Selasa, 26 Juli 2022 13:22 WIB

Minyak Goreng yang Sehat, Apakah Ada?

Responsive image
16028
dr. Benedictus Hanjaya Suwandi - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Makanan yang Anda konsumsi memiliki peran yang penting dalam risiko penyakit jantung. Apapun jenis masakan yang biasanya Anda masak atau konsumsi, tentu perlu menggunakan minyak goreng. Entah itu untuk menumis, menggoreng, memanggang, atau untuk bumbu. Namun, tidak semua minyak goreng sama. Setiap jenis minyak dapat bervariasi pada jenis dan perbandingan lemak yang dikandung.

Minyak goreng biasanya mengandung lemak tak jenuh dan lemak jenuh. Minyak yang sehat adalah minyak yang lebih banyak mengandung lemak tak jenuh baik rantai tunggal maupun rantai majemuk. Makanan yang tinggi lemak tak jenuh seperti beberapa jenis kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, zaitun, dan minyak nabati dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Jenis minyak yang tinggi lemak tak jenuh misalnya adalah minyak zaitun, minyak kanola, dan minyak biji bunga matahari. Sedangkan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa tinggi lemak jenuh sehingga dapat meningkatkan kolesterol LDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Bukan berarti tidak boleh sama sekali, tetapi lebih bijak dalam jumlah dan penggunaannya.

Minyak goreng mudah rusak bila terpapar cahaya, panas, dan udara, sehingga, diperlukan cara penyimpanan yang baik. Berikut berbagai tips untuk memastikan kualitas minyak yang Anda gunakan baik, yaitu:

  • Hindari membeli minyak dalam jumlah banyak dan menyimpan dalam jangka waktu lama, perhatikan tangga kadaluarsa dan gunakan minyak yang telah dibuka sebelum 12 bulan
  • Simpan minyak di tempat yang dingin dan gelap, pilih minyak dengan kemasan botol yang gelap dan simpan di tempat yang tidak terpapar cahaya langsung 
  • Gunakan minyak yang tepat untuk masakan yang membutuhkan temperatur yang lebih tinggi, misalnya minyak zaitun, minyak kanola, minyak kedelai.
  • Hindari pemanasan berlebihan saay memasak, karena saat minyak terlalu dipanaskan dapat menghasilkan senyawa kimia yang berbahaya, titik uap minyak adalah suhu dimana minyak mulai terbakar dan berasap yang menandakan bahwa minyak tersebut mulai mengalami kerusakan
  • Hindari menggunakan minyak yang telah dipanaskan, semakin gelap warnanya minyak akan menghasilkan rasa dan bau yang kurang sedap dan dapat menimbulkan masalah kesehatan
  • Hindari menggoreng dengan minyak yang banyak. Apabila Anda ingin menggoreng, tidak disarankan menggunakan minyak jagung atau minyak biji bunga matahari karena kurang stabil pada temperatur tinggi, gunakan minyak zaitun atau minyak kedelai yang lebih tahan panas.

Tidak hanya dengan mengontrol penggunaan minyak goreng, Anda juga harus menjalankan gaya hidup sehat dengan aktivitas fisik secara rutin, konsumsi makanan bergizi seimbang, dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan jantung Anda. Konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui lebih lanjut mengenai minyak goreng yang lebih baik bagi kesehatan jantung Anda.

 

Referensi:
Monounsaturated fat. American Heart Association. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/monounsaturated-fats.

Polyunsaturated fat. American Heart Association. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/polyunsaturated-fats.

Mozaffarian D. Dietary fat. https://www.uptodate.com/contents/search.

Healthy cooking oils. American Heart Association. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/healthy-cooking-oils.

All about oils. Food and Nutrition. https://foodandnutrition.org/january-february-2014/all-about-oils/.

Deep fat frying and food safety. U.S. Department of Agriculture. https://www.fsis.usda.gov/wps/portal/fsis/topics/food-safety-education/get-answers/food-safety-fact-sheets/safe-food-handling/deep-fat-frying-and-food-safety/CT_Index.

O’Brien R. Edible Fats and Oils Processing and Applications. In: Handbook of Food Science, Technology, and Engineering, Volume Four. ; 2005. doi:doi:10.1201/9781420026337.ch155

Choe E, Min DB. Mechanisms and factors for edible oil oxidation. Crit Rev Food Sci Food Saf. 2006;5:169-186.