Senin, 25 Juli 2022 13:55 WIB

Pola Tidur dan Kesehatan Jantung

Responsive image
2516
dr. Praditya Virza Ramadhan - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Tidur merupakan kegiatan rutin yang selalu kita lakukan setiap hari. Tidur memberikan waktu tubuh untuk melakukan rest dan reset setelah berjam-jam melakukan aktivitas. The National Sleep Foundation merekomendasikan jumlah waktu tidur yang berbeda bedasarkan usia, pada orang dewasa (usia 18-65 tahun) durasi tidur yang paling baik adalah 7 sampai 9 jam setiap hari. Namun, sayangnya ditengah kesibukan yang padat tidak semua orang dapat tidur dengan durasi waktu tersebut. Contohnya pada negara maju seperti Amerika, hanya 35 persen orang dewasa yang mencapai target tidur minimal 7 jam setiap hari. Ternayata pola tidur tersebut memilki pengaruh yang buruk salah satunya untuk kesehatan jantung.

Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa orang yang kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Salah satu penelitian yang menarik adalah penelitan MORGEN study (Marieke P. Hoevenaar-Blom, et al), penelitan yang dilakukan dengan cara observasi pada lebih dari 6000 peserta selama 10-15 tahun ini menunjukan bahwa orang yang kurang tidur (kurang dari 6 jam) berisiko terkena penyakit kardiovaskular 15 persen lebih tinggi dibanding dengan orang yang memiliki durasi waktu tidur normal.

Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada orang yang kurang tidur diduga disebabkan oleh kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan peningkatkan aktivasi saraf simpatetik sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah dan membuat jantung berdebar-debar. Selain itu kurang tidur juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan peningkatan kolesterol di dalam darah.

Selain durasi tidur, ternyata kualitas tidur juga tidak kalah penting. Hal yang menarik adalah meskipun waktu tidur  kurang, jika memiliki kualitas tidur yang baik ternyata sama baiknya dengan tidur dalam durasi normal. Orang yang kurang tidur disertai dengan kualitas tidur yang buruk berisiko terkena penyakit jantung sebesar 63 persen lebih tinggi. Inilah yang menyebabkan kenapa tidak semua orang yang kurang tidur mudah terkena penyakit jantung. Oleh karena itu, selain memperbaiki waktu tidur, perlu juga dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas tidur. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menigkatkan kualitas tidur dapat berupa  mengurangi kafein/kopi pad malam hari, tidak menggunakan alat elektronik sebelum tidur, mematikan lampu dan lain sebagainya.

Seperti layaknya aktivitas lain, aktivitas tidur yang terlalu banyak juga dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung. Durasi tidur yang ekstrim (lebih dari 9 jam) dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung. Risiko ini dapat meningkat lebih tinggi apabila dikombinasikan dengan kualitas tidur yang buruk. Hal tersebut terjadi karena durasi tidur yang panjang diduga dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah dan juga peningkatan tekanan darah.

Pada akhirnya tidak bisa dipungkiri bahwa tidur merupakan seuatu kebutuhan kita sehari-hari dan memiliki dampak pada kesehatan jantung.   Seperti halnya berobat, dalam melakukan tidur terdapat dosis dan cara yang tepat agar tidur menjadi suatu kebiasaan yang menyehatkan. .

 

Referensi:

Wesselius HM, Van Den Ende ES, Alsma J, Ter Maaten JC, Schuit SC, Stassen PM, de Vries OJ, Kaasjager KH, Haak HR, Van Doormaal FF, Hoogerwerf JJ. Quality and quantity of sleep and factors associated with sleep disturbance in hospitalized patients. JAMA internal medicine. 2018 Sep 1;178(9):1201-8.

Kwok CS, Kontopantelis E, Kuligowski G, Gray M, Muhyaldeen A, Gale CP, Peat GM, Cleator J, Chew?Graham C, Loke YK, Mamas MA. Self?reported sleep duration and quality and cardiovascular disease and mortality: a dose?response meta?analysis. Journal of the American Heart Association. 2018 Aug 7;7(15):e008552.

Kuehn, Bridget M. Sleep duration linked to cardiovascular disease. (2019): 2483-2484.