Selasa, 26 Juli 2022 09:41 WIB

Sleep Paralysis

Responsive image
30326
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sleep paralysis adalah keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak atau berbicara ketika tertidur (hypnagogic) atau saat bangun dari tidur (hypnopompic). Sleep paralysis ditandai dengan ketidakmampuan orang tersebut untuk menggerakan otot saat tidur.

Kondisi ini sering dianggap sebagai fenomena mistis. Padahal sleep paralysis sebenarnya terjadi karena mekanisme otak dan tubuh sedang tumpang tindih dan tidak berjalan selaras saat kamu tertidur, sehingga bisa menyebabkan kamu terbangun di tengah-tengah siklus REM. Siklus REM adalah fase tidur paling dalam, saat semua otot sedang berada dalam kondisi rileks.

Jadi, ketika kamu terbangun tiba-tiba sebelum siklus REM selesai, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih dalam kondisi setengah tidur dan setengah sadar. Itulah sebabnya kamu akan mengalami ‘kelumpuhan’ sementara.

Penyebabnya

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sleep paralysis, antara lain :

·           Kurang tidur

Sering begadang dan jadwal tidur yang berubah-ubah akibat jet-lag misalnya dapat memicu terjadinya sleep paralysis.

·           Gangguan mental

Sleep paralysis sering terjadi pada seseorang yang merasa tertekan atau stres. Hal ini juga turut didukung oleh berbagai penelitian yang menemukan bahwa kejadian sleep paralysis banyak terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan mental, seperti schizophrenia.

·           Tidur telentang

Beberapa jurnal menyebutkan bahwa posisi tidur menjadi salah satu pemicu terjadinya sleep paralysis, khususnya tidur dengan posisi terlentang.

·           Masalah tidur

Gangguan tidur seperti narkolepsi dan kaki yang tiba-tiba kram di malam hari dapat mengganggu tidur yang sudah memasuki fase REM, sehingga berpotensi menyebabkan kamu mengalami sleep paralysis.

Gejala Sleep Paralysis

Gejala utama dari sleep paralysis adalah tidak bisa bergerak maupun berbicara walaupun kamu sudah terbangun atau tersadar dari tidur. Namun, selain itu, fenomena tidur ini juga memiliki gejala-gejala sebagai berikut :

·           Sulit bernapas karena dada terasa sesak.

·           Masih dapat menggerakkan bola mata. Sebagian orang masih bisa membuka mata mereka saat sleep paralysis terjadi, namun sebagian lainnya tidak.

·           Berhalusinasi seolah-olah seperti ada seseorang atau sesuatu di dekatnya.

·           Merasa ketakutan

Menurut jurnal Gilliam tahun 2008, keadaan sleep paralysis ini bisa terjadi selama beberapa menit hingga dua puluh menit. Setelah itu, kamu akan bisa kembali bergerak dan berbicara seperti biasa, walaupun mungkin masih tersisa sedikit rasa tidak nyaman atau ketakutan untuk tidur lagi.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Bila kamu mengalami sleep paralysis, jangan panik. Karena menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Psychological Science, sensasi panik saat sleep paralysis terjadi justru akan membuat seseorang semakin tertekan.

Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Banyak orang biasanya tidak membutuhkan perawatan dari sleep paralysis ini. Perawatan yang biasanya diberikan adalah :

·           Jangan panik dan berusahalah untuk tetap tenang, tarik napas dalam-dalam dan hembuskan dengan sekuat mungkin sebanyak beberapa kali. Kemudian, cobalah paksa tubuhmu untuk bergerak, mulai dari ujung jari tangan atau kaki sebagai bentuk perlawanan.

·           Menjalankan pola hidup sehat seperti tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, berhenti merokok atau minum alkohol.

·           Melakukan latihan pernapasan sebelum tidur untuk mencegah sleep paralysis muncul kembali.

·           Mengatur pola tidur 7-8 jam sehari.

·           Pengobatan dengan penggunaan antidepresan untuk memperbaiki siklus tidur.

·           Mengobati kesehatan mental yang mungkin berkaitan dengan sleep paralysis.

·           Mengobati gangguan tidur.

·           Mencegah paparan sinar biru saat kamu ingin tidur.

·           Memastikan temperatur ruangan tetap rendah.

Kapan Kamu Bisa Mengalami Sleep Paralysis?

Kondisi ini bisa dialami di 2 (dua) waktu tertentu, saat tidur atau bangun. Jika terjadi pada saat tidur disebut dengan hypnagogic atau predormital sleep paralysis, sementara yang terjadi saat bangun dinamakan hypnopompic atau postdormital sleep paralysis.

Siapa Saja yang Bisa Terkena Kondisi Ini?

Orang dewasa dan anak-anak bisa mengalami sleep paralysis. Meskipun demikian, beberapa kelompok memiliki risiko yang lebih tinggi antara lain sebagai berikut :

·           Insomnia

·           Narkolepsi

·           Sering cemas dan resah

·           Depresi tinggi

·           Kelainan bipolar

·           Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau kelainan stress pasca trauma

Cara Mencegah Sleep Paralysis

·           Mengurangi stres

·           Berolahraga secara rutin tapi jangan terlalu dekat dengan waktu tidur

·           Tidur yang cukup

·           Jaga pola dan jadwal tidur rutin

·           Perhatikan obat-obatan yang dikonsumsi

·           Terapi

·           Konseling trauma

·           Yoga dan latihan pernapasan

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Referensi               :

1.      Yanto Sandy Chang, dkk. 2018. Pengaruh Stress Terhadap Kejadian Sleep Paralysis Pada Mahasiswa Kedokteran. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Satyawacana Salatiga.

2.      Medical News Today. 2018. Everything You Need to Know About Sleep Paralysis.

3.      Sleep Education. 2017. Sleep Paralysis - Overview & Facts.

4.      Association For Psychological Science. 2012. Sleep Paralysis : Researchers Identify What Makes The Sleep Condition So Distressing.

5.      U.S National Library of Medicine National Institutes of Health. 2015. Sleep Paralysis, A Medical Condition With A Diverse Cultural Interpretation.

6.      National Health Service. 2018. Sleep Paralysis