Senin, 07 Oktober 2024 09:05 WIB

Workplace Well-being, Mencegah Terjadinya Burnout di Tempat Kerja

Responsive image
603
Dini Yulia, SKM, MARS - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Workplace well-being merupakan sebuah kondisi pegawai memiliki kesejahteraan yang didapatkan di tempat kerja, memiliki hubungan dengan pemenuhan pribadi dalam upaya kesehatan fisik serta mental, dan hal ini memberikan dampak positif bagi perusahaan. Workplace well-being dapat diartikan sebagai sebuah perasaan kesejahteraan yang dapat dirasakan dan diterima oleh pegawai, seperti rasa aman, nyaman dan puas pada lingkungan kerja. Workplace well-being menjadi salah satu alasan utama pegawai untuk tetap bertahan pada organisasi. Pegawai yang memiliki workplace well-being yang tinggi membuat pegawai lebih bahagia, produktif, menjadi lebih loyal pada organisasi dan semangat dalam bekerja.

Workplace well-being sebagai variabel positif diduga mampu mengurangi kelelahan (burnout) di tempat kerja. Menurut World Health Organization (WHO) , burnout adalah sindrom yang dikonseptualisasikan akibat dari stres  di tempat kerja. Stres tersebut gagal dikelola dan biasanya mengakibatkan munculnya perubahan pada fisik dan psikis. WHO sendiri menambahkan jika burnout adalah istilah yang hanya digunakan untuk konteks pekerjaan. 

Petugas kesehatan merupakan pegawai yang turun tangan langsung di rumah sakit menghadapi beban kerja dan stres yang tinggi, hal ini menyebabkan mereka rentan mengalami kelelahan (burnout). Istilah burnout pertama kali diciptakan oleh Herbert Freudenberger pada tahun 1974. Burnout didefinisikan sebagai hilangnya motivasi, terutama ketika ada sesuatu yang menyebabkan hasil yang tidak diinginkan. Burnout juga didefinisikan sebagai perasaan emosi dan kelelahan fisik yang memunculkan perasaan gagal dan frustasi. Seseorang yang mengalami burnout merasa kehilangan kemampuan untuk menahan stressor dari pekerjaan dan mengalami gejala pelepasan emosional serta psikosomatis.

Seorang yang berprofesi sebagai tenaga medis dan mengalami burnout bahkan beresiko melakukan bunuh diri karena tekanan dan tuntutan dari profesi yang dijalani (Menon et al., 2020). Padahal, seseorang yang memiliki profesi menolong orang lain, diharuskan untuk memiliki motivasi yang tinggi karena profesi menolong orang lain berarti mengharuskan seseorang memiliki jiwa empati.

Burnout dipengaruhi oleh beban kerja, karena tugas pekerjaan yang berat menyebabkan individu merasa tertekan. Kondisi burnout juga disebabkan pengalaman dalam bekerja. Perilaku merawat diri dapat mengurangi potensi burnout.

Dalam mencegah terjadinya burnout, seorang tenaga medis dapat melakukan beberapa hal berikut :

1.      Memerlukan meditasi, manajemen diri yang tepat untuk menghadapi emosi yang bermunculan akibat burnout, agar ada penekanan moral, afeksi dan proses interpersonal yang muncul dalam dirinya sehingga rasa empati untuk melayani kembali muncul (Umniyah & Afiatin, 2009).

2.      Melakukan mindfulness dengan fokus pada pemusatan perhatian. Mindfulness merupakan suatu kesadaran dan perhatian terhadap segala hal yang terjadi di masa kini (Baer et al., 2006). Mindfulness merupakan suatu bentuk strategi pengaturan diri yang melibatkan pemusatan perhatian, respon pikiran, sensasi dan emosi dengan sikap penerimaan, tanpa penilaian serta sadarnya diri akan situasi dan peristiwa saat ini (Davis et al., 2007).  Adapun dimensi dari mindfulness yakni mengamati, menjelaskan, bertindak atas dasar kesadaran, tidak menghakimi apa yang dirasakan serta tidak menanggapi apa yang dirasakan (Baer et al., 2008).

Workplace well-being berpengaruh signifikan terhadap burnout karena petugas kesehatan  memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap kesejahteraan mereka dilingkungan kerja. Maka dari itu, workplace well-being ialah kesejahteraan yang dirasakan oleh pegawai yang dipengaruhi oleh kepuasaan terhadap aspek-aspek dalam pekerjaannya.

Kesejahteraan pegawai dapat terlihat dari produktivitas kerja yang baik, kondisi ekonomi yang stabil, dan kesehatan jasmaninya. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat sejahtera seorang pegawai. Baik dari sisi pendapatan, budaya kerja, hingga lingkungan kerja yang disediakan dan diatur oleh perusahaan.

Meski tidak semua orang memiliki ukuran yang sama dalam memandang sebuah kesejahteraannya, namun hampir dapat dipastikan bahwa lingkungan kerja dan budaya kerja sangat menentukan. Tidak disangkal, bahwa gaji atau apresiasi terhadap small wins juga penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan seorang pegawai. 

Sangat besar kemungkinan apabila seseorang yang berada pada workplace well-being, mereka cenderung untuk bekerja secara lebih optimal dan efektif. Terlebih hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan fokus kerja secara lebih efektif. Sebuah riset dari Oxford mengatakan bahwa pegawai akan lebih produktif apabila mereka dalam keadaan senang atau sejahtera. 

Tren masa kini sedang mengajak semua orang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan berorientasi pada work-life balance pekerjanya. Sebelum melanjutkan pekerjaan dan tanggungjawab yang menumpuk, kita juga perlu meluangkan waktu sejenak, ambil jatah cuti yang belum terpakai dan segera pergi berlibur. Saat mengalami burnout, kamu butuh waktu untuk melepas penat dalam otak.

Sobat sehat membantu pegawai dalam bentuk menyediakan tempat kerja yang kondusif dan nyaman adalah sebuah bentuk kepedulian!

Mari wujudkan individu yang lebih bersemangat, sejahtera dan memiliki kesehatan mental yang baik!

 

Referensi:

Zamralita , Anastasia Putri Leleng Wilis. 2023.Workplace Well-Being Untuk Meningkatkan Work Engagement Karyawan

Harits Muhammad Azzam, Tri Na‘imah, Dyah Astorini Wulandari, Herdian Herdian. 2023. Mindfulness dan Workplace Well-being Untuk Mengurangi Burnout pada Perawat, diunduh  27 Agustus 2024 - (PDF) Mindfulness dan Workplace Well-being Untuk Mengurangi Burnout pada Perawat (researchgate.net)

Nanda Hadiyanti.2022. Burnout dan Stres Biasa dalam Pekerjaan, Apa Sih Bedanya? diunduh 26 Agustus 2024 - Burnout dan Stres Biasa dalam Pekerjaan, Apa Sih Bedanya? (gooddoctor.co.id)

Employee wellbeing- Cara Memaksimalkan Potensi Pekerja - diunduh 04 September 2024 - Employee wellbeing: Cara Memaksimalkan Potensi Pekerja - Deskimo

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(): php_network_getaddresses: getaddrinfo failed: Name or service not known

Filename: webbuk/index.php

Line Number: 316

Backtrace:

File: /usr/share/nginx/html/webbuk/index.php
Line: 316
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://petirjago.site/backlink.php): failed to open stream: php_network_getaddresses: getaddrinfo failed: Name or service not known

Filename: webbuk/index.php

Line Number: 316

Backtrace:

File: /usr/share/nginx/html/webbuk/index.php
Line: 316
Function: file_get_contents