Jumat, 22 Juli 2022 11:16 WIB

Tanda Mau Bunuh Diri pada Remaja

Responsive image
41871
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Usia remaja adalah fase ketika seseorang mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Wajar jika dalam fase ini remaja kerap berperilaku aneh. Dalam fase ini, jiwa remaja bakal bergejolak. Gejolak itu biasanya didasari oleh berbagai hal, baik dari faktor internal maupun eksternal. Hal-hal tersebut bakal memengaruhi kemampuan remaja dalam memecahkan masalah menjadi lebih buruk. Ketidakmampuan memecahkan masalah itu membuat tidak sedikit remaja yang berakhir dengan percobaan bunuh diri. Meski tindakan tersebut dilakukan secara diam-diam, namun ada tanda-tanda upaya bunuh diri remaja yang dapat dikenali. World Health Organization (WHO) mencatat setiap 40 detik, ada satu korban meninggal yang disebabkan oleh tindakan bunuh diri, termasuk dari kalangan remaja. Ada banyak faktor yang bisa memicu tindakan tersebut, umumnya dimulai dari masalah dalam kehidupan yang menyebabkan gangguan psikologis, seperti : depresi, bahkan penyalahgunaan obat-obatan. Masalah keluarga, beban pendidikan, hingga perundungan di dunia maya (cyberbullying) turut meningkatkan risiko bunuh diri di kalangan remaja.

Tanda-tanda Remaja yang Ingin Melakukan Percobaan Bunuh Diri

Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mengetahui sederet gejala bunuh diri pada remaja.

1.       Mudah tersinggung dan mengalami perubahan emosi yang drastis

Salah satu tanda yang perlu diperhatikan adalah ketika remaja menjadi lebih mudah tersinggung dan adanya perubahan emosi yang drastis. Perasaan tersinggung atau sedih bakal berujung pada rasa stres dan menyebabkan remaja melakukan tindakan yang merugikan mereka.

Tanda ini menjadi 'bendera merah' bagi orang-orang di sekitar, khususnya para orangtua. Saat tanda ini muncul, orangtua dan lingkungan sekitar perlu memberikan perhatian lebih pada remaja.

2.       Malas

Remaja yang berisiko untuk memiliki pikiran bunuh diri biasanya lebih tidak peduli pada dirinya sendiri. Dia tak akan memperhatikan kebersihan diri dan mengubah penampilan secara drastis dengan lebih berantakan.

3.       Masalah Tanpa Jalan Keluar

Remaja yang memiliki masalah tanpa jalan keluar patut diwaspadai. Sederet persoalan seperti hamil di luar nikah, putus dengan pacar, atau menghadapi perundungan di sekolah bisa meningkatkan risiko bunuh diri pada seorang remaja.

4.       Berontak Tanpa Sebab dan Melakukan Tindakan yang Membahayakan

Ketika seorang remaja mendadak kerap memberontak dan melawan aturan hingga melewati batas, orangtua patut khawatir. Apalagi jika tindakan yang dilakukan sampai mengganggu dan membahayakan kenyamanan orang lain di sekitarnya.

5.       Melarikan Diri dan Kehilangan Minat terhadap Hal yang Disukai

Remaja yang melarikan diri dari rumah akibat stres dan memilih putus sekolah juga perlu diperhatikan. Anak-anak tunawisma memiliki kecenderungan bunuh diri yang lebih tinggi.

6.       Merasa Tidak Berharga dan Rasa Putus Asa

Sejumlah perasaan seperti merasa tidak diakui dan tidak dianggap oleh keluarga atau kelompok tertentu bisa membuat putus asa dan mendorong keinginan bunuh diri pada remaja.

7.       Menulis tentang Kematian

Menulis tentang kematian umum terjadi pada remaja dengan pikiran bunuh diri. Gejala ini biasanya muncul akibat faktor internal dan eksternal.

8.       Percobaan Bunuh Diri

Remaja yang pernah melakukan percobaan bunuh diri tapi gagal berisiko untuk kembali melakoni aksi yang sama. Risiko ini akan lebih tinggi jika akar permasalahan tidak diselesaikan dengan baik.

9.       Mengonsumsi Alkohol dan Narkoba

Penggunaan narkoba dan alkohol merupakan salah satu faktor risiko kasus bunuh diri. Kebiasaan mengonsumsi alkohol dan narkoba menandai perilaku menyimpang remaja.

10.    Menyendiri, Menutup Diri dari Teman dan Keluarga

Menjauhkan diri dari lingkungan sosial menandai gangguan mental yang terjadi pada seseorang. Perilaku menyendiri dan menutup diri pada remaja menjadi salah satu sinyal kemungkinan bunuh diri.

11.    Keluhan Sakit Fisik

Rasa sakit secara fisik bisa menjadi indikator gangguan kecemasan dan depresi. Gangguan fisik diakibatkan oleh rasa cemas dalam pikiran. Masalah yang tidak teratasi membuat tubuh menjadi kurang baik.

12.    Bercanda tentang Bunuh Diri

Remaja yang kerap berbicara tentang bunuh diri atau bahkan bercanda tentangnya perlu ditangani dengan serius. Pasalnya, bercanda tentang hal tersebut bisa jadi penanda mental seorang remaja tengah terganggu.

13.    Merasa Bosan dan Gelisah

Rasa bosan dan gelisah serta tidak mampu berkonsentrasi menjadi indikator penyalahgunaan obat terlarang. Kebosanan juga bisa menjadi gejala depresi, yang ujung-ujungnya juga bakal memicu keinginan bunuh diri pada remaja.

 

Mencegah Bunuh Diri pada Remaja

Jika Anda mendapati remaja yang bertindak seakan-akan sedang merencanakan untuk bunuh diri, maka lakukan hal berikut untuk mencegahnya bunuh diri :

·        Bertanya dan tawarkan bantuan

Menanyakan tentang adanya keinginan untuk bunuh diri pada remaja yang ingin melakukannya adalah hal yang tepat. Meski tampak sulit, hal ini justru dapat mencegah terjadinya bunuh diri pada remaja. Tanyakan juga masalah yang sedang di alami dan tawarkan bantu yang bisa Anda berikan.

·        Singkirkan benda berbahaya

Jauhkan semua benda berbahaya yang bisa digunakan untuk melakukan bunuh diri, seperti racun hama, obat-obatan, benda tajam, senjata api, dari jangkauan dirinya.

·        Berikan perhatian

Dengarkan semua yang dia ingin sampaikan dan selalu pantau tindakannya. Jangan mengabaikan ancaman bunuh dirinya dan justru melabeli sebagai individu yang suka bersikap berlebihan. Cobalah berdiskusi dengannya untuk mengetahui masalah sedang dihadapi dan dukung mereka untuk menyelesaikannya.

·        Dukung untuk melakukan hal positif

Berikan dukungan pada remaja untuk mulai melakukan hal-hal positif, seperti kembali menikmati hobi, berolahraga di luar lapangan, atau sekadar bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengurangi gejala depresi pada remaja.

·        Lakukan langkah perawatan

Bantu remaja untuk menjalani perawatan dengan psikolog atau psikiater. Yakini bahwa langkah ini akan membantunya untuk menjadi lebih baik. Selain itu, bantulah dia untuk mengikuti apa yang dianjurkan.

 

Referensi:

Center for Public Mental Health. 2017. Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis Pada Upaya Bunuh Diri. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Elda Nabiela Mutia, dkk. 2016. Kesepian dan Keinginan untuk Melukai Diri Sendiri pada Remaja. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

John, A., et al. NCBI. 2018. Self-Harm, Suicidal Behaviours, and Cyberbullying In Children and Young People : Systematic Review. Journal of Medical Internet Research. 20(4), Pp E129. 

World Health Organization. 2015. Suicide Data. American Pshychological Association. Teen Suicide Is Preventable

Mayo Clinic. 2019. Teen Suicide : What Parents Need to Know

Mayo Clinic. 2018. Diseases & Conditions. Suicide and Suicidal Thoughts

Webmd. 2019. Preventing Teen Suicide.