Rabu, 20 Juli 2022 12:54 WIB

PENTINGNYA DAN TAHAP PEMBERIAN MPASI PADA BAYI

Responsive image
79350
Meidersayenti, SGZ. RD - RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

Hal yang paling dikhawatirkan oleh orang tua dalam merawat bayi, umumnya berkaitan dengan nutrisi. Bayi bisa mendapatkan nutrisi melalui ASI selama enam bulan pertama. Namun seiring pertumbuhan bayi, mengonsumsi ASI saja tentu tidaklah cukup. Pada usia 6 bulan, biasanya bayi akan mengonsumsi makanan pendamping ASI atau yang biasa dikenal MPASI. Jadi MPASI diberikan saat bayi berada pada masa transisi dari mengkonsumsi ASI atau susu formula pada makanan padat.

MPASI diperlukan karena setelah berusia 6 bulan, bayi membutuhkan tambahan energi, protein, dan zat besi. Dan hal itu tidak bisa diperoleh  dengan mengonsumsi ASI. 

Tujuan dari pemberian MPSI adalah :

1. Memperkenalkan tekstur makanan pada bayi sehingga keterampilan makan bayi dapat  terasah.

2. Meningkatkan imunitas pada bayi, karena kandungan MPASI diantaranya antioksidan, vitamin A dan FE, sering dijumpai di hati ayam, bayam ikan ,brokoli dan lain-lain

3. Membantu pembentukan tulang, MPASI harus mengandung protein dan kalsium

Kapankah waktu pemberian MPASI  yang tepat ?

Makanan pendamping ASI bisa dimulai pada saat bayi sudah menunjukan tanda siap makan. Bayi biasanya sudah bisa mengonsumsi MPASI pada usia 6 bulan. Adapun tanda bayi sudah siap makan adalah : Kepala sudah tegak, sudah bisa duduk tanpa bantuan, refleks menjulurkan lidah berkurang, tertarik jika melihat orang makan, mencoba meraih makanan dan membuka mulut jika disodori makanan

TAHAPAN PEMBERIAN MPASI

Pastikan MPASI pertama menggunakan tekstur yang sangat lembut. Supaya bayi  cepat mengunyah makanan yang lembut dan menggumpal, meskipun mereka tidak memiliki gigi. Selanjutnya di perkenalkan Finger food.

Finger food adalah makanan berbentuk padat yang berukuran sesuai genggaman bayi. Makanan ini bisa berupa kue, buah, atau sayur yang dapat dimakan sendiri oleh si kecil tanpa harus dibantu. Sebaiknya mudah digigit, dikunyah, dan dipegang sendiri oleh bayi.  Finger food sebaiknya diberikan pada bayi usia 8-9 bulan. Dengan memberikannya finger food dapat  melatih Si Kecil untuk makan tanpa disuapi, sekaligus melatih keterampilan motorik halusnya, serta kemampuannya untuk menggigit dan mengunyah makanan

beberapa jenis makanan yang bisa dijadikan finger food untuk Si Kecil:

1. Sayuran Rebus : seperti kentang, wortel, kembang kol, brokoli, atau ubi manis., sebaiknya dikukus atau dipanggang dulu sayuran tersebut hingga lunak.

2. Buah : apel matang, pir, mangga, atau papaya, alpukat matang pisang, Naga dll.

3. Sereal sebagai camilan finger food untuk Si Kecil. Berikan sereal yang mudah dipegang olehnya dan pilihlah yang rendah gula serta tanpa tambahan zat pewarna.

4. Telur adalah makanan yang kaya akan protein, kolin, vitamin B2, B12, dan folat yang baik  untuk perkembangan bayi. Tapi sebelum memberikan telur pastikan sudah matang, karena, telur setengah matang masih mengandung bakteri Salmonella yang dapat mengganggu saluran cerna.

5.  Keju mengandung kalsium yang baik untuk mendukung pertumbuhan tulang bayi. Oleh karena itu, memberikan keju sebagai makanan pendamping ASI.(MPASI) di tahun pertamanya merupakan hal yang tepat. Pilih keju yang memiliki tekstur lembut, tidak berbau, dan tidak lengket.

6. Daging merupakan sumber zat besi yang baik untuk pertumbuhan. disarankan memberikan daging sudah dimasak hingga empuk,lembut dan disuwir.

Setiap kali akan memberikan finger food,  perlu dicicipi dulu  untuk   memastikan makanan tersebut mudah digigit, potongannya pas, lembut, dan lumer di mulut.

Memperkenalkan finger food kepada anak sejak dini merupakan hal yang penting. Akan tetapi, harus tetap waspada terhadap kemungkinan  tersedak  saat memakannya. Jadi, selalu awasi dan damping ketika mengonsumsi finger food ya,

Bahan makanan yang sebaiknya dihindari untuk MPASI

Makanan dan bahan makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh bayi berusia  < 1  tahun :

  • Garam : Makanan tinggi garam sebaiknya dihindari karena ginjal bayi belum dapat mengolah garam dengan baik, contohnya makanan : cepat saji dan instan
  • Madu : madu mengandung sejenis bakteri Clostridium botulinum yang bisa menyebabkan keracunan usus bayi
  • Gula: sebaiknya pemanis makanan yang berasal dari buah, atau susu formula
  • Pemanis buatan : hindari penggunaanya karena dapat beresiko kerusakan gigi dan diare.
  • Kacang utuh, agar tidak tersedak maka sebaiknya hindari memberi kacang utuh kepada bayi
  • Teh atau kopi: tannin dalam teh bisa menyerap zat besi dalam makanan, Kafein dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penyerapan kalsium dan kerusakan gigi
  • Makanan rendah lemak: karena bayi membutuhkan kalori, sebaiknya diberikan makanan kaya akan lemak supaya punya cadangan kalori.

 Adakah dampak pemberian MPASI jika tidak sesuai dengan waktunya  ?

Jika terlalu cepat (sebelum 4 bulan ) : menyebabkan anaknya belum siap, dapat menganggu penyerapan nutrisi dari ASI dan beresiko obesitas. Jika terlambat ( setelah 6 bulan ) beresiko kurang nutrisi terutama zink dan zat besi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI

1.  Jaga kebersihan tangan, makanan, dan peralatan makan..

2.  Bahan makanan harus dimasak sampai matang. Proses memasak akan membunuh kuman pada bahan makanan sehingga makanan lebih aman dikonsumsi.

3.  Boleh menambahkan minyak, mentega, atau santan. Anak-anak membutuhkan kalori lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan. Jadi jangan anti goreng atau anti lemak  gunakan minyak yang masih bersih dan bagus.

4.  Pisahkan talenan untuk memotong bahan mentah dan matang.

 

REFERENSI

1.   Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Pelatihan Konseling MP-ASI Pedoman Pelatih. Jakarta: Ditjend Bina Gizi dan KIA.

2.   Ibnu, I. N., Thaha, A. R. M., & Jafar, N. 2016. Pola Asuh Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-asi) pada Ibu Baduta di Tanah Adat Kajang Ammatoa Kabupaten Bulukumba. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 9(4), 257-263.

3.   Hayati, Ida. 2012. Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi 6-12 Bulan pada Etnis Banjar di Kelurahan Lerong Ilir. Jurnal Promosi Kesehatan Nusantara Indonesia, Nomor 10

4.   Bayu, M. 2014. Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Panda Media