Rabu, 27 Juli 2022 13:33 WIB

Berdampingan Hidup Dengan Si Manis

Responsive image
640
Aidiawaty, S.Kep.Ns - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Mengenal lebih dekat Diabetes

Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang  bisa menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di dunia adalah 1,9% . Di Asia, Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbesar setelah Cina dan India dan peringkat ketujuh di dunia (WHO, 2016)

Diabetes Melitus  adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat , lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala akut penderita dengan diabetes melitus adalah : Polidipsia (banyak minum), poliuria (banyak/sering kencing di malam hari), polifagia (banyak makan), nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10kg dalam waktu 2-4 minggu, dan mudah lelah. Gejala kronis DM adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti ditusuk tusuk jarum, rasa kebas dikulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur,gigi mudah goyah dan lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa mengakibatkan impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan.

Tipe Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes memiliki dua jenis  tipe yang berbeda,. Ada penyakit diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

1. Pada Diabetes tipe 1 tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali, hal ini disebabkan adanya autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang ada dalam tubuh, termasuk Pankreas yang merupakan organ tubuh yang memproduksi insulin.Diabetes tipe 1 lebih banyak ditemukan pada anak-anak.

2. Pada Diabetes tipe 2 terjadi gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan gula darah akibat dari penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin).

Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan penyakit DM tipe 2 terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lainnya.

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

·         Riwayat keluarga dengan DM (first degree relative)

·         Umur ≥ 45 tahunn

·         Etnik

·         Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan bayi lahir >4000 gram

·         Riwayat pernah menderita DM gestasional

·         Riwayat lahir dengan berat badan rendah (< 2,5 kg)

b. Faktor risiko yang dapat diubah :

·         Obesitas ; IMT ≥25kg/m²

·         Lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki

·         Hipertensi

·         Dislipidemi

·         Kurangnya aktivitas fisik

·         Diet yang tidak sehat (makan berlebihan/obesitas)

c. Faktor lainnya :

·         Memiliki riwayat penyakit Kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau perphera arterial Disease (PAD)

·         Konsumsi alkohol

·         Faktor stress

·         Kebiasaan merokok

·         Jenis kelamin

·         Konsumsi kopi dan kafein.

Setelah terdiagnosa Diabetes Melitus tipe 2 apa yang harus kita lakukan, bersedih, meratapi nasib, tentu tidak, kita harus berjuang menjadi manusia-manusia kuat yang survive dengan penyakitnya. Ada beberapa tip penatalaksanaan Diabetes melitus sehingga kita bisa tetap menjadi manusia yang produktif sd waktunya nanti tiba.

1. Lakukan therapi dokter dengan benar; benar obat, benar pemakaian, benar dosis dan benar waktu.

2. Diet

Jangan pernah tersirat dihati bahwa umur kita mungkin tidak lama lagi, maka nikmatilah , makan apa yang kamu mau mumpung masih hidup, buang jau-jauh pemikiran ini. Kita harus tetap optimis bahwa hidup kita sudah tersurat tak bisa mundur apalagi maju, semuanya kehendak Allah dan kita dituntut untuk ikhtiar dan salah satunya yaitu dengan mengoptimalkan diet sehat. Prinsip pengaturan makan pada penderita DM hampir sama dengan anjuran makan untuk orang kebanyakan yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan  kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama paa mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang dianjurkan adalah 60-70% karbohidrat, lemak 20-25% dan protein 10-15% buah, sayur, vitamin seimbang. Untuk lebih jelasnya kita bisa konsultasi ke ahli gizi atau nutisionist yang akan menjelaskan lebih detail terkait jenis makanan dan komposisinya yang boleh dimakan oleh penderita diabetes.

3. Exercise (latihan fisik/olahraga)

Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhytmical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Latihan sesuai dengan kemampuan pasien, sebagai contoh olahraga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit.

     Hindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.Olahraga secara teratur dapat membantu mengatasi resistensi insulin, pada tahap awal penyakit, olahraga bahkan cukup untuk mengatasi Diabetes melitus tipe 2 tanpa penambahan terapi farmakologis.

4. Follow Up atau kontrol secara teratur

     Penderita diabetes melitus wajib melakukan kontrol ulang di fasyankes yang telah ditunjuk, pemantauan gula darah dapat dilakukan mandiri oleh pasien dengan alat glukometer. Untuk pemeriksaan HbA1c sebaiknya setiap 3 bulan sekali, dan bila kadar gula darah sudah dapat terkontrol dengan baik, maka pemeriksaan dapat diperpanjang menjadi 6 bulan sekali.

     Follow up juga dilakukan dengan tujuan memantau risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan mata setiap tahun, kontrol tekanan darah, pemeriksaan neorologis, kadar kolesterol dan fungsi ginjal.

5. Hindari/jauhi hal-hal yang juga dapat meningkatkan gula darah seperti alkohol    

    Dan merokok.

   6. Kurangi stress, hiduplah dengan tenang , dukungan dari keluarga sangat

      dibutuhkan baik itu memberi kata-kata semangat atau sebagai pengingat terapi   

      yang sedang dijalankan penderita diabetes. Tetaplah berinteraksi, bersosialisasi   

      dan berkarya karena setiap manusia mempunyai masalah sendiri-sendiri.  

      Kencangkan Ikhtiar dan tingkatka ibadah.

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Daftar Pustaka

Shryock, Harold, M.D. 1995. Penuntun Perawatan dan Pengobatan Modern.

Bandung : Indonesian Publishing House

Dr. Weeks, Claire. 1991. Mengatasi Stress. Yogyakarta : Kanisius

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, ed.9. Jakarta : EGC

Anonim, Pengelolaan Diabetes Melitus. Gendhis Manis.

Diakses dari https://www.gendhismanis.id/pengelolaan-diabetes-melitus.html

Puji, Aprianda. 2021. Diabetes Tipe 2: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan. Hello

Sehat

Diakses dari https://hellosehat.com/diabetes/tipe-2/diabetes-tipe-2/?amp=1

Doc, PROMKES, RSM