Rabu, 31 Juli 2024 13:40 WIB

Terapi “AIUEO” Terhadap Kemampuan Berbicara Pasien Stroke

Responsive image
23
Promosi Kesehatan, Tim Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Stroke adalah kondisi darurat yang ditandai dengan defisit neurologis akibat penurunan mendadak aliran darah ke area tertentu di otak. Ada dua jenis stroke, yaitu stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik. Stroke non-hemoragik terjadi ketika aliran darah ke jaringan otak berkurang, biasanya disebabkan oleh obstruksi total atau sebagian dari pembuluh darah otak. Sementara itu, stroke hemoragik terjadi akibat perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, dan sering terjadi saat penderita sedang melakukan aktivitas tertentu. Gejala stroke meliputi kelemahan mendadak di bagian tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki, biasanya di salah satu sisi tubuh. Selain itu, penderita mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara atau memahami pembicaraan, masalah penglihatan pada satu atau kedua mata, kesulitan dalam berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, dan bahkan kehilangan kesadaran atau pingsan. Masalah kesehatan yang timbul akibat stroke sangat bervariasi, bergantung pada seberapa luas area otak yang terkena infrak atau kematian jaringan serta lokasi yang terdampak. Jika stroke menyerang bagian otak kiri dan mempengaruhi pusat bicara, pasien mungkin mengalami gangguan bicara atau afasia. Otak kiri berperan dalam analisis, pemikiran logis, konsep, dan pemahaman bahasa. Secara umum, afasia dibagi menjadi tiga jenis : afasia motorik, afasia sensorik, dan afasia global. Salah satu metode rehabilitasi untuk mengatasi gangguan komunikasi verbal pada orang yang mengalami afasia motorik adalah terapi pengucapan huruf vokal "AIUEO" dalam alfabet. Terapi ini melibatkan latihan wicara yang fokus pada pergerakan lidah, bibir, dan otot wajah, serta pengucapan kata-kata dengan huruf A, I, U, E, dan O. Tujuannya adalah untuk memperbaiki cara bicara sehingga dapat lebih dimengerti oleh orang lain. Dalam terapi AIUEO, metode yang diterapkan adalah imitasi, di mana pasien mengikuti setiap gerakan organ bicara dan suara yang dihasilkan oleh terapis.

Terapi “AIUEO”

Afasia motorik adalah kerusakan pada lapisan permukaan di area Broca, yang ditandai dengan kesulitan dalam mengontrol koordinasi, bicara yang tidak lancar, dan ucapan yang sering sulit dipahami oleh orang lain.

1. Terapi "AIUEO" adalah jenis terapi wicara yang fokus pada pelafalan huruf vokal dalam alfabet dan melibatkan gerakan lidah, bibir, serta otot wajah.

2. Terapi AIUEO mempengaruhi cara pengucapan kata melalui gerakan otot. Gerakan otot motorik yang terkait dengan berbicara dan berbahasa berhubungan dengan area Broca di otak. Perbaikan dalam pengucapan terjadi karena adanya reorganisasi fungsi bahasa pada individu dengan afasia, yang melibatkan interaksi antara bagian-bagian dalam otak serta antara kedua belahan otak.

3. Hasil penerapan menunjukkan bahwa kemampuan berbicara pasien meningkat setelah menjalani terapi AIUEO selama 7 hari. Skor penilaian pada lembar observasi Skala Komunikasi Fungsional Derby menunjukkan peningkatan dari 9 menjadi 11.

 

Referensi :

LeMone, Burke & Bauldoff. 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. (S. Aklia & P. P. Lestari, Ed., M. Joko & N. H. Setyawan, Penerj.) (Ed. 8. Vol 3).

Haryanto, A, D, G., Setyawan, D., & Kusuma, B, A, M. 2014. Pengaruh Terapi AIUEO Terhadap Kemampuan Berbicara pada Pasien Stroke yang Mengalami Afasia Motorik di RSUD Tugurejo Semarang.