Kamis, 21 Juli 2022 15:54 WIB

Perawatan Mulut Pada Anak Kanker Post Kemo

Responsive image
2772
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Suatu studi menjelaskan bahwa kemoterapi selain memiliki efek terapeutik, kemoterapi juga dapat menimbulkan efek samping. Hal ini karena agen kemoterapi bersifat sitotoksik pada sel-sel yang membelah dengan cepat, seperti sel kanker, namun sel normal yang memiliki karakteristik pembelahan yang cepat, seperti epitel, mukosa, dan folikel rambut ikut mengalami kerusakan. Efek samping kemoterapi yang sering ditemukan pada anak adalah mual, muntah, diare, kelelahan, kerusakan sistem saraf, konstipasi, kerusakan folikel rambut, risiko infeksi, dan gangguan kesehatan mulut, seperti mukositis oral.

Mukositis merupakan kondisi ulserasi dan inflamasi pada mukosa mulut yang mana hal ini sering kali terjadi sebagai salah satu akibat dari terapi kanker.

Secara biologi dijumpai lima fase terbentuknya mukositis yaitu:

·         fase inisiasi,

·         fase Message generation,

·         fase signaling dan amplification,

·         fase ulserasi/bakteriologi

·         fase penyembuhan.

Dalam penelitian Utami Kadek et al. (2016) menjelaskan bahwa mukositis oral biasa terjadi 5-10 hari setelah inisiasi kemoterapi dan berakhir pada hari ke 7-14, tergantung derajat keparahannya. Manifestasi klinis yang sering muncul antara lain ulserasi berukuran 0,5cm - 4cm, eritema yang ditutupi garis kuning atau fibrin berwarna putih yang disebut sebagai pseudomembran.

Pada mukositis oral yang dalam, pasien akan merasakan nyeri, sensasi seperti terbakar, sulit untuk membuka mulutnya, dan kesulitan memasukkan makanan dan minuman melalui mulut, dan sulit untuk berbicara. Penyembuhan spontan mukositis oral (mulai dari timbulnya eritema sampai perbaikan jaringan), tanpa pembentukan scar atau jaringan ikat membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu. Beberapa pasien yang mendapatkan radiasi atau kemoterapi, terkadang juga mengalami trombositopenia, sehingga terkadang ditemukan perdarahan pada ulserasi mukositis oral. Pasien mukositis oral juga menunjukkan adanya penurunan produksi saliva sehingga lidah menjadi kering. Hal ini menyebabkan lidah mengalami penurunan fungsi pengecapan sehingga menurunkan nafsu makan pada pasien.

Treister et al. (2016) menjelaskan bahwa mukositis dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga penatalaksanaannya dibagi menjadi 5 yaitu debridement, dekontaminasi, manajemen nyeri, profilaksis/pencegahan dan pengendalian perdarahan. Pasien dengan mukositis oral sering mengalami neutropenia atau trombositopenia, sehingga debridement harus dilakukan dengan hati-hati karena menyikat gigi dapat menyebabkan bakteremia dan perdarahan gingival. Dekontaminasi terdiri dari anti jamur dan anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri atau jamur di mulut.

Selain menyikat gigi dan flossing, berkumur juga perlu karena penyikatan gigi dan flossing terkadang tidak dapat membersihkan plak dengan maksimal. Berkumur dapat menggunakan larutan garam (normal salin) ataupun larutan sodium bikarbonat.4,27-29 Beberapa studi menunjukkan hasil inkonsisten mengenai efektifitas NaCl 0,9% dalam mencegah mucositis oral. Walaupun demikian, Multinational Association of Supportive Care in Cancer and The International Society of Oral Oncology (MASCC/ISOO) masih menerima penggunaan NaCl 0,9% dengan pertimbangan NaCl 0,9% merupakan larutan kumur dengan toksisitas minimal yang dapat menjaga higiene mulut dan memberi kenyamanan.

Perawatan rongga mulut pada pasien komplikasi kemoterapi yang salah satunya mukositis yaitu dengan cara kumur.

Adapun hal yang disediakan sebelum melakukan kumur yaitu:

        1 sendok teh garam dalam 960 ml air,

        1 sendok teh natrium bikarbonat dalam 240ml air,

        ½ sendok teh garam,

        2 sendok makan natrium dalam 960ml air,

        Obat kumur yang mengandung antibakteri dapat digunakan 2-4 kali setiap hari untuk mengatasi masalah pada gusi,

Kumur-kumur mulut 3-4 kali setiap kali menyikat gigi, Hindari berkumur dengan bahan-bahan yang mengandung alkohol.

Tujuan menggunakan obat kumur termasuk dalam kebersihan mulut, mencegah/ mengobati infeksi, melembabkan rongga mulut atau mengurangi nyeri, untuk menjaga mulut bersih, normal (Nacl 0,9%) atau air garam direkomendasikan setidaknya empat kali sehari dengan cara di kumur Lalla et al. (2014).

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

DAFTAR REFERENSI

Hasibuan, C., Lubis, B., Rosdiana, N., Nafianti, S., & Siregar, O. R. (2019). Perawatan mulut untuk pencegahan mukositis oral pada penderita kanker anak yang mendapat kemoterapi. CDK Journal, 46(6), 433–435. Retrieved from http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/467/255

 Katranc?, N., Ovayolu, N., Ovayolu, O., & Sevinc, A. (2012). Evaluation of the effect of cryotherapy in preventing oral mucositis associated with chemotherapy–a randomized controlled trial. European Journal of Oncology Nursing, 16(4), 339-344.

Lalla, R. V., Bowen, J., Barasch, A., Elting, L., Epstein, J., Keefe, D. M., ... &Raber?Durlacher, J. E. (2014). MASCC/ISOO clinical practice guidelines for the management of mucositis secondary to cancer therapy. Cancer, 120(10), 1453-1461.

Lubis, B., & Silvana, S. (2007). Perawatan Rongga Mulut pada Pasien Kanker Anak. Indonesian Journal of Cancer, 1(4).

Mulatsih, S., Astuti, S., Purwantika, Y., & Christine, J. (2016). Kejadian dan Tata Laksana Mukositis pada Pasien Keganasan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Sari Pediatri, 10(4), 230-5.

Treister, N. S., London, W. B., Guo, D., Malsch, M., Verrill, K., Brewer, J., ... & Duncan, C. (2016). A feasibility study evaluating extraoral photobiomodulation therapy for prevention of mucositis in pediatric hematopoietic cell transplantation. Photomedicine and laser surgery, 34(4), 178-184.

Utami Kadek et al (2016). Perbandingan Efektifitas Intervensi Mengunyah Permen Karet dan Berkumur Madu Terhadap Kejadian Mukositis Oral pada Anak Kanker Yang Mendapat Kemoterapi. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0b700326dc9cc80 d11f65fe8cbfecb7e.pdf

DOC, PROMKES, RSMH