Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik Hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Ada beberapa tipe Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus tipe 1 (karena faktor genetik autoimun), Diabetes Mellitus tipe 2 (karena adanya resistensi Insulin), Diabetes Mellitus Gestasional (Diabetes Mellitus yang terjadi saat kehamilan), Diabetes Mellitus tipe lainnya (Diabetes Mellitus karena pemakaian obat maupun penyakit lainnya). Diagnosis Diabetes Mellitus ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara Enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan Glukometer. Penyakit Diabetes Mellitus tidak dapat disembuhkan tetapi dilakukan pengontrolan kadar gula darah guna menghindari adanya komplikasi. Pengontrolan dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti Diabetes Mellitus. Obat Diabetes Mellitus ada yang oral maupun suntikan Insulin. Tidak semua pasien Diabetes Mellitus membutuhkan Insulin. Ada beberapa kondisi yang membuat pasien perlu melakukan suntik Insulin.
Penggunaan Insulin digunakan pada keadaan :
1. HbA1c saat diperiksa 7.5?n sudah menggunakan satu atau dua obat anti Diabetes Mellitus.
2. HbA1c saat diperiksa > 9%.
3. Penurunan berat badan yang cepat.
4. Hiperglikemia berat yang disertai Ketosis.
5. Krisis Hiperglikemia
6. Gagal dengan kombinasi OHO (Obat Hipoglikemik Oral) dosis optimal.
7. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke).
8. Kehamilan dengan Diabetes Mellitus/Diabetes Mellitus Gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan.
9. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
10. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO.
11. Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi.
Jenis dan lama kerja Insulin
Berdasarkan lama kerja, Insulin terbagi menjadi 6 jenis :
1. Insulin kerja cepat (Rapid-Acting Insulin) adalah jenis suntik Insulin yang bisa menurunkan kadar gula darah dalam waktu cepat dan lama kerjanya 3-5 jam. Insulin jenis ini digunakan 10-15 menit sebelum makan. Contohnya : Humalog, Novorapid.
2. Insulin kerja pendek (Short-Acting Insulin) adalah jenis suntik insulin yang bisa menurunkan kadar gula darah dalam waktu cepat, namun tak secepat Insulin Rapid Acting dan lama kerjanya 4-5 jam. Insulin jenis ini digunakan 30 menit sebelum makan. Contohnya : Humulin R.
3. Insulin kerja menengah (Intermediate-Acting Insulin) menengah adalah jenis Insulin yang bisa menurunkan kadar gulah darah dengan lama kerja 8 - 12 jam. Insulin jenis ini digunakan 1 kali sehari dalam waktu yang sama dan teratur. Contohnya : NPH, Humulin N.
4. Insulin kerja panjang (Long-Acting Insulin) adalah jenis Insulin kerja panjang yang dapat melakukan kontrol gula darah hingga 12-24 jam. Insulin jenis ini digunakan 1 kali sehari pada malam hari. Contohnya : Lantus, Determir, Levemir.
5. Insulin kerja ultra panjang (Ultra Long-Acting Insulin) adalah jenis Insulin yang bekerja sangat panjang, tidak mempunyai waktu puncak bisa melakukan kontrol gula darah hingga 36 jam. Contohnya : Degludec.
6. Insulin campuran tetap, adalah insulin dengan kerja pendek dengan menengah dan kerja cepat dengan menengah (Premixed insulin), diberikan 10-30 menit sebelum makan pagi dan makan malam. Dapat melakukan control gula darah selama 10-16 jam. Contohnya : Humalog mix 75/25; Humulin 70/30.
Efek samping
Efek samping terapi insulin :
1. Efek samping utama terapi insulin adalah terjadinya Hipoglikemia.
2. Efek samping yang lain berupa reaksi alergi terhadap Insulin.
Cara penyuntikan insulin
1. Insulin umumnya diberikan dengan suntikan di bawah kulit (Subkutan), dengan arah alat suntik tegak lurus terhadap cubitan permukaan kulit.
2. Pada keadaan khusus diberikan Intramuskular atau Drip.
3. Insulin campuran (Mixed Insulin) merupakan kombinasi antara Insulin kerja pendek dan Insulin kerja menengah, dengan perbandingan dosis yang tertentu, namun bila tidak terdapat sediaan Insulin campuran tersebut atau diperlukan perbandingan dosis yang lain, dapat dilakukan pencampuran sendiri antara kedua jenis Insulin tersebut.
4. Lokasi penyuntikan, cara penyuntikan maupun cara Insulin harus dilakukan dengan benar, demikian pula mengenai rotasi tempat penyuntikkan.
5. Penyuntikan Insulin dengan menggunakan suntik Insulin dan jarumnya sebaiknya hanya dipergunakan sekali, meskipun dapat dipakai 2 - 3 kali oleh pasien Diabetes Mellitus yang sama, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin. Penyuntikan Insulin dengan menggunakan pen, perlu penggantian jarum suntik setiap kali dipakai, meskipun dapat dipakai 2 - 3 kali oleh pasien diabetes yang sama asal sterilitas dapat dijaga.
6. Kesesuaian konsentrasi insulin dalam kemasan (jumlah unit/mL) dengan semprit yang dipakai (jumlah unit/mL semprit) harus diperhatikan, dan dianjurkan memakai konsentrasi yang tetap. Saat ini yang tersedia hanya U100 (artinya 100 unit/mL).
7. Penyuntikan dilakukan pada daerah: perut sekitar pusat sampai ke samping, kedua lengan atas bagian luar (bukan daerah Deltoid), kedua paha bagian samping luar.
8. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penyimpanan insulin yaitu :
a. Jika insulin sudah dibuka? dapat disimpan pada suhu ruang (25-30°C) yang terlindung dari Cahaya matahari dapat digunakan 30 hari sejak insulin tersebut dibuka, maupun kulkas (2-8°C) selama 2 bulan. Akan tetapi insulin yang sudah dibuka sebaiknya disimpan pada suhu ruang untuk mengurangi nyeri ketika penyuntikan insulin.
b. Insulin yang belum dibuka dapat disimpan pada suhu kulkas (2-8 °C) hingga tanggal kadaluarsanya maupun suhu ruang (25-30 °C) selama 28 hari.
Referensi :
Pramita Zenia. 2013. Efektivitas Edukasi Terapi Insulin terhadap Pengetahuan dan Perbaikan Glikemik Pasien Diabetes Mellitus. Departemen Farmasi Klinik, Universitas Surabaya. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2 Nomor 4.
Simamora Sarmalina, dkk. 2021. Peduli Penggunaan Insulin (Care for Use of Insulin). Prodi DIII Farmasi Poltekkes Palembang. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 5 Nomer 3.