Rabu, 27 Juli 2022 09:41 WIB

Mengenal Molnupiravir

Responsive image
6341
apt Eva Yunila,S.Si,MARS - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Obat Covid-19 yang direkomendasikan di musim Covid-19 varian Omicron kian bertambah. Salah satunya adalah molnupiravir, yaitu obat anti virus baru yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization dari FDA Amerika Serikat maupun dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Indonesia untuk terapi Covid-19 dan diindikasikan untuk pengobatan infeksi Covid-19 ringan sampai sedang pada pasien dewasa (usia 18 tahun ke atas). Izin penggunaan darurat molnupiravir dikeluarkan oleh BPOM pada pertengahan Januari 2021, dilansir dari pom.go.id, Minggu (06/02/2022). MOlnupiravir digunakan untuk pasien yang tidak memerlukan pemberian oksigen dan memiliki peningkatan risiko menjadi infeksi COVID-19 berat. Dapat juga digunakan untuk ang sedang mejalani isolasi mandiri dan saat muncul gejala awal.

Molnupiravir awalnya dikembangkan di Emory University, Amerika Serikat, untuk mengobati influenza.Namun, efektivitas dan keamanan sebagai obat antivirus baru penyakit Covid-19 akibat infeksi virus Corona sedang diteliti potensinya.Sejauh ini menunjukkan bahwa molnupiravir memiliki efektivitas yang cukup tinggi serta efek samping yang tergolong ringan dalam mengobati Covid-19.

Molnupiravir adalah obat anti virus oral dari turunan nukleosida sintetis N4-hidroksisitidina yang merupakan prodrug analog ribonukleusida, secara cepat dikonversi menjadi senyawa hydroxycytidine di dalam plasma. Gugus trifosfat pada senyawa ini akan berkompetisi dengan RNA polimerase dari virus. Kompetisi ini akan menyebabkan mutasi pada virus yang akan terakumulasi dengan setiap siklus replikasi yang menyebabkan inaktifnya virus.

Hasil Uji Klinis Obat Molnupiravir untuk COVID-19

Sebelum dinyatakan layak dan aman digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit tertentu, suatu obat atau vaksin baru perlu dikaji melalui uji klinis bertahap, yaitu uji klinis fase I, II, dan III.Begitu juga dengan molnupiravir.

Studi preklinis menunjukkan Molnupiravir memiliki aktivitas antiviral terhadap corona virus, termasuk SARS-CoV-2 dengan resiko resistensi yang rendah. Sudi pada mencit menunjukkan bahwa Molnupiravir dapat menghambat replikasi virus dan menghambat pathogenesis penyakit akibat coronavirus. Molnupiravir juga dapat menghalangi secara total transmisi dari hewan yang terinfeksi SARS-CoV-2 kepada hewan yang sehat.

Data dari hasil uji klinis fase I dan II menunjukkan bahwa molnupiravir aman digunakan dan cukup efektif dalam mengurangi jumlah virus Corona pada penderita COVID-19 derajat ringan. Selanjutnya, hasil sementara uji klinis fase III menunjukkan bahwa molnupiravir juga mampu mengurangi kebutuhan rawat inap di rumah sakit serta menekan risiko kematian hingga sekitar 50%, khususnya pada pasien COVID-19 derajat ringan hingga sedang. Karena hasil penelitian klinisnya sejauh ini cukup baik, molnupiravir diangggap berpotensi tinggi untuk digunakan dalam pengobatan Covid-19

Studi yang dilakukan oleh Fischer dkk melibatkan 202 pasien bergejala dan terkonfirmasi COVID-19 melalui PCR diukur selama 28 hari pasca pemberian Molnupiravir. Pasien yang mendapatkan 800 mg Molnupiravir secara bermakna memiliki waktu klirens RNA virus di swab nasofaring yang lebih cepat dibandingkan pasien yang mendapatkan plasebo (median 14 hari dan 27 hari, p = 0.001). Pengukuran viral load pada hari ke-5 pasca pemberian obat juga menunjukkan viral load yang lebih rendah pada kelompok Molnupiravir dibandingkan plasebo.

Data menunjukkan manfaat Molnupiravir bermakna pada COVID-19 derajat ringan, namun tidak cukup bermakna pada COVID-19 derajat sedang dan berat.

Studi pada mencit menunjukkan bahwa Molnupiravir dapat menghambat replikasi virus dan menghambat patogenesis penyakit akibat coronavirus. Molnupiravir juga dapat menghalangi secara total transmisi dari hewan yang terinfeksi SARS-CoV-2 kepada hewan yang sehat.

Secara umum, masih dibutuhkan data yang lebih lengkap untuk memastikan efektivitas dan keamanan obat ini, terutama pada kelompok tertentu, seperti ibu hamil, anak-anak, dan bayi. Oleh karena itu, uji klinis molnupiravir di fase III masih terus berlanjut.

 

Cara Kerja Obat Molnupiravir untuk COVID-19

Molnupiravir bekerja dengan cara mengganggu aktivitas enzim RNA virus Corona sehingga dapat menghambat perkembangbiakan virus tersebut. Setelah itu, virus Corona akan dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh penderita hingga akhirnya musnah sepenuhnya.

 

Dosis

Dosis  Molnupiravir adalah 800 mg per 12 jam selama 5 hari

 

Indikasi

a.    Dewasa, terkonfirmasi COVID-19  derajat ringan sedang

b.    Memiliki 1 faktor resiko untuk menjadi gejala berat (misalnya hipertensi, Diabetes Melitus, penyakit paru kronik, penyakit jantung koroner, obesitas dan lain-lain)

 

Kontraindikasi

Molnupiravir tidak dianjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah 18 tahun

Beberapa riset di laboratorium pada hewan percobaan menunjukkan bahwa molnupiravir berisiko menyebabkan kelainan genetik atau cacat bawaan lahir pada janin.Selain itu, ada juga studi yang menyebutkan bahwa molnupiravir dapat mengurangi kualitas sperma.Jika seorang pria menggunakan molnupiravir selama menjalani program hamil atau saat berhubungan intim, hal ini berisiko menimbulkan kelainan genetik atau kecacatan pada janin yang terbentuk. Oleh karena itu, obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil atau pria dan wanita dewasa yang sedang menjalani program hamil. Agar lebih aman, pria maupun wanita yang akan menjalani pengobatan molnupiravir perlu menggunakan kontrasepsi yang efektif.

Bagi para pria, kontrasepsi seperti kondom perlu digunakan saat berhubungan intim selama masa pengobatan molnupiravir dan hingga sekitar 3 bulan setelah terapi selesai.Sementara pada wanita, dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi selama pengobatan molnupiravir hingga 4 hari setelah terapi selesai atau selama sekitar 7–10hari.

         

Efek Samping

Molnupiravir memiliki keamanan dan tolerabilitas yang baik.Efek samping yang paling sering dilaporkan di antaranya adalah nyeri kepala, nyeri abdomen, nyeri orofaring, insomnia, diare, mual, mengantuk  dan peningkatan enzim transaminase. Namun efek samping lebih banyak dilaporkan pada kelompok plasebo dibandingkan kelompok Molnupiravir

Pemberian Molnupiravir relative aman dan tidak menimbulkan gangguan fungsi hati

 

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Obat Molnupiravir

Harap berhati-hati dengan molnupiravir. Penggunaan jangka panjang memiliki potensi mutagenik. Saat ini molnupiravir digunakan hanya untuk populasi berisiko tinggi dengan DIKONFIRMASI infeksi Covid ringan/sedang di bawah penggunaan penuh dan hanya untuk 5 hari,” kata Dr. Edsel Salvaña Pakar penyakit menular dan anggota Kelompok Penasihat Teknis Departemen Kesehatan.

 

“Di luar penerapan yang sempit itu, rasio risiko-manfaat obat ini tetap TIDAK PASTI dan berpotensi berbahaya. Jika Anda memiliki COVID yang parah, itu tidak benar-benar berfungsi dan obat-obatan lain perlu digunakan. JANGAN PERNAH minum obat apa pun tanpa konsultasi medis yang tepat,” tambahnya.

 

Sediaan

Obat Molnupiravir yang disetujui di Indonesia berupa kapsul 200 mg yang diproduksi Hetero Labs Ltd., India, didaftarkan, diimpor dan dipasarkan oleh PT. Amarox Pharma Global di Indonesia dengan brand MOVFOR. Brand ini merupakan produk Molnupiravir yang pertama dan satu-satunya yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM di Indonesia dan telah diluncurkan secara resmi di Indonesia pada tanggal 15 Februari 2022.

 

 

Referensi :

-     KMK No HK.01.01/Menkes/243/2022 tentang Manajemen Klinis Tata Laksana Covid-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

-     https://poskota.co.id/2021/11/24/awas-pakar-penyakit-menular-beri-peringatan-hati-hati-jika-ingin-konsumsi-obat-covid-19-molnupiravir-ini-alasannya

-     https://lifestyle.bisnis.com/read/20220217/106/1501637/amarox-bawa-obat-covid-molnupiravir-ke-indonesia.

 

DOC, PROMKES RSMH