Mata kering atau dalam istilah medis disebut dengan dry eye syndrome adalah kondisi dimana tear film tidak stabil dari segi jumlah dan kualitas sehingga kehilangan kemampuan untuk melindungi permukaan mata. Produksi air mata yang menurun atau air mata mudah menguap menyebabkan kurangnya jumlah air mata dan ketidakstabilan ini sehingga mata mulai terasa kering. Kondisi ini bukanlah kondisi yang jarang terjadi, bahkan penelitian di Amerika Serikat menyatakan 50% peserta yang berusia lebih dari 18 tahun mengalami dry eye syndrome ini.
Gejala
Apa saja sih gejala dry eye syndrome? Gejalanya dapat berupa mata terasa terasa perih sampai sensai nyeri; gatal dan kering apda mata; kelopak mata sering lengket saat bangun tidur; mata terasa berat dan terlihat merah; mudah merasa silau; pandangan kabur dan tidak bisa fokus; sensasi seperti berpasir di dalam bola mata; serta mata mudah berair
Faktor Risiko
Dry eye syndrome mudah menyerang orang dengan aktivitas depan komputer lama; pengguna lensa kontak; proses penuaan; menopause; bekerja di ruangan ber-AC atau kipas angin
Bahayakah jika tidak diobati?
Awalnya mungkin tidak akan menyebabkan kondisi serius, tapi lama kelaman jika dibiarkan akan terjadi komplikasi lebih berat seperti infeksi pada kornea yang dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan permanen jika tidak ditangani segera. Selain itu juga dapat menyebabkan infeksi pada selaput mata berulang atau bahkan peradangan yang lebih hebat lagi. Sehingga sangat diperlukan untuk konsultasi dengan dokter mengenai pengobatan yang harus dilakukan.
Diagnosis Dry Eye Syndrome
Untuk mendiagnosis mata kering, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala mata yang dialami, kemudian pemeriksan yang dapat dilakukan seperti tes schirmer yang dilakukan untuk mengukur produksi air mata dengan menempelkan potongan kertas khusus yang dapat menyerap cairan di mata bagian bawah, jika dalam 5 menit ukuran kertas yang basah kurang dari 10mm maka dapat dikatakan mata kering. Tes fluoresein digunakan untuk melihat kerusakan pada kornea jika terdapat lecet yang diakibatkan mata kering. Tes tear break up time yang bertujuan untuk melihat kondisi permukaan mata dengan meneteskan obat yang mengandung fluoresein untuk melihat perubahan warna pada mata untuk mengetahui seberapa cepat mata menjadi kering. Selain itu dokter dapat melakukan tes osmolaritas air mata untuk mengukur komposisi air dan zat lain yang terkandung di dalam air mata pasien. Mata kering dapat terdeteksi jika komposisi air mata pasien tidak stabil atau tidak seimbang. Jika dicurigai ada penyakit lain yang mendasari terjadinya dry eye syndrome maka dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan darah.
Pengobatan
Konsultasikan dengan dokter untuk mendiagnosis terkena dry eye syndrome. Dokter dapat memberikan obat tetes mata air mata buatan yang tersedia dalam bentuk tetes mata maupun gel. Air mata buatan ini dapat digunakan setipa jam atau lebih untuk memperbaiki gejala. Salep mata
dapat digunakan pada malam hari agar kerjanya lebih efektif, bila menggunakan tetes mata yang lain jangan menggunakan obat berbentuk salep karena obat tetes mata tidak dapat bekerja efektif pada mata yang sudah diolesi salep. Apabila penggunaan air mata buatan dan salep mata belum juga memberikan hasil yang baik, konsultasikan lebih lanjut pada dokter. Selain penggunaan obat-obatan, mata kering juga dapat dicegah dengan tidak menggunakan lensa kontak, ketika menggunakan obat tetes mata jangan menggunakan lensa kontak.
Referensi
Golden MI, Meyer JJ, Patel BC. Dry Eye Syndrome. [Updated 2021 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Download 29 Oktober 2021 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470411/
Golden MI, Meyer JJ, Patel BC. Dry Eye Syndrome. 2021 Aug 19. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan–. Download 29 Oktober 2021 PMID:
29262012.