Rabu, 20 Juli 2022 10:48 WIB

Peran Metode Fat Saturation Pada Pembobotan T1wicontrast Enhancement Pemeriksan MRI Lumbal Dengan Pasien Low Back Pain (LBP)

Responsive image
2112
YUSTINA PARAN SUBEKTI, S.ST - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan salahsatu modalitas penunjangmedis yang digunakan dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit. MRI mampu menghasilkan citra high resolution terhadap jaringan lunakdan mampu menampilkan berbagai potongan (sagital, axial, coronal dan oblique) menggunakan medan magnet berkekuatan tinggi dan resonansi inti atom hidrogen (Kartawiguna, 2015).

Salah satu MRI yang paling umum dilakukan adalah MRI lumbal. Lumbal merupakan bagian dari colum navertebrae yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran ruasnya lebih besar dibandingkan dengan ruascervical maupun thoracal. Procesuss pinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil. Procesus transversusnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbosakral (Pearce,2018). Salah satu kelainan yang sering terjadi pada vertebrae lumbal adalah nyeri punggung bawah (Panduwinata, 2014).

Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah selama lebih dari 3 bulan. Nyeri dapat berupa nyeri lokal, nyeri radikular ataupun keduanya.Nyeri terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah, yaitu didaerah lumbal atau lumbosakral dan sering menjalar ke tungkai (Panduwinata, 2014).

Menurut (Moeller, 2010), menyebutkan bahwa sekuen yang digunakan untuk pemeriksaan MRI lumbal adalah sagital T2 TSE, sagital PD TSE atau sagital T1 TSE, axial PD TSE atau GRE/TSE, coronal T2 TSE. Jika klinis trauma dengan suspek fraktur maka sekuennya adalah sagital STIR atau T2 TSE Fat Sat, sagital T1 TSE, axial T2 GRE/TSE, coronal T2 TSE ditambah T1 TSE dan axial T1 TSE apabila pemeriksaan tersebut menggunakan media kontras.

Pemeriksaan MRI lumbal yang memerlukan media kontras digunakan untuk memperjelas kelainan pada lumbal. Tujuan penggunaan media kontrasintravena adalah untuk meningkatkan visualisasi struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medis. Pemakaian media kontras juga dapat membantu dalam membedakan metastasis dengan degenerasi sumsum tulang dimana gambar anini tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan yang lain. Penambahan media kontras juga biasanya digunakan untuk melihat lesi dengan intensitas sinyal yang tinggi seperti tumor yang mengalami enhancement karena berada di sekitar jaringan lemak yang telah disupresi (Bontrager, 2001).

Menurut protocol CT Scan dan MRI (Wijokongko, S, dkk. 2016), untuk mensupresi sinyal lemak terutama dalam pemeriksaan MRI lumbal dengan kontras, menggunakan T1WI fat saturation. Teknik fat saturation akan menghasilkan image dengan fat berwarna gelap.

Fat saturation adalah teknik penekanan lemak dengan cara menerapkan pulsa RF yang memiliki frekuensi resonansi sama dengan resonansi lemak, kemudian dengan adanya gradient spoiler maka sinyal lemak mengalami penekanan, sehingga lemak tampak hypointense. Fat saturation digunakan terutama didaerah yang mengalami peningkatan atau penumpukan lemak secara progresif. Metode ini dapat digunakan pada semua sekuen MR, seperti T1WI, T2WI, dan PDWI (Fat Sat-T1WI, Fat Sat-T2WI, Fat

Sat-PDWI). Keuntungan dari fat saturation adalah baik digunakan untuk meningkatkan kontras pada jaringan pada T1-Weighted terutama karak teristik jaringan pada area yang mengandung banyak lemak (Grande et al., 2014). Fat saturation memungkinkan untuk visualisasi yang lebih baik dari pada anatomi yang kecil (Wu et al., 2012).

Menurut penelitian (Kang, R. U, 2012), penggunaan T1WI Contrast Enhancement fat saturation dapat menunjukkan peningkatan jaringan lunak perifacetal dan dapat menunjukkan berbagai macam kelainan yang menyebabkan LBP.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai metode fatsaturation pada pembobotan T1WI contrats enhancement pencitraan MRI lumbal dengan pasien LBP.

 

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Literature Review yang bertujuan untuk menjelaskan prosedur pemeriksaan MRI lumbal dengan menggunakan pembobotan T1WI contrast enhancement metode fat saturation pada pasien LBP dan untuk menjelaskan peran metode fat saturation pada pembobotan T1WI contrast enhancement pemeriksaan MRI lumbal dengan pasien LBP.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung dilapangan. Akan tetapi, data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-penelititerdahulu.

Sumber utama penelitian ini adalah 4 jurnal yang peneliti temukan yang membahas mengenai peran metode fat saturation pada pembobotan T1WI Contrast Enhancement pemeriksaan MRI lumbal dengan pasien low back pain (LBP).

Dalam penelitian ini dilakukan pencarian jurnal penelitian yang berhubungan dan sesuai dengan kriteria pada mesin pencari jurnal, selanjutnya dilakukan penyaringan sesuai kriteria dan sesuai dengan topik, sehingga jurnal yang sesuai kriteria dan layak digunakan berjumlah 4 jurnal. Setelah mengumpulkan seluruh bahan yang dibutuhkan, selanjutnya akan dikaji dan dibahas untuk mendapatkan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis melakukan pencarian jurnal dengan menggunakan beberapa kata kunci yang sesuai topi kpenelitian. Kemudian berdasarkan latar belakang masalah, didapat beberapa jurnal yang memenuhi criteria untuk menjawab rumusan masalah. Dari keempat jurnal literature tersebut kemudian dikaji lebih lanjut sebagai bahan diskusi. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas dari keempat jurnal literature yang sesuai dengan rumusan masalah.

Menurut (Hilal et al., 2013), Fat saturation adalah teknik penekan lemak yang merupakan bagian dari fat suppression. Fat saturation direkomendasikan untuk menekan lemak dan akuisisinya dapat dibuktikan pada gambaran enhance marrow media kontras. Berikut ini merupakan hasil MRI lumbal pada pembobotan T2WI sagital dan T1WI CE fat saturation :

<!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

<!--[if gte vml 1]><![endif]-->

Hasil gambar MRI lumbal pembobotan T2WI sagital dan pembobotan T1WI CE fat saturation sagital menunjukkan sinyal sumsum tulang abnormal karena metastasis. Pada gambar T2WI sagital tidak dapat terlihat jelas karena tidak adanya gambar tambahan. Lesi ini mudah ditunjukkan pada gambar T1WI CE fat saturation.

Keakuratan pencitraan protocol terbatas untuk menunjukkan NRC dihitung dengan membandingkannya dengan protokol MRI lumbal rutin. Sebanyak 69 dari 109 pasien yang diteliti dengan protocol terbatas dapat menunjukkan NRC, 10 pasien yang tidak terkait dengan NRC seperti patah tulang, metastasis, neurofibromatosis dan infeksi hanya dapat ditunjukkan dengan menggunakan pembobotan T1WI CE fat saturation. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan pencitraan tambahan seperti T1WI CE fat saturation dapat memberikan informasi yang lebih terkait dengan kasus LBP.

Menurut (Kang, R. U, 2012), Spondilolistesis degeneratif  lumbar merupakan penyebab utama stenosiscanal tulang belakang dan sering dikaitkan dengan nyeri punggung bawah. Pencitraan MRI sangat penting untuk mendiagnosis pasien yang memiliki ketidakstabilan pada tulang belakang. Penggunaan pembobotan T1WI CE fat saturation dapat menampilkan perubahan inflamasi jaringan lunak dan sangat baik dalam menampilkan patologi. Dibawah ini merupakan hasil dari MRI lumbal pada pembobotan T1WI CE fat saturation :

Hasil MRI lumbal pada gambar 4.2 pada pasien diatas umur 30 tahun menunjukkan Grade 4 pada jaringan lunak perifacetal, peningkatan yang tidak teratur disekitar articular process dan lamina dengan ekstensi disekitar processus spinosus.

Pembobotan T1WI CE fat saturation dapat menunjukkan peningkatan jaringan lunak perifacetal dalam presentasi yang cukup besar dari penyakit degeneratif lumbal. Hasil ini juga menyatakan bahwa peningkatan perifacetal dikaitkan dengan ketidakstabilan pada lumbal.

Menurut (Vendhan et al., 2014), Magnetic Resonance Imaging (MRI) telah muncul sebagai modalitas pencitraan yang paling sensitif untuk mendeteksi artritis inflamasi dan untuk membedakan antara peradangan akut dan kronis. Dibawah ini merupakan hasil hasil dari MRI lumbal pembobotan T1WI CE fat saturation dan STIR :

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

Hasil MRI lumbal pada gambar 3 menunjukkan 4 pasien yang berbeda dengan tingkat sinovitisapofisis. Pada gambar (A) sendi apofisis normal, (B) peningkatan abnormal (panah) terbatas didalam kapsul sendi apofisis yang menunjukkan sinovitis grade 1, (C) sinovitis grade 2 dengan peningkatan sinovial intraarticular dan sinyal tinggi periarticular ditunjukkan oleh panah, (D) peningkatan sinovial dan edema tulang dari articular process inferior ditunjukkan oleh panah menunjukkan sinovitis grade 3.

1 Perbandingan dari Apophyseal joint synovitis pada gambarSTIR danT1WIcontrastenhancement fatsaturation

 Grade ofApopysealSynovitis

ApopysealSynovitis padaSTIR

Apopysealsynovitis padaT1WI contrast

enhancement fatsaturation

Grade1(n=8)

Grade2(n=8)

Grade3(n=8)

13(1/8)

38(3/8)

50(2/4)

100(8/8)

100(8/8)

100(4/4)

 

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada 20 dari 22 kasus hanya dapat dievaluasi dengan pencitraan medik kontras, dan 14 (70%) dari 20 kasus perubahan inflamasi hanya dapat divisualisasikan pada gambar dengan menggunakan media kontras dan tidak terlihat pada gambar STIR. Pengamatan ini menunjukkan bahwa penyakit radang tulang belakang yang menyebabkan nyeri punggung pada pasien terkait ERA. Dan pencitraan T1WI CE fat saturation harus secara rutin digunakan sebagai bagian dari protokol MRI untuk pasien ini.

Menurut (D’Aprile et al., 2018), MRI memainkan peran penting dalam identifikasi fenomena degenerative sendi facet tulang belakang. Pembobotan T1WI CE fat saturation meningkatkan kinerja diagnostic pemeriksaan MRI lumbal pada kasus LBP. Berikut ini merupakan hasil MRI lumbal pembobotan T2WI fat saturation dan T1WI CE fat saturation :

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

Hasil MRI lumbal pada gambar 5 menunjukkan pasien yang berbeda, pada gambar (A) pasien dengan LBP kronis, peningkaran kontras pada endplate dan tulang sub condral cancellous, menunjukkan tahap inflamasi aktif dan degeneratif, (B) pasien dengan LBP yang disebabkan oleh anterolitesis ringan pada L4-L5. Hasil dari pengamatan ini menyimpulkan bahwa protokol MRI lumbal standard tanpa teknik penekanan lemak dan media kontras pada pasien LBP tidakselalumemungkinkanidentifikasietiologinyeri dengan jelas. Mengintegrasikan pencitraan MRI pembobotan T2WI fat saturation dan jikadiinjeksi media kontras pada T1WI fat saturation meningkatkansensitivitasdiagnostik pada pasien LBP.

Prosedur pemeriksaan MRI lumbal dengan menggunakan metode fat saturation pembobotan T1WI CE pada kasus Low Back Pain (LBP)

Prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk MRI lumbal pada kasus LBP tidak terlalu detail dicantumkan pada jurnal literature yang sesuai dengan rumusan masalah. Menurut (Moeller, 2010), persiapan pasien MRI lumbal meliputi :memberikan instruksi kepada pasien untuk melepas semua barang yang mengandung logam, sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu, berikan penjelasan kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, pastikan bahwa pasien telah memahami dan mengisi kuesioner (dengan referensikhusus untuk benda-benda metalik terutama alat pacu jantung).

Positioning pasien juga tidak dijelaskan secara rinci pada keempat artikel jurnal. Posisipasien Menurut westbrook, 2014 yaitu pasien supine diatas meja pemeriksaan, memakai spine coil (memposisikan coil setinggi processusxypoideus sampai sacrum), jika perlu kedua kaki diberi bantalan, kedua tangan disamping tubuh, berikan tombol emergency.

Sekuens rutin MRI lumbal yang digunakan menurut westbrook 2014 yaitu T1 SE/ FSE T2* coherent GRE sagital, T1 SE / FSE sagital, T2 SE / FSE T2* GRE sagital, T1 / T2 SE / FSE atau coherent T2* coherent GRE sagital, T1 / T2 SE / FSE atau T2* coherent GRE axial atau oblique, sekuens tambahan T1 SE / FSE sagital / axial dengan kontras. Sekuens MRI lumbal rutin menurut moeller, 2010 yaitu sagital T2 TSE, sagital PD TSE atau sagital T1 TSE, axial PD TSE atau GRE / TSE, coronal T2 TSE. Sekuens tambahan T2 TSE sagital, axial T2 GRE / TSE, T1 SE / FSE fat saturation (pre atau post contrast). Penambahan fat saturation bertujuan untuk mengurangi gambaran lemak yang terlalu terang karena metode fat saturation akan menghasilkan image dengan fat berwarna gelap. Pada keempat artikel jurnal yang telah didapatkan menggunakan pembobotan T1WI contrast Enhancement fat saturation sebagai protocol tambahan. Kesimpulan dariteori yang ada dibuku dan dari keempat jurnal yang dijadikan literature dapat disimpulkan bahwa dapat menambahkan pembobotan T1WI contrast enhancement fat saturation dengan tujuan untuk menunjukkan berbagai macam kelainan penyebab low back pain (LBP).

Fat saturation merupakan bagian dari fat suppression yang digunakan dalam pencitraan musculoskeletal terutama pada pemeriksaan MRI lumbal. Pada pembobotan T2WI fat saturation untuk melihat patologi sedangkan pembobotan T1WI untuk melihat anatomi, penggunaan media kontras pada pembobotan T1WI fat saturation yaituuntukmemperjelaskelainan pada lumbal karena dengan menggunakan media kontras dapat membantu dalam membedakan antara metastasis dengan degenerasi sumsum tulang belakang. Dari keempat jurnal yang penulis gunakan memiliki hasil yang kurang lebih sama yaitu berbagai macam kelainan yang menyebabkan LBP tampak lebih jelas dengan menggunakan pembobotan T1WI CE fat saturation.

 

Peran metode fat saturation pada pembobotan T1WI CE pemeriksaan MRI lumbaldengankasus LBP.

Hasil yang sejalan ditunjukkan pada hasil artikel jurnal secara keseluruhan menyebutkan bahwa pembobotan T1WI CE fat saturation pada pemeriksaan MRI lumbal secara signifikan dapat berpengaruh dalam menentukan diagnose penyebab LBP dan menjadi sangat penting untuk menghasilkan pencitraan untuk menilai dan mengevaluasi penyebab LBP. Pembobotan T1WI CE fat saturation dapat meningkatkan sensitivitas dengan baik untuk menilai perubahan degeneratifawal pada tulang belakang sehingga dapat memberikan pengobatan apa yang akan diberikan.

Artikel jurnal pertama yang membahas tentang penelitian untuk mengevaluasi Nerve root compression (NRC) dengan membandingkan protokol MRI terbatas dan protokol MRI lumbal rutin dengan penambahan pembobotan T1WI CE fat saturation, menyatakan bahwa pembobotan T1WI CE fat saturation dapat menunjukkan adanya NRC. Dan pembobotan T1WI CE fat saturation juga dapat menunjukkan penyebab lain seperti metastasis, neurofibromatosis, infeksi dan colabs pada lumbal yang sulit ditunjukkan oleh protocol terbatas dan protocol rutin MRI lumbal. Artikel jurnal kedua yang membahas tentang pemeriksaan MRI lumbal pada kasus LBP dengan menggunakan pembobotan T1WI CE fat saturation. Pembobotan T1WI CE fat saturation mempunyai keunggulan dalam menunjukkan peningkatan jaringan lunak perifacetal, spondilolistesis degeneratif penyebab LBP dan juga dapat menunjukkan adanya osteoarthritis. Artikel jurnal ketiga yang membahas tentang penelitian retrospektif pada kasus ERA yang menyebabkan LBP dengan menggunakan sekuen STIR dan T1WI CE fat saturation. Pembobotan T1WI CE fat saturation mempunyai keunggulan dalam mengevaluasi apophyseal joint synovitis, dan dapat mendeteksi kasus sakroilitis dini pada anak-anak. Artikel jurnal keempat yang membahas tentang penelitian yang dilakukan pada pasien LBP dengan menggunakan pembobotan T2WI fat saturation dan T1WI CE fat saturation, keunggulan dari pembobotan T1WI CE fat saturation dapat menunjukkan perubahan degeneratifinflamasi pada ligamen interspinous, dapat mengevaluasilesi dengan baik dan juga menunjukkan peningkatan sumsum tulang belakang.

 

KESIMPULAN

Pemeriksaan MRI lumbal dengan kasus LBP tidak memiliki persiapan khusus untuk pasien, yang paling utama adalah penggunaan pembobotan T1WI CE fat saturation sangat dianjurkan untuk menegakkan diagnosa terutama pada berbagai macam penyebab LBP. Serta disaat proses pemeriksaan berlangsung pasien diposisikan senyaman mungkin.

Pembobotan T1WI CE fat saturation pada pemeriksaan MRI lumbal memiliki peran yang sangat penting. Pada dasarnya pembobotan T1WI CE fat saturation digunakan untuk mengevaluasi penyakit ketika terdapat patologi akan terjadi peningkatan sinyal pada MRI lumbal pembobotan T1WI CE fat saturation. Pada kelompok jurnal yang menggunakan pembobotan T1WI CE fat saturation, hasil yang didapatkan adalah dapat menunjukkan kelainan yang menyebabkan LBP dengan baik. Selain itu, pembobotan T1WI CE fat saturation juga dapat mendeteksi awal dari penyebab LBP. Dengan menggunakan pembobotan T1WI CE fat saturation, kelainan yang menyebabkan LBP juga dapat ditentukan tingkatannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Bontrager,K..(2001).TextBookOfRadiographicPositioningandReleated Anatomy(FifthEdit).MosbyInc.

Cameron,I.(2015).TechniquesofFatSuppression.Ismrm,1–7.

D’Aprile, P., Nasuto, M., Tarantino, A., Cornacchia, S., Guglielmi, G., &RandyJinkins,J.(2018).MagneticResonanceImagingindegenerative disease of the lumbar spine: Fat Saturation techniqueand contrastmedium.ActaBiomedica,89.

Elmouglu, Muhammad.Celik,A.(2012).MRI HandbookMRPhysics,PatientPositioning,andProtocols.NewYork?:SpringerScience.

Grande,F.Del,Santini,F.,Herzka,D.A.,Aro,M.R.,Dean,C.W.,Gold,

G. E., & Carrino, J. A. (2014). Fat-suppression techniques for 3-TMR imaging of the musculoskeletal system. Radiographics, 34(1),217–233.

Guerini, H., Omoumi, P., Guichoux, F., Vuillemin, V., Morvan, G., Zins,M., Thevenin, F., &Drape,J.L.(2015).FatSuppression withDixonTechniquesinMusculoskeletalMagneticResonanceImaging:APictorialReview.SeminarsinMusculoskeletalRadiology.

Hilal, K., Sajjad, Z., Sayani, R., & Khan, D. (2013). Utility of limitedprotocol magnetic resonance imaging lumbar spine for nerve rootcompressioninadevelopingcountry,isitaccurateandcosteffective?AsianSpineJournal,7.

Kang, R. U, L. H. Y. (2012). Perifacetal Soft Tissue Enhancement onLumbar Spinal MR Imaging: Significance and Relation to SignalInstability.ElctronicPresentation OnlineSystem.

Kartawiguna,D.  (2015).  Tomografi  Resonansi  Magnetik  Inti.  In

InternationalJournalofPhysiology (Vol.6,Issue1).

Moeller,T.B.(2010).NoTitle(2ndeditio).GeorgThiemeVerlag.

NetterH,F.(2014).Netter’sAnatomyColoringBook(J.F. Kennedy(ed.);2nded.).Saunders Elsevier.

Panduwinata,W.(2014).Peranan MagneticResonanceImagingdalamDiagnosisNyeriPunggungBawahKronik.

PearceC.Evelyn.(2018).AnatomidanFisiologi untukParamedis(YuniarFitri (ed.)).PTGramediaPustaka Utama.

Peloza,J.(2017).LowerBackPainSymptoms,DiagnosisandTreatment.

Lower-Back-Pain-Symptoms-DiagnosisDan-Reatment.

Ribeiro, M. M., Rumor, L., Oliveira, M., O’Neill, J. G., & Maurício, J. C.(2013).STIR,SPIRandSPAIRtechniquesinmagneticresonanceof the breast: A comparative study. Journal of Biomedical ScienceandEngineering.

Snell, R. S. (2011). Clinical Anatomy by Systems (S. S. Teddy kurniawan(ed.)). PenerbitBukuKedokteran.

Vendhan,K.,Sen,D.,Fisher,C., Ioannou,Y.,&Hall-Craggs,M.A.(2014). Inflammatory changes of the lumbar spine in children andadolescentswithenthesitis-relatedarthritis:Magneticresonanceimagingfindings.ArthritisCareandResearch,66.

Westbrook,C.(2014).HANDBOOKOFMRITECHNIQUEFOURTH

EDITION.John Wiley&SonsLtd.

Westbrook,C.,Roth,C.K.,&Talbot,J.(2011).MRIinPractices[CatherineWestbrook,4thEd.].

Westbrook, C., & Talbot John. (2019). MRI IN PRACTICE. John Wiley &SonsLtd.

Wu, J., Lu, L.-Q., Gu, J.-P., & Yin, X.-D. (2012). The Application of Fat-Suppression MR Pulse Sequence in the Diagnosis of Bone-JointDisease.InternationalJournalofMedicalPhysics,ClinicalEngineeringand Radiation Oncology,01(03),88–94.