Senin, 25 Juli 2022 13:00 WIB

Sayangi Anak Anda! Hati-hati bahaya Merokok!

Responsive image
1939
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Kebiasaan anggota keluarga yang merokok di dalam rumah memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan anggota keluarga lainnya yang tidak merokok. Anak-anak dan wanita adalah kelompok dengan risiko terbesar untuk menderita kelainan akibat asap rokok terutama di dalam rumah karena waktu tinggal di ruangan lebih banyak.

Asap hasil pembakaran rokok terdiri atas 3 jenis, yaitu asap dari bara rokok (sidestream smoke), asap yang dihisap oleh perokok (mainstream smoke) dan asap yang dihembuskan oleh perokok (exhaled mainstream smoke). Selain dihisap oleh perokok sendiri, asap hasil pembakaran rokok juga akan menjadi asap bebas di lingkungan perokok, biasa disebut asap rokok pasif (passive smoke/ secondhand smoke)

Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif dan sukarela menghisap asap rokok sebagai konsekuensi karena berada di lingkungan. Hal ini berarti semakin banyak pengguna rokok di suatu negara maka semakin tinggi pula jumlah perokok pasif atau penghirup asap rokok di negara tersebut. Ketika jumlah perokok meningkat maka akan diimbangi dengan meningkatnya jumlah perokok pasif atau orang yang secara sukarela menghirup asap rokok dan akan menimbulkan gangguan kesehatan.

Salah satu yang mudah terserang adalah pada organ pernafasan seseorang salah satunya bronkitis. Keterpaparan asap rokok pada bayi dan anak cukup berbahaya karena organ-organ tubuh seperti paru-paru sedang berkembang. Selain itu apabila balita terpapar asap rokok maka meraka akan terkena dua kali asap rokok lebih berbahaya daripada perokok aktif dan asap yang dihasilkan dari ujung puntung rokok lebih beracun. Sebuah studi systematic review didapatkan bahwa bayi dengan orang tua perokok atau di dalam rumah terdapat perokok, maka secara signifikan berisiko infeksi pernafasan bawah pada bayi hingga usia 2 tahun.

Keuntungan yang didapatkan dari merokok tidak melebihi kerugian yang didapatkan, terutama terhadap kesehatan. Komponen kimia yang dihasilkan dari asap rokok dapat masuk ke dalam tubuh melalui asap hasil pembakaran rokok, terkumpul ke dalam seminal plasma melalui proses difusi dan transport aktif. Selanjutnya dapat menyebabkan gangguan fungsi organ, dan dalam jangka panjang berdampak pada kerusakan organ. Dampak negatif ini tidak hanya dialami oleh perokok itu sendiri, namun juga berdampak pada orangorang disekitar perokok.

Anak-anak sebagai perokok pasif tidak dapat membuat keputusan sendiri dalam mengambil sikap terhadap perokok di sekitar mereka. Cara yang terbaik adalah memberikan lingkungan bebas asap rokok bagi anak dengan peran orang tua menjauhkan anak dari asap rokok atau menanamkan insiatif anak untuk menjauhi asap rokok. Peran orangtua benar-benar dibutuhkan untuk melindungi anak terhadap paparan asap rokok dirumah. Karena dengan berbagai usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi asap rokok dirumah (membuka jendela, memberi ventilasi, dan lain-lain) itu masih dinyatakan kurang efektif untuk menghilangkan asap rokok di rumah.

Apalagi bila orangtua tidak menyadari bahwa rumah yang mereka tempati terpapar asap rokok walaupun ada perokok aktif yang sudah merokok di luar rumah. Karena asap rokok sangat berbahaya, apabila tidak dilakukan perlakuan khusus untuk mengurangi asap rokok akan terkena dampak kesehatan yang membahayakan perokok pasif walaupun tidak terlihat dengan kasat mata.

Ayah perokok menyebabkan terjadinya dampak negatif pada anak-anaknya, baik dampak bagi kesehatan maupun dampak sosial. Dampak negatif bagi kesehatan terjadi sejak anak pada masa embrio hingga prasekolah. Sedangkan dampak sosial terjadi saat anak berusia prasekolah hingga dewasa, yaitu salah satunya terjadi transmisi perilaku merokok. Oleh karena itu, penting disadari bagi setiap ayah untuk lebih bijak dalam berperilaku merokok.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referensi:

Duhita, F.-, & Rahmawati, N. I. (2019). Dampak kesehatan anak pada periode embrio, janin, bayi dan usia sekolah dengan ayah perokok. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(1), 12. https://doi.org/10.22146/jkesvo.41777

Indrajati, T. B., Istiarti, T., & Kusumawati, A. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik ibu dalam mencegah paparan asap rokok pada balita perokok pasif. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(5), 1–23.

Mira, I. (2018). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Pneumonia pada Bayi di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2017. Retrieved from http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6510

Terang, H., & Magfirah, N. (2017). Gambaran pengetahuan dan sikap orang tua tentang bahaya asap rokok terhadap bayi di RT 05 RW 008 kel. Balang Baru, kec. Tamalate Makassar Provinsi SulawesiSelatan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Media Bidan, 2(02), 103–110.

DOC, PROMKES, RSMH