Selasa, 26 Juli 2022 10:26 WIB

Perawatan Anak dengan Perdarahan

Responsive image
3090
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah, jumlahnya dapat bermacam-macam, mulai dari sedikit sampai dapat menyebabkan kematian. Perdarahan dapat terjadi secara normal maupun abnormal. Perdarahan yg berlangsung lama dan tidak segera ditangani akan menyebabkan syok, sinkop dan bila lebih lanjut dapat menyebabkan kematian.

Ada banyak penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya perdarahan pada anak, diantaranya adalah penyakit kanker. Peranan perawat sangat penting dalam perawatan pasien anak dengan perdarahan yang dirawat di rumah sakit. Mengingat peranan perawat identik dalam membantu dokter yang bekerja di rumah sakit. Padahal, perawat memiliki hak untuk memberikan layanan keperawatan secara mandiri dan tidak harus bekerja di rumah sakit, klinik, maupun pusat kesehatan lainnya.

Peran perawat bukan hanya merawat orang sakit. Secara umum, ada banyak peran perawat yang sesuai dengan buku panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, seperti berikut ini:

  •  Pemberi asuhan (care provider)
  •  Pemimpin komunitas (community leader)
  •  Pendidik (educator)
  •  Pembela (advocate)
  •  Peneliti (researcher)

Peranan penting perawat dalam perawatan anak dengan penyakit perdarahan sesuai dengan peran utama perawat yaitu sebagai pemberi asuhan (care provider), yakni memberi pelayanan perawatan pada pasien yang membutuhkan sesuai dengan prinsip dan etika perawat. Sebagai care provider, perawat dapat memberi bantuan fisik maupun psikologis bagi pasien, agar kondisi kesehatannya membaik.

Perdarahan dapat terjadi karena hal-hal berikut:

  • Perdarahan Karena trauma
  • Perdarahan non-traumatik (spontan): haemophilia, septikemia, trombositopenia
  • Perdarahan oleh karena pembuluh darah yang terluka (perdarahan arteri, venous dan kapiler)
  • Perdarahan oleh karena menurut lokasinya: perdarahan eksternal dan perdarahan internal

Penyakit-penyakit penyebab perdarahan diantaranya adalah:

  •   Hemofillia
  •   Leukemia
  •   Anemia aplastic
  •   ITP
  •   Kurang vitamin K pada bayi baru lahir

Salah satu manifestasi klinis ggn hematologi adalah perdarahan. Perdarahan dapat berupa petekie, purpura atau ekimosis, mimisan.

Lokasi perdarahan yang paling sering adalah pada:

  •   kulit, mata,membran mukosa hidung, ginggiva, dan saluran cerna.
  •   Perdarahan pada saluran cerna dan sistem saraf pusat yang dapat mengancam jiwa
  •   paru, uterus dan ovarium.

Pencegahan perdarahan yang dapat dilakukan:

a.   Monitor dengan ketat tejadinya perdarahan

b.   Monitor tanda dan gejala perdarahan menetap

c.   Monitor komponen koagulasi darah

d.   Monitor tanda – tanda vital

e.   Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan

f.    Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut untuk perawatan rongga mulut

g.   Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin

h.   Berikan produk –produk penggantian darah

i.    Berikan obat-obatan

Tatalaksana      penderita      hemofilia      harus      dilakukan   secara   komprehensif, yang meliputi pemberian  faktor  pengganti  yaitu  F  VIII  untuk  hemofilia A dan F IX untuk hemofilia  B. Tindakan lainnya  berupa  perawatan    dan    rehabilitasi    terutama    bila    ada    perdarahan  sendi,  edukasi    dan  dukungan  psikososial  bagi  penderita  dan  keluarganya. Bila terjadi perdarahan akut, terutama  daerah  sendi,  maka  tindakan  RICE  (rest,  ice,  compression,  elevation) harus segera dilakukan. Sendi yang mengalami perdarahan diistirahatkan dan diimobilisasi. Kompres dengan  es atau  handuk basah yang dingin, kemudian dilakukan  penekanan atau pembebatan dan meninggikan daerah  perdarahan. Penderita  sebaiknya  diberikan  faktor    pengganti  dalam 2  jam setelah  perdarahan.

Pasien dengan kelainan darah trombositopenia lakukan:

  • Edukasi oral hygiene: sikat gigi menggunakan sikat gigi yang lembut, pada pasien yang bedrest atau pada bayi gunakan kassa dan air bersih atau NaCl 0,9%.
  • Kumur menggunakan madu yang dilarutkan dengan air minum.
  • Konsul gilut untuk perawatan lebih lanjut untuk oral hygiene

Pencegahan perdarahan diusus:

  • Edukasi: makan makanan berserat, buah, sayur
  • Kolaborasi: biasanya lactulosa syrup

Edukasi keluarga untuk menghindari terjadinya perdarahan:

  • Hindari trauma/olah raga kontak fisik. Berenang dan jogging diperbolehkan.
  • Hindari pemberian obat yang dapat mengganggu fungsi trombosit.
  • Hindari pemberian suntikan intramuskuler.
  • Latihan teratur untuk memperkuat otot, proteksi sendi, dan kondisi fisik.
  • Pendidikan kesehatan untuk menghindari trauma (seminimal mungkin).
  • Perawatan sendi untuk mencegah terjadinya ankilosis.
  • Perawatan gigi.
  • Perdarahan ringan/sedang tanpa komplikasi dapat perawatan di rumah , sedangkan perdarahan berat harus dirawat di rumah sakit

Tindakan yang dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan kelainan darahITP:

  • suportif dan terapi farmakologis
  • Tindakan suportif merupakan hal yang penting dalam penatalaksanaan ITP pada anak, diantaranya:
  • membatasi aktifitas fisik yang melibatkan kontak fisik kompetitif
  • mencegah perdarahan akibat trauma
  • menghindari obat yang dapat menekan produksi trombosit atau merubah fungsinya
  • memberi pengertian pada pasien dan atau orang tua tentang penyakitnya.

Bila terjadi perdarahan, lakukan:

  • Perdarahan biasa: dep atau tekan dengan kassa
  • Observasi perdarahan epistaksis, bila perdarahan aktif kolaborasi dengan pemberian dep menggunakan epinefrin, pemberian asam traneksamat, dan pemberian transfusi trombosit.
  • Bila masih aktif => konsul atau rawat bersama dengan bagian THT sesuai kondisi pasien.
  • Perdarahan mulut dan gusi => dep dengan kassa

Edukasi untuk perawatan dirumah pasien yang sudah pulang karena pasien dengan penyakit kelainan darah akan sering berulang. Berikut edukasi yang bisa diberikan:

  • Hindari makan makanan yg keras
  • Anjurkan pasien makan makanan berserat, buah dan sayuran
  • Edukasi keluarga pasien apa yang harus dilakukan ketika terjadi perdarahan pada pasien dirumah.
  • Edukasi tanda tanda perdarahan
  • Hindari mengorek2 hidung
  • Edukasi keluarga pasien jangan sampai.pasien mengalami trauma, jatuh yg menyebabkan perdarahan atau memar di kulit

Referensi:

Cines, D. B., & Bussel, J. B. (2005). How I treat idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP). Blood, 106(7), 2244–2251. https://doi.org/10.1182/blood-2004-12-4598

For, G., Investigation, T. H. E., Idiopathic, M. O. F., Purpura, T., Adults, I. N., & Pregnancy, I. N. (2003). Guidelines for the investigation and management of idiopathic thrombocytopenic purpura - BCSH guidelines, 574–596.

Perdana, P. Y., & Herdata, H. N. (2020). Terapi update hemofilia pada anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 3(4), 18–25.

Sianipar, N. B. (2014). Trombositopenia dan berbagai penyebabnya. Cermin Dunia Kedokteran, 41(6), 416–421. Retrieved from http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/1128

Srimas, S. A. P. A. D. (2016). Peningkatan jumlah trombosit setelah pemberian transfusi trombosit apheresis pada anak dengan penyakit keganasan disertai trombositopenia refrakter. Simdos.Unud.Ac.Id. Retrieved from https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f7d49d142e7994f4c3eb089d62093989.pdf

Wahyudi, I. (2020). Pengalaman perawat menjalani peran dan fungsi perawat di puskesmas kabupaten Garut. Jurnal Sahabat Keperawatan, 2(01), 36–43. https://doi.org/10.32938/jsk.v2i01.459

DOC, PROMKES, RSMH