Perawat yang profesional mempunyai tanggung jawab untuk memberikan layanan berkualitas tinggi. Lingkup praktik perawat termasuk perawatan di sekolah, perawatan akut, klinik, dinas kesehatan, pusat rehabilitasi, rumah sakit dan pusat penitipan (Potts, 2007). Menurut Potts (2007) ada 4 peran perawat yaitu : (1) Peran utama sebagai pemberi asuhan, advokat, pendidik, peneliti dan manajer atau pemimpin. (2) Peran sekunder, sebagai koordinator, kolaborator, komunikator dan konsultan. (3) Peran sebagai praktisi, perawat berperan sebagai koordinator perawatan klinis, manajer perawatan dan perawat klinis. (4) Peran sebagai praktisi advance, perawat berperan sebagai perawat praktisi, perawat spesialis klinik dan manajer kasus.
Salah satu peran perawat adalah sebagai pendidik, perawat yang merawat klien dapat berperan sebagai pendidik ketika menyiapkan klien untuk prosedur tindakan keperawatan, hospitalisasi, operasi dengan menggunakan pengetahuannya tentang pertumbuhan dan perkembangan untuk mengajarkannya kepada klien sesuai dengan tingkat pemahamannya. Keluarga klien membutuhkan informasi maupun dukungan emosional sehingga mereka dapat mengatasi kecemasan dan ketidakpastian penyakit nya. Perawat mengajarkan anggota keluarga bagaimana memberikan perawatan, melihat tanda-tanda yang penting dan meningkatkan kenyamanan klien. Perawat juga bekerja dengan orangtua baru dan orangtua-orangtua dari klien yang sakit sehingga orangtua dapat bertanggung jawab dalam perawatan nya di rumah setelah dipulangkan dari rumah sakit (James & Aswhill 2007).
Pendidikan merupakan bagian penting dari promosi kesehatan. Perawat dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar mengajar untuk mengubah perilaku dari keluarga. Perawat akan memotivasi dan keluarga untuk memimpin dan bertanggung jawab membuat keputusan tentang kesehatan mereka. Perawat yang merawat dan keluarganya mempunyai peran yang penting dalam mencegah penyakit dan injuri melalui pendidikan kesehatan dan bimbingan antisipasi. Perawat juga memberikan bimbingan untuk orangtua mengenai praktik pengasuhan dan mencegah masalah-masalah yang potensial terjadi (James & Aswhill 2007).
Salah satu peran perawat adalah pendidik, karena pendidikan adalah salah satu cara yang digunakan perawat agar klien dan keluarga dapat membuat keputusan. Peran perawat sebagai pendidik di setting masyarakat atau rumah sakit memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarganya yang dapat meningkatkan status kesehatannya (Imelda,2009). Pendidikan kesehatan yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh seseorang tergantung pada pendidikan orang tersebut. Perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan pada kliennya sebaiknya melakukan pengkajian terlebih dahulu latar belakang pendidikan klien/orangtuanya agar bahasa yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Tujuan pendidikan kesehatan secara umum adalah mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan individu atau masyarakat di bidang kesehatan, yang dapat dirinci sebagai berikut (Maulana, 2009): menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat dan mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok atau masyarakat agar memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dan diharapkan berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan tetapi tergantung pada sasarannya.
Metode yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu/perorangan adalah bimbingan dan penyuluhan, bentuk ini memungkinkan kontak antara klien dengan perawat lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikaji lebih dalam dan dibantu penyelesaiannya. Pendidikan kesehatan yang diberikan dengan sasaran kelompok, metode yang digunakan adalah ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, bermain peran dan permainan simulasi.
Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/ pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.
Klien di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman/pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda- beda dalam membantu persepsi seseorang. Alat bantu yang dapat digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan adalah alat bantu lihat (Visual Aids), diantaranya adalah: slide, film, film strip, gambar, bagan dan sebagainya, sedangkan untuk alat bantu dengar (Audio Aids), alat yang dapat digunakan adalah piringan hitam, radio, pita suara dan sebagainya. Alat bantu yang lain yang dapat digunakan adalah alat bantu yang dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA), seperti: televisi dan video cassette.
Referensi:
Imelda. (2009). Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak todler di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh. Tesis: Tidak dipublikasikan
James, S. R & Ashwill, J. W. (2007). Nursing care of children: Principles and practice. Canada: Saunders Elsevier
Maulana, H. D. J. (2009). Promosi kesehatan. Jakarta: E.G.C
Potts, N.L., & Mandleco, C.L. (2007). Pediatric nursing: Caring for children & families. Second edition. Canada: Thomson Delmar Learning