Selasa, 26 Juli 2022 09:30 WIB

Ulkus Dekubitus

Responsive image
24819
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Ulkus dekubitus merupakan cedera atau luka terbuka pada kulit yang disebabkan adanya tekanan berkepanjangan dalam jangka waktu panjang di area tertentu. Selain tekanan, ulkus dekubitus juga dapat terjadi akibat gaya gesek dan peregangan kulit, biasanya pada bagian tubuh dengan tonjolan tulang. Bagian tubuh yang berisiko tinggi adalah tulang ekor, tumit, dan pinggang. Selain itu siku, lutut, sendi pergelangan kaki, dan bagian belakang bahu juga ternyata rentan mengalami ulkus dekubitus.

Ulkus dekubitus atau luka tekanan terjadi karena adanya penekanan jaringan lunak yang mengakibatkan terjadinya sumbatan pembuluh darah di bawah kulit. Baik sumbatan total maupun sebagian atau parsial dapat menyebabkan penyakit ini. Gaya gesek dan peregangan kulit juga bisa membuat luka dengan menarik pembuluh darah yang memberikan suplai darah ke kulit, sehingga kulit tidak mendapat nutrisi cukup. Gesekan berlebih juga dapat merusak lapisan terluar kulit. Kondisi kulit yang lembab akibat keringat di bagian tertentu juga dapat memperparah luka dengan membuat kulit lebih rentan serta merusak jaringan kulit.

Gejala Ulkus Dekubitus

Pada orang yang hanya berbaring di tempat tidur, biasanya akan terbentuk luka di belakang dan samping kepala, tulang belikat, pinggul, tulang ekor atau punggung bagian bawah, tumit, pergelangan kaki, dan bagian belakang lutut. Berdasarkan tingkatan keparahannya, berikut ini merupakan karakteristik luka yang muncul pada penderita ulkus dekubitus :

·         Tingkat 1 : perubahan warna pada daerah kulit tertentu, misalnya menjadi kemerahan atau kebiruan, disertai dengan rasa sakit atau gatal pada area kulit tersebut.

·         Tingkat 2 : luka lecet atau luka terbuka di area yang terdampak.

·         Tingkat 3 : luka terbuka hingga beberapa lapisan kulit yang lebih dalam (ulkus kulit).

·         Tingkat 4 : luka terbuka yang sangat dalam hingga mencapai otot dan tulang.

Kapan Harus ke Dokter

Jika mulai muncul luka dekubitus tingkat pertama, segera konsultasikan ke dokter. Dokter dan tim medis akan melakukan perawatan luka, sekaligus mengajarkan cara merawat luka kepada anggota keluarga dan orang yang merawat penderita. Selama perawatan luka di rumah, segeralah berobat kembali ke dokter jika muncul tanda-tanda infeksi yang berupa :

·         Demam

·         Bengkak atau keluar nanah pada area luka

Penyebab Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan dan gesekan pada kulit yang menghambat aliran darah ke kulit. Kondisi ini umumnya terjadi pada seseorang yang tidak dapat mengubah posisi tubuh ataupun bergerak dalam waktu yang lama.

Selain itu, ada beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ulkus dekubitus, yaitu :

·         Kemampuan indera perasa menurun.

Cedera saraf tulang belakang dan gangguan saraf dapat menyebabkan kemampuan indera perasa menurun sehingga penderita tidak merasakan adanya luka. Hal tersebut membuat luka tidak segera diobati dan menjadi semakin dalam.

·         Kurang asupan cairan dan nutrisi.

Kondisi ini membuat daya tahan dan kesehatan kulit terganggu, sehingga mudah terjadi kerusakan jaringan kulit.

·         Aliran darah terganggu.

Aliran darah yang terganggu akibat diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, atau multiple sclerosis dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan akibat kurangnya suplai oksigen dan nutrisi ke area tersebut.

·         Inkontinensia urine dan tinja, obesitas, dan berusia lebih dari 70 tahun juga dapat membuat seseorang lebih berisiko terkena ulkus dekubitus.

Penanganan Ulkus Dekubitus

Tahap awal dari pengobatan ulkus dekubitus adalah mengurangi tekanan dan gesekan pada luka. Setelah itu,  dokter akan melanjutkan dengan perawatan luka dan pengangkatan jaringan yang rusak. Berikut ini adalah rangkaian pengobatan untuk mengatasi ulkus dekubitus :

1.      Mengubah Posisi Tubuh

Posisi tubuh penderita perlu diubah secara berkala. Apabila menggunakan kursi roda, pindahkan tumpuan berat badan ke sisi yang lain setiap 15 menit atau ganti posisi setiap jam. Jika penderita berada di tempat tidur, gantilah posisi setiap 2 jam.

Dokter juga akan menyarankan penggunaan kasur anti-dekubitus. Kasur ini dapat mengurangi tekanan pada area kulit tertentu, dan menjaga aliran udara ke area tersebut tetap baik. Meski begitu, posisi penderita tetap perlu diubah secara berkala.

2.      Perawatan Luka Dekubitus

Jika luka tidak terbuka, bersihkan area kulit dengan sabun yang tidak mengandung alkohol dan pewangi, kemudian langsung keringkan. Jika sudah muncul luka terbuka, ulkus dekubitus perlu ditutup dengan perban, agar luka tidak terinfeksi dan kulit di sekitarnya tetap kering.

Ganti perban secara berkala, dan bersihkan luka dengan air garam fisiologis (cairan infus saline) setiap mengganti perban.

3.      Operasi untuk Mengangkat Jaringan Mati

Supaya luka dekubitus cepat sembuh, koreng dan jaringan yang sudah mati perlu diangkat melalui operasi minor (tanpa bius total). Tindakan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan kulit baru yang sehat. Bila diperlukan, dokter bedah akan menggunakan jaringan kulit dari bagian tubuh lainnya untuk menutup ulkus dekubitus.

4.      Terapi Tekanan Negatif

Terapi tekanan negatif juga dikenal dengan nama Vacuum Assisted Closure (VAC). Metode ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk membersihkan luka.

5.      Obat-obatan

Pada perawatan luka dekubitus, dokter juga biasanya memberikan obat-obatan, seperti :

·           Ibuprofen atau diclofenac untuk meredakan rasa sakit, terutama ketika penderita sedang dirawat lukanya atau perlu diubah posisinya.

·           Antibiotik minum atau salep untuk melawan infeksi bakteri, jika ulkus dekubitus sudah mengakibatkan infeksi pada penderita.

 

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Referensi                :

1.      Sasqia Trizola, dkk. 2020. Profile Pasien Geriatric dengan Ulkus Decubitus di RSUP Dr. M. Jamil Padang.  Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

2.      Iin Novita Nurhidayati. 2019. Pencegahan dan Tatalaksana Decubitus Pada Geriatric. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3.      Boyko. T.V., Longaker, M.T. & Yang, G.P. 2018. Review of The Current Management of Pressure Ulcers. Adv Wound Care (New Rochelle). 

4.      Bhattacharya, S. & Mishra R. K. 2015. Pressure Ulcers : Current Understanding and Newer Modalities of Treatment. Indian J. Plast Surg

5.      American College of Surgeons. Surgical Patient Education Program. 
Health Service Executive. 2011. Health A-Z. Bed Sores.

6.      National Health Service UK. 2017. Pressure Ulcers (Pressure Sores) 
John Hopkins Medicine. Conditions and Diseases. Bedsores

7.      Macon, L. & Solan, M. Healthline. 2019. What You Should Know About Decubitus Ulcers