Kamis, 21 Juli 2022 07:04 WIB

APAIS (Amsterdam Preoperative anxiety and Information Scale), Skrining ansietas pada pasien Pre-operasi

Responsive image
6754
Deny Gunawan, S.Kep., Ns, M.Kep, - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Semua orang yang akan menjalani tindakan operasi pertama kali akan mengalami cemas, terutama pada satu hari sebelum operasi. Kecemasan merupakan suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan sering disertai dengan gejala fisiologis. Dampak yang mungkin muncul bila kecemasan pasien tidak ditangani segera, pasien akan tidak mampu berkonsentrasi dan memahami kejadian selama perawatan dan prosedur. Hal ini dikarenakan respon cemas seseorang tergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakan.

Persiapan pasien pre operasi meliputi persiapan fisik dan persiapan mental, persiapan ini penting
sekali untuk mengurangi faktor risiko yang diakibatkan dari suatu pembedahan. Perawatan yang harus diberikan pada pasien pre operasi, diantaranya keadaan umum pasien, keseimbangan cairan dan elektrolit, status nutrisi, puasa, personal hygiene, dan pengosongan kandung kemih. Pasien secara mental harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan, karena selalu ada rasa cemas atau khawatir terhadap penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Hubungan baik antara penderita, keluarga dan tenaga kesehatan sangat membantu untuk memberikan dukungan sosial (support system) dan pendidikan kesehatan.

Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, dipengaruhi alam
bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan. Ansietas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan objeknya jelas. Ansietas memiliki indikator tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 1 Berikut ini.

Tabel 1. Indikator Tingkat Ansietas

Alat ukur kecemasan digunakan untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah tidak cemas, ringan, sedang, berat atau panik orang akan menggunakan alat ukur untuk
mengetahuinya. Ada berbagai macam alat ukur kecemasan yang dapat digunakan, diantaranya
Amsterdam Preoperative anxiety and Information Scale (APAIS). APAIS merupakan instrumen yang spesifik digunakan untuk mengukur kecemasan praoperatif. Secara
garis besar ada dua hal yang dapat dinilai melalui pengisian kuisioner APAIS yaitu kecemasan dan
kebutuhan informasi. Kuisioner APAIS terdiri dari 6 pertanyaan singkat, 4 pertanyaan mengevaluasi
mengenai kecemasan yang berhubungan dengan anestesia dan prosedur bedah sedangkan 2 pertanyaan lainnya mengevaluasi kebutuhan akan informasi. Semua pertanyaan dilakukan sistem skoring dengan nilai 1 sampai 5 dengan skala Likert. Enam item APAIS dibagi menjadi 3 komponen yaitu ; kecemasan yang berhubungan dengan anestesia (sum A = pertanyaan nomor 1 dan 2), kecemasan yang berhubungan prosedur bedah (sum S = pertanyaan nomor 4 dan 5) dan komponen kebutuhan informasi (pertanyaan nomor 3 dan 6). Kombinasi komponen kecemasan yaitu jumlah komponen kecemasan yang berhubungan dengan anestesia dan prosedur bedah (sum C = sum A + sum S). Menurut Moerman, pasien dengan skor 11-13 pada komponen kecemasaan digolongkan sebagai pasien dengan kecemasaan praoperatif. Pasien dengan skor 5 atau lebih pada komponen kebutuhan akan informasi seharusnya diberikan informasi pada topic yang sesuai dengan keinginan pasien. Skor yang semakin tinggi menunjukkan makin tinggi tingkat kecemasan praoperatif dan kebutuhan akan informasi. Berikut isi APAIS.

Tabel 2. Skala Informasi dan Kecemasan Pra Operasi Amsterdam

SKALA INFORMASI DAN KECEMASAN PRAOPERASI AMSTERDAM Dikembangkan oleh N.Moerman, F.S.A.M. van Dam, M.J Muller en J. Oosting No APAIS Rentang kecemasan

Sama, sekali tidak, Tidak terlalu, sedikit Lumayan sangat

1 Saya takut dibius

2 Saya terus menerus memikirkan pembiusan

3 Saya ingin tahu sebanyak mungkin tentang pembiusan

4 Saya takut di operasi

5 Saya terus menerus memikirkan tentang operasi

6 Saya ingin tahu sebanyak mungkin tentang operasi

Nilai :
Tingkat kecemasan : pertanyan 1+2+4+5= ------- (antara 4-20)
Kebutuhan informasi: pertanyaan 3+6 =-----------(antara 2-10)

Proses keperawatan terkait ansietas mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Permasalahan
ansietas didokumentasikan pada form care plan. Tindakan keperawatan disesuaikan dengan care plan ansietas yang sudah didokumentasikan. Diagnosa Keperawatan ditulis sesuai dengan NANDA atau SDKI.

 

Referensi
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang
Kemenkes RI.

International Agency for Research on Cancer (IARC) / WHO. (2012). GLOBOCAN 2012: Estimated
cancer incidence, mortality, and prevalence worldwide in 2012. Diakses melalui http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx. Pada tanggal 15 Juni 2018.

Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2013). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker
Payudara
. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Potter and Perry. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process and Practice. Dalam: Ester, M.,
Yulianti, D. dan Parulin, I, Editors. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Cetakan 1
. Jakarta: EGC.

Marilynn & Lee. (2011). Clinical Nursing Pocket Guide. Dalam: Umami, Vidhia. Dan Astikawati,
Rina, Editors. Seri Panduan Praktis: Keperawatan Klinis
. Jakarta: Erlangga.

Brunner & Suddart., (2001). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.

Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcomes (Ed.7). St. Louis: Missouri Elsevier Saunders.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth
(Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo...(dkk), EGC, Jakarta

DOC,PROMKES,RSMH