Selasa, 26 Juli 2022 15:44 WIB

Berjemur dan Vit D, Apa Hubungannya?

Responsive image
6888
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Paparan sinar matahari pada kulit merupakan cara terbaik untuk sintesis vitamin D. Kadar vitamin D yang adekuat dalam tubuh merupakan proteksi terhadap berbagai penyakit seperti penyakit degeneratif, kanker dan juga infeksi saluran napas. Beberapa penelitian menghubungkan kadar vitamin D yang rendah dengan morbiditas dan mortalitas COVID-19.

Indonesia adalah salah satu negara tropis yang sepanjang tahun disinari matahari. Penurunan angka kematian diketahui berhubungan bermakna dengan pemberian suplemen vitamin D. Disarankan untuk mengkonsumsi vitamin D3 sebesar 10.000 IU/hari selama beberapa minggu dan dilanjutkan 5000 IU/hari. 19. Kekurangan vitamin D3, diketahui berhubungan dengan infeksi saluran nafas, diabetes, penyakit jantung dan autoimun. Faktor usia dan adanya penyakit kronik dapat menurunkan kadar vitamin D3.

Defisiensi vitamin D dapat disebabkan gaya hidup yang cenderung menghindari matahari, penggunaan tabir surya, asupan makanan kaya vitamin D rendah. Defisiensi vitamin ini dapat diatasi dengan meningkatkan sintesis vitamin D melalui fortifikasi, suplementasi vitamin D dan melalui paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang paling baik dan tidak terdapat kasus intoksikasi vitamin D akibat oleh paparan sinar matahari berlebihan (Yosephin, Khomsan, Briawan, & Rimbawan, 2014).

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penurunan efisiensi penyerapan kalsium dan fosfor sehingga meningkatkan level paratiroid hormon (PTH). Selain itu, dalam penelitian terbaru, defisiensi vitamin D meningkatkan risiko terjadi insulin resisten, diabetes melitus, disfungsi sel, penyakit autoimun, arthritis, multipel sklerosis, kanker kolon, kanker payudara, kanker prostat, dan penyakit kardiovaskular yang disebabkan hipertensi, obesitas, dan gangguan profil lipid (Yosephin et al., 2014).

Terdapat 2 bentuk vitamin D, yaitu vitamin D2 (ergocalc iferol) dan vitamin D3 (cholecalciferol). Keduanya disintesis dari radiasi sinar ultraviolet. Vitamin D3 selain bisa diproduksi tubuh, juga didapat dari suplemen. Radiasi sinar UV B mengubah dehydrocholesterol dalam kulit menjadi vitamin D yang aktif. Hati akan mengubah asupan vitamin D menjadi hydroxyvitamin. Sementara di ginjal akan diubah menjadi calcitriol. Pengaktifan vitamin D juga dibantu oleh magnesium. Mineral ini bersama magnesium. Mineral ini bersama--sama dengan vitamin D akan meregulasi kalsium dan sama dengan vitamin D akan meregulasi kalsium dan fosfat dfosfat dalam pertumbuhan tulangalam pertumbuhan tulang (Grant et al.et al., 2020).

Sinar ultraviolet B (UVB) yang berasal dari sinar matahari dapat membantu produksi vitamin D3 pada kulit (Grant et al. al., 2020). Paparan UVB dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan berbagai efek samping seperti kanker kulit, pigmentasi eritema dan sebagainya. Oleh karena efek sampping inilah menyebabkan banyak orang menghindari terpapar sinar matahari sehingga terjadilah defisiensi vitamin D3 (Muliani, 2021).

Kapan waktu berjemur yang baik untuk meningkatkan vitamin D?

Menurut penelitian Muliani tahun 2021, terdapat perbedaan waktu dan lama berjemur yang optimum untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Dapat disimpulkan bahwa waktu berjemur terbaik guna meningkatkan vitamin D dalam pencegahan Corona virus Disease 2019 (Covid 19) adalah antara pk. 09.00-10.00, maksimal 15 menit atau sampai kulitmulai kemerahan dalam 2 3 kali per minggu. Disarankan untuk tetap menggunakan topi dan tabir surya guna melindungi area kepala dan leher.

Absorpsi sinar matahari ke dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh warna kulit, penggunaan bahan pakaian dan tabir surya , dan luas pajanan. Paparan sinar matahari sebesar satu Minimal Erythemal Dose (MED) pada orang dewasa dapat meningkatkan konsentrasi vitamin D setara dengan suplementasi 10.000 – 25.000 IU. Penelitian pada bayi yang diberi paparan 3 kali seminggu @ 5 menit pada jam 10.00-14.00, dengan paparan 50% area tubuh selama 2 bulan, mendapatkan kenaikan 25(OH)D sebesar 8,9 ng/mL.

Dapat disimpulkan vitamin D yang diaktifkan oleh paparan sinar matahari sangat bermanfaat sebagai proteksi berbagai penyakit termasuk juga pada COVID-19, walaupun efektifitasnya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referensi:

·         Grant WB, Lahore H., McDonnell SL, Baggerly CA, French CB, Aliano JL, Bhattoa HP (2020) “Evidence that vitamin D supplementation could reduce risk of influenza and covid 19 infections and deaths,” Nutrients , 12(4), pp. 1 19. doi:10.3390/nu1204098 8.

·         Muliani. (2021). Waktu berjemur terbaik guna meningkatkan vitamin D dalam pencegahan coronavirus disease 2019 (COVID-19). Jmk: Jurnal Media Kesehatan, 14(1), 66–74.

·         Yosephin, B., Khomsan, A., Briawan, D., & Rimbawan, R. (2014). Peranan ultraviolet B sinar matahari terhadap status vitamin D dan tekanan darah pada wanita usia subur. Kesmas: National Public Health Journal, 8(6), 256. https://doi.org/10.21109/kesmas.v0i0.377

DOC, PROMKES, RSMH