Sabtu, 23 Juli 2022 07:44 WIB
Ibu Bekerja Juga Bisa ASI Eksklusif
27439
Dewi Erlita WS, SST - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tidak lagi diragukan bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber makanan dengan kandungan nutrisi terbaik untuk bayi. Kandungan gizi yang ada pada ASI begitu lengkap yang mana manfaatnya begitu baik untuk tumbuh kembang bayi, selain itu kandungan ASI memiliki antibodi alami yang dapat
menjaga bayi dari infeksi. ASI juga terbilang amat mudah dan praktis untuk disajikan pada bayi.
Pemberian ASI hingga usia bayi 6 bulan tanpa memberikan makanan atau cairan lain dikenal dengan sebutan ASI Eksklusif sangat disarankan karena banyak manfaatnya yaitu, dapat menjaga kekebalan tubuh sehingga bayi tidak mudah sakit, mengurangi risiko obesitas dan mengurangi risiko alergi atau
intoleransi dari susu formula,memiliki intelegensi yang lebih baik dan ikatan batin antara ibu dan bayi. Manfaat ASI Eksklusif yang lain yaitu dapat membantu ibu dalam pemulihan pasca persalinan.
Namun ada kalanya ibu yang menyusui tidak dapat memberikan ASI nya secara langsung pada bayi. Umumnya kondisi seperti ini banyak terjadi pada orang tua atau ibu yang juga merangkap sebagai seorang wanita karir yang disibukkan dengan pekerjaannya. Adapula ibu yang mampu menghasilkan ASI dalam jumlah banyak, agar tidak terbuang sia-sia, maka ia harus memompa ASInya dan menyimpannya. Bagi ibu yang menyusui dan harus kembali pada rutinitas kerja dapat memberikan ASI Eksklusif dengan cara ASI Perah.
ASI Perah (ASIP) adalah ASI yang diperas kemudian disimpan dan diberikan kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya . Ini merupakan salah satu cara efektif yang dilakukan oleh ibu menyusui yang memiliki kesibukan diluar rumah.
Pemberian ASI Perah dapat juga diberikan kepada bayi yang lahir prematur sehingga membantu cara mengisap bayi yang belum optimal. Seringkali ibu merasa cemas saat menyimpan ASI perah. Hal ini
disebabkan karena rasa khawatir akan merubah kandungan gizi dari ASI yang disimpan tersebut. Kualitas ASI akan tetap sama, baik yang disimpan dalam lemari es maupun ASI yang diberikan secara langsung pada bayi, asalkan penyimpanannya benar serta sesuai dengan standar penyimpanan yang telah disarankan. Namun masih banyak orang tua yang kurang mengetahui tata kelola ASI yang baik dan benar. Penyimpanan ASI yang salah dan terlalu lama dapat menurunkan kualitas ASI dan akan mengganggu kesehatan bayi.
Menyimpan ASI dalam lemari pendingin diyakini dapat melindungi ASI dari kontaminasi bakteri mikroba yang dapat merusak kealamian ASI. Cara penyimpanan ASI Perah yang perlu diketahui yaitu:
- Pertama, siapkan wadah untuk menampung ASI yang mudah untuk disterilkan, bisa berupa botol yang tertutup, gelas tahan panas , atau Breastmilk Storage Bag (Kantong ASI) dengan BPA Free (bebas Bisphenol A)
- Metode penyimpanan ASI yang disarankan adalah ASI yang sudah ditampung dalam botol penyimpanan haruslah disimpan dalam suhu yang tepat (suhu optimum).
- Untuk penyimpanan pada suhu kamar, ASI yang sudah dipompa dan ditempatkan dalam wadah akan bertahan selama kurang lebih 8 jam.
- ASI perah tahan hingga 24 jam saat disimpan dalam boks pendingin yang ditambahkan dengan kantung es (ice pack)
- ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin dengan suhu minimal 4°C
- ASI perah tahan hingga 6 bulan pada freezer dengan suhu 18°C dibawah titik beku 0°C (-18°C). Suhu yang dingin dapat menigkatkan fungsi anti mikroba pada ASI serta menghambat aktivitas pertumbuhan mikroba yang merusak ASI.
- Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel pada pintu kulkas untuk menghindari fluktuasi atau perubahan suhu karena temperatur yang berubah-ubah.
- Selain itu untuk memudahkan, sebaiknya menggunakan label tanggal peras ASI. Perhatikan pula, saat menyimpan ASI botol jangan diisi penuh, tetapi usahakan seperempat bagian kosong, karena ASI perah cenderung mengembang dalam keadaan beku.
- Perlu diingat, proses pembekuan ASI perah kemungkinan menghilangkan beberapa zat yang penting untuk menghalau infeksi pada bayi. Semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan atau dibekukan akan menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI. Meskipun demikian, ASI perah yang didinginkan atau dibekukan itu nilai gizinya masih jauh lebih baik dibandingkan susu formula.
Selain pennyimpanan ASI perah yang benar,cara penyajian dan pemberian ASI perah yg telah didinginkan atau dibekukan juga perlu diketahui dengan benar. Berikut cara penyajian dan pemberian ASI perah yang telah didinginkan ataupun dibekukan :
- Untuk mencairkan ASI perah yang dibekukan, dapat menggunakan penghangat ASI elektrikyang bisa digunakan di rumah atau di mobil. Jika tidak tersedia, maka bisa menempatkan botol penyimpanan ASI perah ke dalam panci atau mangkuk berisi air hangat. Diamkan beberapa saat. Ingat, jangan menaruh panci atau mangkuk diatas kompor yang menyala.
- ASI perah yang dibekukan, sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam suhu ruangan. Beberapa penelitian mengungkapkan perubahan suhu yang cepat dapat mempengaruhi kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI yang bermanfaat bagi bayi.
- ASI perah dari freezer dapat diletakkan terlebih dahulu di ruang pendingin pada kulkas, kemudian hangatkan sebagaimana cara diatas. Penting untuk diketahui, jangan membekukan ulang ASI perah yang telah dicairkan.
- Jika ASI perah dibutuhkan segera, maka ASI dapat ditempatkan di bawah air mengalir dengan suhu yang biasa. Lalu rendam dengan air hangat. Untuk memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk bayi, teteskan ke pergelangan tangan. Jika suhu sudah sesuai, bisa langsung diberikan pada bayi.
- Hindari menghangatkan ASI dengan menggunakan microwave. Perubahan suhu yang terlalu cepat pada ASI perah dapat menghilangkan kandungan antibodi yang dibutuhkan bayi.
- Buang ASI perah yang tersisa. Sisa dari ASI perah jangan diberikan kembali pada bayi di waktu yang berbeda, dan jangan disimpan kembali dalam lemari pendingin. Jika bayi sering menyisakan ASI perahnya maka tempatkan dan hangatkan ASI perah seperlunya saja.
ASI merupakan asupan nutrisi terbaik bagi bayi. Baik penyimpanan dan cara penyajian ASI perah yang benar akan dapat membantu ibu menyusui yang bekerja ataupun yang beraktivitas diluar rumah untuk tetap memberikan ASI guna mencukupi kebutuhan bayinya.
Referensi:
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pengelolaan Air Susu Ibu di Tempat Kerja. Jakarta: Kemenkes RI.
http://www.alodokter.com/manajemen-asiperah-untuk-ibu-pekerja