Senin, 25 Juli 2022 13:09 WIB

Mengenal Uveitis

Responsive image
7507
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Uveitis merupakan peradangan pada uvea. Uvea itu sendiri merupakan lapisan pada mata yang berada di antara lapisan sklera dan retina. Uvea terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid. Kasus peradangan uvea paling banyak terjadi pada bagian iris dan badan siliar. Kondisi ini akan menimbulkan nyeri secara tiba-tiba yang disertai memerahnya mata. Gangguan penglihatan juga dapat terjadi pada peradangan yang menyerang bagian belakang badan siliar. Kondisi ini ditandai dengan salah satu atau kedua mata terlihat sangat merah, yang dapat disertai rasa nyeri pada mata dan penglihatan menjadi kabur.

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah glaukoma (peningkatan tekanan bola mata). Selain itu katarak atau neovaskularisasi (pembentukan pembuluh darah baru) juga perlu diobati dalam perjalanan penyakit uveitis. Bila komplikasi terlalu berat, maka diperlukan prosedur pembedahan.

Jenis Uveitis

Berdasarkan lokasi peradangan, uveitis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

·         Uveitis di uvea bagian depan (iritis atau uveitis anterior), yaitu peradangan yang terjadi di bagian iris.

·         Uveitis di uvea bagian tengah (uveitis intermedia atau cyclitis), yaitu peradangan yang terjadi di antara iris dan koroid.

·         Uveitis di uvea bagian belakang (choroiditis atau posterior uveitis), yaitu peradangan yang terjadi di bagian koroid.

·         Uveitis di seluruh uvea (panuveitis), yaitu ketika seluruh lapisan uvea mengalami peradangan.

Penyebab Uveitis

Uveitis sering kali tidak diketahui penyebabnya dan bahkan terkadang dialami oleh orang sehat. Akan tetapi, sebagian besar uveitis dikaitkan dengan gangguan autoimun, seperti :

·      Rheumatoid arthritis, yaitu peradangan sendi.

·      Psoriasis, yaitu peradangan kulit.

·      Ankylosing spondylitis, yaitu peradangan sendi pada tulang belakang.

·      Sarkoidosis, yaitu peradangan yang muncul di berbagai bagian tubuh, seperti paru-paru, kelenjar getah bening, mata, dan kulit.

·      Penyakit kawasaki, yaitu peradangan dinding pembuluh darah.

·      Kolitis ulseratif, yaitu peradangan usus besar.

·    Crohns Disease, yaitu peradangan yang terjadi di dalam saluran percernaan, mulai dari mulut hingga anus.

Pada sebagian kasus lainya, uveitis diduga juga terjadi akibat adanya infeksi virus atau bakteri di dalam tubuh, seperti :

·         Herpes, Tuberkulosis, Toksoplasmosis.

·         Sifilis, HIV/AIDS, Histoplasmosis.

Gejala Uveitis

Gejala-gejala uveitis antara lain :

·         Mata merah

·         Nyeri pada mata

·         Penglihatan kabur

·         Mata menjadi sensitif terhadap cahaya

·         Ada bintik-bintik hitam yang muncul di dalam lapang pandang (floaters)

·         Penurunan fungsi penglihatan

Pemeriksaan Uveitis

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan agar mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat yaitu :

·         Tes penglihatan

·         Tonometri untuk mengukur tekanan dalam bola mata

·         Pemeriksaan slit-lamp untuk melihat adanya sel-sel peradangan di bagian depan mata

·         Funduskopi untuk memeriksa kondisi bagian belakang mata

·         Tes darah

·         Tes pemindaian dengan CT Scan atau MRI

·         Analisis cairan mata

·         Angiografi mata untuk melihat adanya sel-sel peradangan di dalam sistem pembuluh darah di mata

·         Pencitraan fotografi mata (optical coherence tomography) untuk mengukur ketebalan dan melihat adanya sel-sel peradangan di retina dan koroid   

Penanganan Uveitis

Ada beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan oleh dokter, yaitu :

Obat-obatan

Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menangani uveitis :

·         Kortikosteroid 

Kortikosteroid adalah obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi peradangan.

·         Antibiotik atau antivirus

Jika uveitis disebabkan oleh infeksi, maka dokter akan memberikan obat antibiotik atau antivirus untuk mengendalikan infeksi.

·         Obat imunosupresif 

Obat imunosupresif atau sitotoksik umumnya diberikan ketika uveitis terjadi pada kedua mata, atau pengobatan dengan kostikosteroid gagal atau uveitis semakin parah dan pasien terancam mengalami kebutaan.

Operasi

Prosedur operasi dilakukan jika gejala yang muncul sudah cukup parah atau penanganan dengan obat tidak efektif. Beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan adalah :

·         Vitrektomi, yaitu operasi bedah mata untuk mengambil cairan vitreus pada mata.

·         Operasi penanaman alat pelepas obat, yaitu operasi untuk menanam alat khusus pada mata yang berfungsi menyalurkan obat kortikosteroid secara perlahan ke dalam mata.

 

Referensi :

Ratnasari Ridar Widyaningrum. 2016. Penatalaksanaan Uveitis. Jurnal Kesehatan Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya.

Chen, S.C., & Sheu, S.J. 2017. Recent Advances in Managing and Understanding Uveitis. F1000Research.

Harthan, J.S., Opitz, D.L., Fromstein, S.R., & Morettin, C.E. 2016. Diagnosis and Treatment of Anterior Uveitis : Optometric Management. Clinical Optometry.

National Institute of Health. 2019. U.S. National Eye Institute. Uveitis

National Health Service UK. 2020. Moorfields Eye Hospital. Uveitis

Mayo Clinic. 2019. Diseases & Conditions. Ulcerative Colitis. 

LaMattina, K.C. MSD Manual. 2019. Professional Version. Overview of Uveitis