Senin, 30 September 2024 15:57 WIB

Jamur Trichophyton sp Penyebab Tinea pada Kaki

Responsive image
975
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Trichophyton rubrum adalah jamur yang umum menyebabkan dermatofitosis. Jamur ini sering ditemukan di kulit, rambut, serta kuku tangan dan kaki. Trichophyton rubrum termasuk salah satu spesies jamur yang sering menginfeksi masyarakat. Jamur ini menyerang jaringan kulit dan dapat menyebabkan peradangan. Indonesia adalah negara dengan iklim tropis yang hangat dan lembab, yang sangat mendukung pertumbuhan jamur, termasuk jamur patogen. Setiap tahunnya, lebih dari 6 juta penduduk Indonesia mengalami infeksi jamur. Tinea unguium merupakan penyakit mikosis superfi sialis yang menyerang lapisan kuku. Penyakit ini ditandai dengan gejala kuku yang menebal, terangkat, pecah-pecah, tidak rata, tidak berkilau, serta perubahan warna menjadi putih, kuning, coklat, atau hitam. Jika dibiarkan terlalu lama, kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri, bau tidak sedap, dan kuku yang rapuh, yang memungkinkan bakteri patogen masuk dan menyebabkan infeksi lainnya. Tinea unguium disebabkan oleh jamur dermatofita, terutama oleh spesies Trichophyton. Tinea unguium dapat menular pada individu yang melakukan aktivitas sehari-hari di lingkungan lembab, terutama jika mereka mengenakan sepatu tertutup dalam waktu lama dan tidak menggunakan alas kaki. Petani merupakan salah satu kelompok pekerja yang berisiko tinggi mengalami Tinea unguium. Lingkungan kerja yang basah, lembab, dan berlumpur dapat meningkatkan kemungkinan penularan infeksi ini.

Faktor Risiko

Faktor risiko untuk terjadinya tinea fasialis meliputi kebersihan yang kurang, kondisi lingkungan yang hangat dan lembab, kontak dengan individu atau hewan yang terinfeksi, penggunaan barang yang terkontaminasi dermatofita, serta kontak dengan tanah yang tercemar. Riwayat keluarga dengan tinea fasialis atau tinea di bagian tubuh lainnya, serta pengalaman sebelumnya dengan tinea di bagian lain seperti tinea corporis, dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap tinea fasialis. Infeksi jamur superfisial, termasuk tinea fasialis, lebih umum terjadi pada individu dengan kondisi sosio-ekonomi rendah. Trauma pada kulit juga berperan sebagai faktor risiko, karena dapat memudahkan invasi dermatofita. Selain itu, faktor predisposisi untuk tinea fasialis mencakup malnutrisi dan penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan. Penyakit lain seperti HIV, penggunaan kortikosteroid, serta gangguan sistem imun seperti limfoma, penyakit Cushing, diabetes, atau dermatitis atopik, dapat memperburuk kondisi ini dan menyulitkan pengobatan, serta menyebabkan infeksi dermatofita menjadi kronis.

1.      Tinea pedis dipengaruhi dengan beberapa keadaan seperti iklim tropis, banyak keringat,dan lembab. Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi.

2.      Infeksi tinea pedis dapat memengaruhi berbagai jenis pekerjaan, terutama yang mengharuskan penggunaan sepatu ketat dan tertutup, serta berada di lingkungan hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhan dan penyebaran jamur. Contohnya, polisi lalu lintas bekerja sepanjang hari, dari pagi hingga sore.

 

 

 

Referensi :

Y Latifah. 2019. Identifikasi Jamur Dermatophyta Penyebab Tinea Unguium pada Kuku Kaki Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Penggunaan Alas Kaki di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang.

Mahyudi, & Hestina. 2016. Identifikasi Jamur Penyebab Tinea Unguium pada Kerokan Kuku Kaki Petani di Desa Rikit Bur Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Nurwulan, D., Hidayatullah, T. A., Nuzula, A. F., & Puspita, R. 2017. Profil Dermatofitosis Superfisialis Periode Januari - Desember 2017 di Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang.

M, Mathur., Kedia, SK., Ghimire, RBK. 2012. Epizoonosis Dermatofitosis : A ClinicoStudi Mikologi Infeksi Dermatofitik di Nepal Tengah. Jurnal Medis Universitas Khatmandu.