Jumat, 22 Juli 2022 16:31 WIB

Bagaimana Manajemen Penanganan Stres Yang Efektif

Responsive image
7287
Linda Aryani, S.Kep, Ners - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Terlalu banyak yang harus dilakukan, kurangnya waktu, kurangnya informasi dan kurangnya sumber daya untuk menuntaskan pekerjaan.

Dalam survei terhadap 1.400 pekerja di Amerika Serikat yang dipublikasikan secara online oleh careerbuilder.com , lebih dari satu pertiga responden menyatakan telah mengalami penambahan beban kerja.

Mereka bekerja dengan waktu yang lebih panjang dan jam istirahat makan siang yang lebih pendek agar pekerjaan bisa selesai.

Akibatnya, pekerja mulai mengalami banyak gejala stres secara fisik maupun mental. Dalam hal ini, stres bukan hanya merugikan para pekerja, tapi juga mengganggu kinerja seluruh organisasi.

Menurut empat dari lima manajer di Eropa, stres merupakan bencana dalam perusahaan. Stres adalah salah satu risiko psikososial di tempat kerja yang penanganannya lebih sulit dibandingkan masalah kesehatan.

Stres diimplikasikan sebagai faktor penyebab dari absen, kecelakaan kerja, masalah psikologis, tuntutan kompensasi, produktivitas yang rendah, tindakan pencurian di tempat kerja, kinerja yang tidak maksimal, dan tingkat keluar masuk pekerja yang tinggi. Yang jelas, stres berdampak langsung secara menyeluruh.

Di Amerika Serikat, survei terbaru mengindikasikan bahwa stres akibat kerja mengakibatkan pemilik perusahaan harus mengeluarkan sekitar 2 kuadriliun per tahun karena masalah absen, keterlambatan, kejenuhan, produktivitas yang semakin rendah, angka keluar masuk pekerja yang tinggi, kompensasi pekerja, dan peningkatan biaya asuransi kesehatan.

Sementara di Inggris, dilansir dari hse.gov.uk , penanganan stres membutuhkan biaya 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan biaya untuk memecahkan perselisihan di semua industri. Sakit akibat stres juga mengakibatkan hilangnya 40 juta hari kerja setiap tahunnya.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, jika stres tidak ditangani dengan baik, maka akan berpengaruh pada menurunnya performansi, efisiensi, dan produktivitas kerja yang bersangkutan.

 

            Stres terkait pekerjaan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seorang pekerja untuk mengatasi tekanan yang ada dalam sebuah pekerjaan. Menurut World Health Organization (WHO), stres akibat kerja adalah sebuah respons yang ditimbulkan karena dihadapkan pada tekanan dan tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan seseorang, sehingga orang tersebut tidak dapat mengatasinya.

 

Langkah menerapkan standar manajemen penanganan stres di tempat kerja:

1.    Melakukan perencanaan, seperti komitmen manajemen puncak untuk mendukung program dan menyediakan sumber daya atau tim yang akan bekerja untuk program ini.

2.     Melakukan identifikasi risiko terkait stres akibat kerja dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

3.    Mengumpulkan data-data pekerja yang mengalami stres akibat kerja dan akar penyebabnya.

4.     Melakukan evaluasi terhadap data-data terkait stres akibat kerja yang diperoleh dan menentukan tindakan pengendalian yang mungkin dilakukan.

5.    Membuat rencana tindakan atau program penanganan stres akibat kerja secara berkelanjutan dan penerapannya.

6.    Melakukan pengukuran dan peninjauan ulang secara berkala untuk mengetahui efektivitas program penanganan stres yang diterapkan.

Alternatif untuk menghilangkan stres kerja

1.      Kenali batas kemampuan

Mengenali sampai mana batas kemampuan pekerja dalam menanggung beban pekerjaan adalah hal yang penting untuk mengurangi stres dalam pekerjaan. Dengan begini, pekerja juga dapat memperhitungkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan beban kerja. Selain itu, pekerja dapat terhindar dari rasa lelah berlebihan

2.      Bicarakan dengan atasan

Bagi sebagian orang, berbicara dengan atasan atau melakukan sesi curhat  kecil terkadang merupakan hal yang agak canggung. Tapi, cobalah bicarakan mengenai stres yang dialami kepada atasan.

Pekerja juga berhak untuk menolak atau mengatakan tidak pada atasan, jika merasa beban yang diberikan sudah melewati batas kemampuan,  atau bahkan beban pekerjaan yang diberikan di luar dari tanggung jawab pekerjaan. Tujuannya bukan untuk mengeluh, melainkan untuk membuat rencana efektif dalam mengelola stres kerja.

3.      Lupakan pekerjaan sejenak

Beban atau target pekerjaan tidak jarang membuat seseorang menjadi stres. Bahkan tidak jarang, hal ini dapat berdampak dan menimbulkan masalah lain di kehidupan pribadi. Jika merasa diri sudah berada di tahap ini, cobalah untuk mengistirahatkan diri sejenak.

Lupakan pekerjaan sejenak dan carilah hiburan yang dapat membuat pekerja tertawa. . Tertawa dapat memberikan dampak positif bagi tubuh dan jiwa. Jangan lupa bahwa cuti adalah hak pekerja, dan jika memang diperlukan, pekerja bisa mengambil cuti  selama beberapa waktu untuk menenangkan diri dan menjauhi stres kerja.

4.      Melakukan olahraga atau aktivitas lain

Jalan santai atau jalan cepat, menari, yoga atau meditasi, tai chi, renang, menyanyi

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referensi

Jurnal P2K3 2021

DOC, PROMKES, RSMH