Rabu, 27 Juli 2022 13:37 WIB

Pemberian Minum Bayi BBLR dengan Sendok

Responsive image
2504
Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp. - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Menyusui BBLR menjadi tantangan dalam perawatan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Menyusu dipengaruhi oleh kemampuan menghisap dan menelan bayi. Kemampuan menyusu bayi yang buruk disebabkan oleh kondisi bayi prematur, BBLR atau bayi yang memiliki kelainan neurologis dan kelainan bawaan (Masood, Emarh, Al-Halaby, El-Sayed, & El-Zayat, 2017).

Refleks oral dan muntah bayi terjadi ketika usia gestasi 12-16 minggu, refleks menghisap dan menelan mulai ada usia gestasi 28 minggu, koordinasi menghisap dan menelan baru berkembang usia gestasi 32 sampai 34 minggu. Kemampuan menghisap meningkat dengan meningkatnya usia gestasi. Karakteristik menghisap BBLR yang prematur lebih tinggi frekuensinya dan lebih lemah dalam kekuatan isapannya (Liu et al., 2015).

Tanda–tanda vital yang tidak stabil bisa terjadi pada saat BBLR menghisap seperti bradikardi selama menyusu, apnea dan saturasi oksigen rendah selama menelan. Hal ini terjadi karena koordinasi gerakan yang belum ada, sistem kardiorespirasi yang belum berkembang sempurna, sistem saraf pusat belum sempurna dan otot–otot oral pada neonatus belum sempurna. Selain usia gestasi dan berat badan harus diperhatikan keterampilan motorik oral bayi, praktik menyusui ibu dan teknik menyusui ibu yang mempengaruhi penghisapan bayi (Santoro & Martinez, 2007).

Pemberian susu melalui sendok pada bayi BBLR menjadi alternatif pilihan ketika kemampuan bayi menyusu langsung belum baik.Moncrieff (1999) dalam penelitiannya mengatakan bahwa beberapa bayi prematur, dan bayi dengan berat badan antara 1000 sampai kurang dari 2500 gram mempunyai reflek menghisap yang sangat lemah saat pertama kali ditempelkan ke puting payudara, jadi dibutuhkan metode yang lebih mudah untuk mengurangi stres pada bayi. Metode yang dapat digunakan adalah dengan botol, Breck Feeder (sejenis pipet, mempunyai dua ujung yang dilapisi oleh karet, ujung bagian bawah berlubang digunakan untuk memasukkan ASI ke dalam mulut bayi), sendok/pipet untuk menjatuhkan susu ke mulut bayi dan Oral Gastric Tube (OGT). Hal yang perlu dikaji pada bayi baru lahir sebelum memulai untuk pemberian minum adalah apakah bayi bisa menelan atau tidak. Jika bayi bisa menelan, beri bayi dengan sedikit air steril melalui sendok. Jika tidak ada reflek menelan maka tube feeding bisa digunakan. Jika bayi bisa menelan, maka hal lain yang perlu dipastikan adalah apakah bayi bisa menghisap. Jika bayi bisa menghisap, Breck Feeder adalah alat yang simpel. Jika bayi tidak bisa menghisap maka sendok/selang bisa digunakan berdasarkan kemampuan menelan. 

Mohrbacher dan Stock (1999) menyarankan mengisi sendok dengan sedikit susu dan menempatkan sendok pada bibir bawah bayi. Sendok kemudian ada diujung bibir sehingga susu mengalir ke dalam mulut bayi. Hoover (1998) menyarankan menempatkan tetes susu di mulut bayi dengan sendok. Salah satu penelitian oleh Kumar, Singhal dan Singh, (1989) dalam Dowling dan Thanattherakul, (2001) membandingkan cawan, sendok dan botol dalam pemberian minum pada bayi dibawah 6 bulan yang dirawat di RS karena diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu merasa tidak nyaman dengan penggunaan cawan dan sendok karena membutuhkan waktu yang lama dan mengalami kesulitan ketika digunakan pada malam hari. Selain itu ibu merasa khawatir bila asupan bayi tidak cukup karena banyaknya tumpahan. Belum ada penelitian lain yang menjelaskan tentang efek penggunaan dan keamanan dari sendok dalam pemberian minum pada bayi. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Forman (1994) menemukan bahwa ibu yang memberi ASI melalui sendok mempunyai durasi menyusui eksklusif lebih lama dari pada ibu yang menggunakan botol.

Pemberian ASI/pengganti ASI (PASI) dengan sendok pada intinya sama dengan penggunaan cawan. Caranya adalah posisikan bayi agak tegak, kemudian tempelkan sendok yang telah diisi ASI/PASI ke bibir bayi, biarkan mulut bayi terbuka dan biarkan lidah bayi menjilat.ASI/PASI sehingga ASI/PASI dapat masuk ke dalam mulut bayi. 

Resiko PASI berceceran lebih banyak karena pemberi ASI/PASI harus membawa sendok yang berisi ASI/PASI dari gelas ke bibir bayi (Dowling & Thanattherakul, 2001).

 


Referensi
Liu, Y. L., Chen, Y. L., Cheng, I., Lin, M. I., Jow, G. M., & Mu, S. C. (2015). Early oral-motor management on feeding performance in premature neonates. Journal of the Formosan Medical Association, 112(3), 161–164. https://doi.org/10.1016/j.jfma.2012.08.003

Masood, A., Emarh, M., Al-Halaby, A., El-Sayed, H., & El-Zayat, R. (2017). Predictors of poor suckling among neonates delivered at 37 weeks and beyond from obstetric perspective: A five-year observational study. Journal of Pregnancy and Neonatal Medicine, 01(01), 27–30. https://doi.org/10.35841/pregnancy-neonatal.1000101

Santoro, W., & Martinez, F. E. (2007). Effect of intervention on the rates of breastfeeding of very low birth weight newborns. Jornal de Pediatria, 83(6), 541–546. https://doi.org/10.2223/JPED.1724

DOC,PROMKES,RSMH