Hipomania (hypomania) adalah peningkatan kondisi mental dan energi yang melebihi kondisi normal. Peningkatan kondisi psikologis dan energi ini dapat memengaruhi mood, pikiran, dan perilaku seseorang. Hipomania juga dikaitkan dengan gejala gangguan bipolar, terutama bipolar tipe 2. Hipomania merupakan kondisi yang berbeda dengan mania. Kondisi mania merujuk pada gangguan yang membuat energi dan mood seseorang meningkat secara ekstrem dan dapat bersifat parah. Hipomania menjadi kondisi yang lebih ringan dibanding mania, namun tetap berada di batas normal. Saat seseorang mengalami hipomania, individu lain di dekatnya akan bisa mendeteksi perilaku mania yang tidak normal tersebut. Penderita hipomania cenderung menunjukkan perilaku ceria, sangat bersemangat, dan hanya membutuhkan sedikit waktu tidur. Namun, kondisi tersebut justru dapat mengganggu penderita dalam menilai atau mengambil keputusan. Hipomania atau hypomania mungkin terlihat seperti perasaan bahagia yang normal. Meski begitu, kondisi ini bisa menjadi tanda dari gangguan bipolar atau gangguan mental lain.Pada beberapa kasus, hipomania yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi mania atau depresi berat.
Penyebab Hipomania
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hipomania. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko kemunculan hipomania, yaitu :
Gejala Hipomania
Pada kebanyakan kasus, penderita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipomania. Kondisi ini biasanya lebih disadari oleh keluarga atau teman dekat penderita.
Gejala hipomania umumnya sama seperti mania. Namun, intensitas gejalanya lebih ringan. Oleh sebab itu, hipomania tidak sampai mengganggu pekerjaan, sekolah, atau kehidupan sosial penderita.
Gejala hipomania biasanya berlangsung selama beberapa hari atau setidaknya selama 4 hari. Masing-masing penderita hipomania dapat mengalami gejala yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah beberapa gejala atau perilaku yang bisa dialami oleh penderita hipomania :
Setelah fase hipomania mereda, penderita dapat mengalami beberapa kondisi berikut :
Pemeriksaan Hipomania
Dokter akan mengawali diagnosis dengan melakukan sesi tanya jawab mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, serta obat dan suplemen yang sedang dikonsumsi pasien.
Setelah itu, pasien akan menjalani pemeriksaan fisik dan tes darah. Tes tersebut dapat membantu dokter membedakan gejala hipomania dengan kondisi lain, seperti hipertiroidisme.
Jika pasien terkonfirmasi menderita hipomania, dokter akan merujuk pasien ke psikiater. Selanjutnya, psikiater akan melakukan pemeriksaan kejiwaan untuk mendiagnosis hipomania.
Pengobatan Hipomania
Hipomania dapat diatasi dengan psikoterapi, pemberian obat-obatan (antipsikotik dan mood stabilizers), serta perubahan gaya hidup. Berikut adalah penjelasannya :
Psikoterapi
Psikoterapi bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi gejala dan pemicu hipomania, serta mempelajari cara untuk mengatasi atau meredakan efek akibat kondisi ini.
Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter untuk menangani hipomania adalah obat antipsikotik. Selain obat tersebut, dokter juga dapat meresepkan obat yang dapat menstabilkan mood.
Perubahan Gaya Hidup
Pada hipomania yang tergolong ringan, dokter akan menyarankan pasien untuk fokus mengubah gaya hidup, misalnya dengan :
Selain langkah-langkah di atas, pasien juga dapat bergabung dengan kelompok penderita hipomania (support system group). Tujuannya adalah agar pasien bisa saling memberi dukungan dan berbagi pengalaman dengan penderita hipomania yang lain.
Pencegahan Hipomania
Hipomania tidak selalu dapat dicegah. Namun, Anda dapat melakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mengelola gejalanya dan mencegahnya menjadi lebih buruk :
Referensi :
1. Seidati Zakiah. 2020. Gangguan Bipolar yang Disertai dengan Hipomania. Jurnal Kesehatan Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Airlangga Surabaya.
2. Delvi Pardian. 2019 Penerapan Terapi Supportif dengan Tehnik Guidance untuk Meningkatkan Penghayatan Makna Hidup pada Penderita Hipomania di Cibubur. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta.
3. Sharma, A. 2019. Hypomania : A Clinician’s Perspective. Indian Journal Of Social Psychiatry, 35, Pp. 137-41.
4. Wang, Y., et al. 2019. Comparison of The Screening Ability Between The 32-Item Hypomania Checklist (HCL-32) and The Mood Disorder Questionnaire (MDQ) For Bipolar Disorder : A Meta-Analysis And Systematic Review. Psychiatry Research, 273, Pp. 461-466.
5. Bhandari, S. Webmd. 2020. What are Hypomania and Mania In Bipolar Disorder?
6. Bottaro, A. Verywell Health. 2021. Hypomania Vs. Mania : What are The Differences?
7. Davis, C. Medicinenet. 2021. Medical Definition of Hypomania.
8. Mind. 2020. Types of Mental Health Problems. Hypomania and Mania.
9. Pietrangelo, A. Healthline. 2018. What You Should Know About Mania Vs Hypomania.