi terapi hipertensi.

Cara memasang manset:

  • Manset dipasang langsung menempel pada kulit tanpa penghalang pakaian karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah menjadi lebih tinggi.
  • Posisi bagian bawah manset berada sekitar 2,5 cm diatas lpat siku bagian dalam (antecubital)

Jadi dalam menegakkan diagnosis hipertensi memerlukan beberapa tahapan. Pada wawancara (anamnesis) kita dapat menanyakan apakah ada riwayat darah tinggi sebelumnya, faktor risiko lain, gejala kerusakan organ lain misalnya keluhan mata kabur, sakit kepala hebat, apakah ada kelemahan anggota gerak,  obat apa yang dikonsumsi sebelumnya bila ada. Kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah sesuai prosedur, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, apakah ada tanda pebesaran jantung, atau adanya sembab perut dan pada tungkai. Saat diagnosis hipertensi ditegakkan perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari kemungkinan komplikasi hipertensi ke organ lain. Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan saat menemukan kasus hipertensi adalah pemeriksaan darah rutin, gula darah, profil lipid, elektrolit, fungsi ginjal, pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi/EKG) dan ronsen dada. 

Penapisan atau skrining berguna untuk mendeteksi sedini mungkin adanya hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi ke organ lain. Jika sudah dinyatakan menderita hipertensi, maka upaya yang bisa dilakukan adalah:

1.   Memperbaiki gaya hidup, yaitu dengan menurunkan asupan garam, menghindari alcohol, meningkatkan konsumsi sayur dan buah, menurunkan asupan lemak, menurunkan berat badan, rutin berolahraga 30 menit perhari, serta berhenti merokok.

2.      Mengkonsumsi obat obatan sesuai anjuran dokter

3.      Mencegah terjadinya komplikasi ke organ lain.

Dengan mengetahui factor risiko hipertensi,upaya skrining dan penanganan sedini mungkin terhadap hipertensi maka dapat mencegah terjadinya komplikasi dan menurunkan morbiditas dan mortalitas yang dapat terjadi.

 

Referensi:

ISH Global Hypertension Practice Guideline. 2020

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi. 2019